Bagian 4

4.1K 228 12
                                    

Seorang gadis kecil, tengah bersenandung sambil mengayuh ayunannnya. Senandungnya memang tidak terdengar jelas, namun irama nya sangat lembut. Rambutnya yang panjang terbang di sapu angin. Dy tersenyum sambil terus bersenandung.

Ayunannya terhenti, ketika seorang wanita menahannya. Dy tersenyum dan memposisikan dirinya sejajar dengan ayunan gadis kecil itu. Wajahnya sangat cantik, lembut dan hangat. Wanita itu menyentuh wajah gadis kecil itu, dy mulai mengelus dengan penuh ke hati hati an dan lembut.

"Siapa kamu?"
Tanya gadis kecil itu

Bukannya menjawab, wanita itu membawa tubuh gadis kecil ke dalam pelukannya.
'Hangat'

"Apa kamu ibu ku?"
Wanita itu mengelus rambutnya.

"Apa kamu ibu ku ?"

Masih dengan belaian hangat

"Jika kamu bukan ibuku, maka menjauh lah dari ku"

Gadis kecil itu melepas pelukannya. Dia berlari menjauh dari wanita itu.

***

Pagi ini, bara, raka, kevin dan daniel bersiap bergegas untuk berlibur ke rumah orang tua daniel.

Pesawat takeoff 15 menit lagi. Daniel mengetuk ngetukkan jarinya di ponselnya. Pikirannya terlihat gusar. Pikirannya tertuju pada ponselnya.
Bara merangkul daniel dan mengklitiki tubuhnya. Sontak membuat daniel tertawa dan melupakan ke gusarannya.

"Hai, ada apa dengan mu ?"
Bara bertanya sambil merangkul daniel kembali.
"Berapa lama kita di Aussie?"
"Tiga minggu"
"Apa itu tidak terlalu lama?"

"Ada apa denganmu Niel, kita akan menghabiskan liburan tahun ini"
Kevin datang dan menimbrung pembicaraan mereka.

Daniel kembali berkutat dengan kegusarannya. Wajahnya terlihat gelisah. Bara menaikan sebelah alisnya. Bertanda bingung dengan daniel.

"kita akan bersenang-senang, orang tuamu dan kevin akan menyusul"
Bara menepuk bahu daniel, dia berusaha menenangkan kegusarannya. Bara memang tidak mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh sahabatnya itu, sebisa mungkin dia akan membantu daniel melupakannya.

***

"Bagaimana menurutmu?"
Bu evi menaikan kacamatanya yang melorot.
"Dia bukan murid yang baik"
Seseorang di depannya mengambil cangkir kopinya.
"Jangan seperti itu, orang orang akan salah faham. Dia anak yang baik, dan dia juga berprestasi."
"Bagaimana jika murid yang lain saja, Sayang sekali jika kesempatan itu di berikan padanya"
"Tapi luna menginginkan dia"
Bu evi juga mengambil cangkir kopinya.
"Ada apa dengan anak itu ? Aku selalu penasaran dengannya dan tidak mengerti pola fikirnya"

"Merpati putih"
Bu marlin, melihat bingung bu evi
"Merpati putih ?"
"Iya, dia seperti merpati putih. Dia akan terus mengorbankan dirinya untuk orang orang yang dia cintai sampai dia kehabisan tanaga untuk mengorbankannya"
Bu evi tersenyum, dia menaruh cangkir kopinya.

'Aluna'

Bu evi, Bangun dari duduknya. Langkahnya lambat dan pergi meninggalkan bu marlin.

***

Matahari seakan malu untuk menampakkan dirinya. hembusan angin yang terasa dingin menunjukkan, mungkin akan turun hujan. Olive mengambil plastik sampah didepan rumahnya. Dia akan membawanya ke tempat pembuangan sampah yang hanya berjarak 10 meter dari rumahnya. Dia mencuci tangannya, berharap bakteri sampah di tangannya hilang. Olive mengambil sepatu putihnya dibawah jendela, pakaiannya rapih dan sangat santai. Pagi ini dia hanya akan berlari kecil dan berjalan-jalan di komplek rumahnya.

AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang