Tokk..
Tok..
Tok..Langkah kaki itu terdengar sangat pelan dan lambat. Semua siswa/i kelas 11 IPA menunggu sosok yang akan mendatangi kelas mereka.
Luna menengadahkan kepalanya di atas meja, dy merasa jengah dengan keadaan kelas ini.
Luna mengambil buku berwarna krem yang sudah usang, bertuliskan "Aluna". Dy mulai menulis apa saja yg ia jumpai hari ini.Tanpa sepengetahuan luna, seorang laki laki tengah memperhatikannya dari meja paling belakang, seulas senyum terlihat di wajahnya.
"Doorrr" teriak kevin tepat di samping telinga bara.
Dahi nya berkerut, manandakan dirinya mulai marah.
"kamu mengganggu ku" katanya dengan ketus.
"Kau yang merusak pemandangan, kau mau aku ambilkan cermin ? Lihat wajahmu, kau memperhatikan luna seperti orang distabilitas" kevin mendudukan tubuh nya di samping bara."Hei, bara ayo kita masuk ke club berkuda itu. Sepertinya sangat menyenangkan. Bukannya luna juga masuk ke club itu?"
"Aku tidak berminat, kau saja."
Kevin memukul lengan atas bara dengan pelan.
"Kau tidak berminat, atau kau phobia dengan kuda"
"aku..aku.."
Belum sempat bara melanjutkan kalimatnya, seseorang yang di tunggu oleh teman temannya tiba di kelas.Wajahnya tua, pantas langkahnya sangat lamban. Wanita itu menaikan kacamata nya yang melorot. Matanya mencari sosok yang dy cari.
"Kamu" katanya sambil menunjuk ke salah satu siswi.
'Olive'
Olive, menahan senyum nya ketika seluruh kelas memperhatikannya.
"Kau ikut aku ke ruang BP" perintahnya sambil meninggalkan kelas."Hey, olive. Kau buat onar lagi ? Hah ?" bentak cakka sambil memukul meja.
Tak terima olive di bentak, daniel menendang meja nya kemudian menghampiri cakka.
"Hei, cakka. Jangan seperti itu, kau tidak tau yg sebenarnya"
Cakka menatap daniel dengan sengit, kemudian pandangannya tertuju pada luna
"Kauuuu...kaliannn... Terutama kau luna. kalian semua sampahhh !!!" teriak cakka.
Daniel tak kuasa menahan amarah nya, kemudian dy memukul cakka.Kevin berlari, dan berusaha menahan Cakka. Bara menahan daniel dan membawanya keluar kelas.
"Cukup !!"
Teriakan riani membuat cakka diam tak bergeming.
"Kalian semua kekanak-kanakan!"
Riani keluar kelas, di banting nya pintu kelas. yang kemudian disusul olive.Olive tidak mengejar riani, dy melangkahkan kakinya dengan cepat ke ruangan bimbingan konseling.
"Maaf bu, ada apa ibu memanggil saya" olive menyapa bu Evi dengan berusaha sopan.
"Duduk lah" perintah bu Evi.
Olive mendudukan tubuh nya di kursi, tepat di depan bu Evi.
"tenang lah, aku memanggil mu tidak untuk ku beri hukuman" bu Evi terus menulis, tanpa menatap olive.
"Lalu, ada apa ibu memanggil saya?"
Perasaan olive mulai gusar.***
Jam menunjukkan pukul 4 sore. Luna masih terduduk di Bangkunya, sambil terus menulis.
Kegiatan belajar mengajar, telah selesai. Setelah perkelahian cakka dan daniel. Teman temannya tidak ada yg kembali. Riani mengambil tas bara, kevin, dan daniel, kemudian tidak kembali ke kelas. Sementara olive, belum kembali semenjak di panggil bu Evi.Luna menghentikan kegiatan menulisnya. Pandangannya tertuju pada jendela. 'Hari sudah senja' batinnya.
Luna memasukkan buku dan alat tulis nya ke dalam tas. Kemudian menuju bangku olive, dan kemudian membawakan tasnya.
Langkahnya sangat pelan menelusuri lorong sekolah.Langkahnya terhenti, ketika seseorang memegang bahunya.
"Kau, tidak pantas berada disini!"
Tatapannya sangat tajam pada luna.
Luna tersenyum, sambil menyingkirkan tangan di bahunya.
"aku tidak takut padamu, aku punya tuhan"
"Persetan dengan tuhanmu, sampai ke ujung dunia pun. Kau akan tetap ku kejar."
Seseorang itu meninggalkan luna. Langkahnya dy percepat, semakin cepat dan kini telah hilang.Luna menghembuskan napasnya dengan berat, keringat yang ada di keningnya dy hapus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna
Romance"aku mohon jangan menangis, karna jika aku meneteskan air mata ini, mereka tidak akan perduli, dan tidak ada yang menyeka air mata ini" batin luna. tatapan Bara terlihat datar, dan kaku. dy meneruskan langkah, hingga melewati luna.