Bagian 9

1.2K 72 10
                                    


🌺🌺🌺🌺

Ada yang masih bingung dengan jalan ceritanya ?
Mungkin kalian bisa baca dengan hati kosong agar ceritanya masuk ke dunia kalian.

Awalnya memang aga sulit, tapi aku sengaja buat alur ceritanya kyk gini.

Semoga suka ya,.

hehehe

🌻🌻🌻

Maaf ya klo banyak typo.
Happy reading 💖

_ayyacroft_

***

"Pagi mah" Olive duduk di kursi di samping mamahnya, di meja makan.

Dy kemudian mengusap lembut kepala adik kecilnya dipangkuan mamahnya.

"olive"

"hmmm.."

"Bagaimana ? apa jadi mengambil beasiswa itu"

Olive meminum minumannya agar makanan dimulutnya bisa dy telan dengan cepat.

"tentu" Olive menggenggam tangan hangat mamahnya.

"Mah, percaya sama olive. Olive bisa sukses. Olive akan membangun ekonomi kita kembali. Disana, sambil berkuliah olive akan bekerja dan mengirimkan uang untuk mamah dan adik"

Mamah olive menggelengkan kepalanya
"tidak olive, bukan itu yang mamah khawatirkan. Kamu anak mamah, mamah takut terjadi sesuatu dengan kamu. Mamah takut tidak bisa melihatmu lagi nak"

"Mah, please trust me"

Olive meminum kembali minumannya, dy mengambil ransel nya dan kemudian mencium tangan mamahnya.

"Aku berangkat dulu mah, aku hampir telat. Nanti malam kita bicarakan lagi"

"Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

Olive berjalan aga cepat, jam menunjukkan pukul 06.05. Dy berjanji pada riani untuk datang lebih  awal.

***

Kringgg...kringgg...

Luna meraba nakas di samping tempat tidurnya, matanya masih terpejam.

"Hay luna. Apa kau tidak sekolah. Aku tidak bertemu denganmu hari ini di jalan"

Luna melihat layar handphonenya. Rupanya panggilan dari nadia. Kepalanya sangat berat, dy mengacak-ngacak rambutnya sendiri.

"Sepertinya tidak"

Luna bangun dari tidurnya. Dy berjalan perlahan keluar kamarnya. Melihat ruangan bawah dari balkon depan kamarnya. Suasana rumah sangat sepi.

Rumah bernuansakan putih itu, terlihat sangat mewah. Tapi juga dingin, karna tak terdengar suara penghuninya.

Luna menghembuskan nafas beratnya. Dy mulai merapikan rambut yang tadi dy acak-acak sendiri.

"hey luna. Apa kau tidur lagi. Cepat mandi dan berangkat ke sekolah"

"Tidak. Aku tidak akan sekolah"

Luna menutup panggilan dari nadia dengan malas. Turun ke ruang bawah dan mulai mencari sapu. Dy akan mulai mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan menyapu lantai.

Rumah ini sangat besar, butuh waktu yang cukup lama untuk membersihkannya.

Langkah luna terhenti di depan kamar bekas bu lastri. Dy membuka pintu ruang itu. Semua barang tertata dengan rapi. Masih sama pertama kali dy masuk, saat bu lastri pergi.

AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang