Bagian 5

2.6K 182 19
                                    

Ketika manusia beranjak dewasa, dia akan mengerti apa arti dari sebuah proses. Proses dia menjadi 'seseorang'. Proses dia meninggalkan waktu, proses dia meninggalkan dan melupakan segalanya.

Luna memejamkan matanya, angin berhembus dengan hangat. Rambut sebahunya masih bisa tersapu oleh angin. Mata biru dan wajah pucatnya disinari matahari. Luna menengadahkan tangannya, mencoba meraih matahari dari bayangan sinarnya.

'Tuhan?'

'~Apa itu artinya dia akan membantuku jika aku meminta bantuannya'

Rasa kekecewaan itu, belum juga sirna. Luna akan mencoba melupakannya, dan membiarkan waktu menghapus rasa sakitnya.
Angin lembut seperti tidak mau pergi. Menyentuh wajah pucatnya.
"Seandainya waktu terhenti, aku ingin tidur ditemani senja dan angin"
~luna tersenyum kemudian meninggalkan tempatnya. Dia akan melupakan segala keputusan tersalahnya hari kemarin.

~hari ini pekerjaan rumahnya terlalu menumpuk.

***

"Pagi sayang, muaacchhh"
Bunda maya dengan penuh kehati-hatian mencium kening bara.
"Bunda jangan seperti itu, aku akan ditertawakan oleh daniel dan kevin"
Bara tersenyum masam pada bunda yg kemudian beralih pada daniel dan kevin.

"Lima tahun yg lalu kau bahkan selalu minta ditemani tidur. bara"

Daniel dan kevin berbarengan menertawakan bara.
"Eitss, semua anak akan seperti itu. Kalian juga mungkin seperti bara."
Bunda maya berlalu dan menuangkan susu kegelas mereka masing-masing.

"Mungkin tidak dengan luna"
Kevin terlihat bingung dengan ucapannya.

"Apa maksudmu vin ?"
Bara menaruh sendok yg akan dy gunakan. Daniel pun demikian.

"Hahaha...apa yang ku katakan. Kalian bisa abaikan ini. Sepertinya, aku sudah mulai lapar. Ayo kita makan.
Bunda biar ku bantu, apa ini menu makan pagi masyarakat Aussie ?"

Bara menerka-nerka maksud ucapan kevin. Ada apa dengan luna ?
Ini benar-benar membuat bara gusar. Handphone yang dikembalikan angel, setelah malam diclub itu sampai sekarang pun belum dy on kan.
Dan semakin membuat bara merasa gusar.

***

"Pastikan semua piring dan yang lainnya sudah bersih dan tertata dengan benar luna" kata seorang laki laki paruh baya, kepada luna.

"Baik pak" jawab luna dengan malas.

"Oh iya, jika kau memecahkan sesuatu atau merusak nya, gajimu akan ku potong"

Laki laki itu pergi meninggalkan luna.
"Gajiku sudah kecil, mau kau tambah kecil lagi" batin luna.

Liburan semester ini luna memutuskan untuk bekerja disebuah restoran kecil, gajinya sangat sedikit. Tapi tidak sebanding dengan keringat yang terus mengalir. Baginya ini sangat cukup untuk makan, dan membayar cicilan spp sekolah.

'apa kau pernah membayangkan mempunyai kedua orang tua, tapi seperti tidak'

Itu adalah lamunan luna, ketika melihat beberapa orang yg berisikan sebagai ayah ibu adik dan kaka. Terlebih tawa yg terlihat, semakin membuat luna iri.

"Kemana mereka?"
Tanya nadia membuyarkan lamunan luna.

"Mereka siapa?"

Nadia, menghembuskan nafas beratnya.

"Teman temanmu lah, kemana mereka saat liburan seperti itu. Apa mereka berlibur keluar negri?"

Luna menaikan bahunya, bertanda dia tidak tau.
"Apa kau belum minta maaf pada mereka?"

AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang