Chapter 24

27 3 0
                                    

Icha bergegas ke Randy dan wanita itu.

"Kak Randy tega!" Kata Icha lalu langsung menampar Randy

"Bravo!" Wanita itu bertepuk tangan dan ternyata orang itu adalah Shalsa

"Kak Shalsa? Kak Randy?" Kata Icha dengan emosi

"What's wrong baby?" Kata Shalsa sambil menepuk pipi Icha pelan

"Kenapa kalian ngelakuin ini?!" Icha berteriak sambil memegang kepalanya frustasi

"Karena Rio!" Kata Shalsa sementara Randy hanya mematung

"Rio, Rio, Rio lagi biang masalahnya!" Icha berteriak kepada keduanya dengan sangat emosional

"Kenapa kak Randy diem?! Apa setelah aku anggap kak Randy seperti kakakku sendiri, kak Randy ngelakuin ini?!" Icha lagi-lagi berteriak ke Randy

Randy tetap diam tak berkata-kata

"Tanya sama kakak lo! Ini semua karena Rio!" Shalsa balik membentak Icha

"Lo!" Icha hampir menampar Shalsa namun Randy menahannya

"Kenapa kamu kasar begini?!" Bentak Randy sambil menghempaskan tangan Icha

"Kasar?!" Kali ini nada bicara Icha melemah dengan cucuran air matanya

"O...ke aku yang jahat! Aku jahat karena aku tidak membiarkan kalian menyakitiku sesuka hati! Aku jahat karena aku tidak ingin disakiti! Aku jahat karena aku ingin bahagia!" Nada bicara Icha masih lemah namun begitu penuh makna untuk mencurahkan secuil apa yang ada dipikirannya saat ini

"Kenapa diam? Aku benar bukan?" Kata Icha lagi dan nada bicaranya masih sama

Namun, Randy hanya mematung tak mengatakan apa-apa lagi begitu pula Shalsa

"Aku gak nyangka kak Randy tega!" Kata Icha lalu berlari meninggalkan Shalsa dan Randy

~~~~~~~

"Kamu sudah dapat kabar dari Icha?" Tanya Ibu Clara

"Belum mi" Kata Rio dengan sangat cemas

"Ini semua salah papi gak bisa ngejaga anak papi" Kata Pak Bayu

"Udahlah pi jangan gitu dong" Kata Ibu Clara

"Bapak juga, kok gak nungguin Icha sih!" Rio marah kepada supirnya karena membiarkan Icha sendirian

"Maaf den Rio" Kata supirnya

"Udah gak ada gunanya berdebat Rio" Ibu Clara menenangkan Rio

"Udah cukup aku sabar mi! Aku harus ke rumah Randy! Aku yakin ini semua karena dia! Setelah ke rumah Randy Icha langsung gak ada kabar sampai malam kayak gini!" Rio tidak bisa menahan amarahnya lagi

"Tapi, kalo kamu ke sana kamu bakal berantem" Kata Ibu Clara

"Tapi mi, adik aku kesayangan aku lagi gak ada kabar malem-malem gini dan aku cuma bisa diem aja? Gak mungkin mi" Kali ini Rio benar-benar ngotot untuk menemui Randy

"Mami ini ibunya Icha Rio, mami juga khawatir banget sama Icha! Dan liat papi, dia juga khawatir dengan Icha! Lebih baik kamu telepon dulu" Kata Ibu Clara

"Kan udah dari tadi mi diteleponin tapi gak aktif" Kata Rio

"Telepon Randy maksud mami!" Kata Ibu Clara lalu menatap tajam ke arah Rio

"Eh Randy yaa mi, aku kirain Icha" Kata Rio lalu cengengesan

"Lemot!" Kata Ibu Clara

"Lagi emosi mi jadi yaa kayak gini deh" Kata Rio sambil cengengesan lagi

"Telepon gih!" Titah Ibu Clara

"Randy, Icha--" Kata Rio via telepon namun terpotong

"Salam dulu Rio!" Kata Ibu Clara sambil menatap tajam ke arahnya lagi

"Assalamu alaikum, Randy Icha masih di situ gak?" Ulang Rio

"Waalaikum salam, Eh Rio ku tersayang"

"Shal...sa?"

"Eh tau banget deh kayaknya dengan suara aku"

"Kenapa lo yang ngangkat telepon Randy?"

"Tenang dong sayang jangan ngebentak gitu ih. Aku lagi di rumah Randy"

"Serah lo deh! Icha ada di situ gak?!"

"Tadi ada, tapi udah pulang. Dia cepet banget kok tadi pulangnya. Dia dateng cuma marah-marah terus nangis dan pergi deh"

"Apa?!"

"Iya sayang"

"Berhenti manggil gue sayang! Sekarang di mana Icha?!"

"Yaa mana aku tahu, gak penting juga sih yaa"

Rio langsung mematikan handphonenya dan bergegas mengambil kunci mobilnya untuk mencari Icha

"Mami ikut!" Kata Ibu Clara

"Gak usah mi, mami tunggu di rumah aja" Kata Rio

"Mami khawatir sama anak mami! Pokoknya ini perintah!" Kata Ibu Clara

"Papi juga ikut!" Kata Pak Bayu tiba-tiba

"Yaudah deh" Kata Rio dan mereka bergegas menuju ke mobilnya

~~
"Kita harus nyari ke mana?" Tanya Pak Bayu

"Kita harus ke rumah Randy!" Kata Rio lalu melajukan mobilnya

Percayalah, ngetik ini susah apalagi dalam kondisi hp

Next kuy

Voment, Voment, Voment, yu huu!

The Perfect AmnesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang