Bagian 3

3.9K 247 10
                                    

Haii 💃💃🎉🎊
Aku balik lagi.
Oh iya, aku cuman mau bilang. Kalian jangan salah faham ya.. Luna bukan seorang yg lemah. Dy mungkin memang tidak secerewet atau seceria yg lain. Tapi dy tidak lemah, dan dy punya caranya sendiri untuk menunjukkan dirinya 💄😍

😍🎊🎉💃😊👧

Selamat membaca !
Jangan lupa vote ya...

Kamsamidhaaaa

Sarangheyoooo 💚💚💚

-----------------------------------------------------------

***

Bara merogoh saku kirinya, dy mencari ponselnya.

"Hey, Apa kalian melihat ponsel ku ?"

Dy kemudian merogoh saku kanannya. 'Tidak ada'

"Kau tadi menaruh di mana ?"

Lirik kevin, kemudian memejamkan matanya kembali.

"Entahlah".

***

Bu lastri, menepuk nepuk pelan tangan kiri luna, sambil sedikit bersenandung. Sudah dua jam luna terjaga. Dy kemudian mengelus lembut rambut luna.

"Jangan terluka nak. Karna aku tidak akan ada lagi disampingmu".

Bu lastri kemudian mencium kening luna. Dy mematikan lampu kamar luna, dan meninggalkannya.

Hari ini, adalah hari terakhir bu lastri bekerja. Dy harus pulang ke kampung halamannya. Karna sudah cukup baginya meninggalkan kedua anaknya dan suaminya di kampung. Dy akan memulai usaha untuk membantu ekonomi keluarganya.

Berat baginya meninggalkan luna. Dy tau bagaimana menderitanya luna.
"Ingin sekali aku membawamu pergi nak" batin bu lastri.

Dy tidak akan berpamitan pada luna. Karna jika dy berpamitan, itu akan menambah luka baru bagi luna.

***

Daniel merayap pada nakasnya, matanya masih terpejam. Dy mencari ponselnya.
"ada apa dengan luna ? Dy tidak membalas pesanku" Batinnya.

Daniel membuang ponselnya entah kemana, dia kemudian beranjak dari tempat tidurnya, di ambil handuk nya. Langkah nya menuju kamar mandi.

***

Luna membuka laci nakas nya. Dy mencari 'gunting'.

"Di mana ? Ku rasa, aku menaruhnya di laci ini."

Dy kemudian melangkah kan kaki keluar kamar, menuruni anak tangga dan membuka pintu kamar bu lastri.
Wajahnya berubah datar, dan menjadi dingin.
"Sepertinya dy sudah pergi" luna tersenyum masam.
Dy kemudian membuka laci nakas di kamar bu lastri.
'Ini dia' batinnya.

Luna menutup laci nakas kemudian menutup pintu kamar bu lastri. Dia berlari kecil menuju kamarnya kembali.

Luna, perlahan mulai memotong rambut panjangnya. Sangat perlahan karna dia menginginkan hasil yang bagus. 30 menit yg lalu dia adalah seorang gadis dengan rambut panjang tergerai, dengan poni yang menutupi alisnya, tapi kini dia adalah seorang gadis dengan rambut di atas bahu, poninya kini tak lagi menutupi alisnya.
Luna tersenyum masam, bola matanya yang biru mencerminkan wajahnya yang dingin.

***

"Ini jus alpukat nya non"
Bu asri menaruh gelas berisikan jus alpukat tepat di samping laptop Riani.

AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang