Bagian 8

1.1K 74 9
                                    


Di siang yang cerah, seorang wanita menggenggam erat tangan mungil peri kecilnya. Tersenyum sambil bersenandung kecil.

"Aluna"

"hmmm"

gadis kecil itu menengadahkan kepalanya mencoba melihat seorang wanita yang disebut ibu.

"Aluna. mulai sekarang namamu Aluna."
"bagaimana?  apa kau menyukainya."

"hmmm, aku menyukainya ibu"

"dan mulai sekarang panggil aku "bunda"

Maria mengecup lembut kening kecil aluna.

Aluna tersenyum, dan mulai mengayunkan genggaman tangannya dengan....

Bunda.....

---------------------------------------------------------

Aluna berjalan pelan menelurusi koridor sekolah, menuju kelasnya.
10 menit lagi bel masuk akan berbunyi.

Dy melangkahkan kakinya menuju kursinya, di dalam kelas. Kursi nomor 2 dari belakang. Luna sudah tak lagi duduk di deretan barisan depan. Dy memilih menyingkir, agar temen temannya tak merasa terganggu dengan kehadirannya.

Lusi, terlihat gugup. Dy mencoba mendekati Aluna. Kacamata nya yg melorot dy coba membetulkan.

"hmmm.. hy luna" Lusi duduk di bangku depan luna.
"Hy " balas luna dengan senyuman.

Lusi tersenyum canggung.

"Sebentar lagi kita akan ujian kelulusan. Apa kau sudah menemukan tempat belajar kelompokmu"

"aku belum memikirkannya"

"Ibuku menemukan tempat belajar yang bagus, di sana guru pembimbingnya lulusan Universitas Indonesia dan fasilitasnya sangat nyaman. Mau kah kau menjadi teman belajarku luna?"

Lusi kembali tersenyum canggung.
Aluna membalasnya dengan senyuman, perlahan dy menggenggam tangan lembut lusi. Gadis remaja berkerudung ini tampak baik dan perhatian padanya.

"Terimakasih lusi, seperti nya aku akan belajar sendiri dirumah. Aku akan berusaha keras mengulang dan mengingat kembali pelajaran yang sudah kita pelajari"

"Tapi luna .....
guru pembimbing sangat di butuhkan untuk kelulusan kita nanti. Atauuuuuu .... kau tidak ingin belajar bersamaku"

Aluna menggelengkan kepalanya.
"bukan itu maksudku, aku sangat sibuk. Ah .. bagaimana kalau kita belajar bersama saja di perpustakaan setiap jam istirahat"

"benarkah , aku mau luna"

Lusi bergembira atas usulan luna.

Bel, masuk berbunyi. Terlihat bara dan teman temannya memasuki kelas. Lusi kembali ke tempat duduknya. Aluna tertunduk, dan mencoba menyibukkan diri dengan mempersiapkan buku-bukunya.

Seorang wanita paruh baya memasuki kelas. Dy mulai memperhatikan kelas. Kacamatanya di benarkan, dan mencoba melihat dengan jelas.

"Hey Aluna. Mengapa kau duduk disitu."

Aluna yang tertunduk, mulai menatap Bu Annie. Perhatian tertuju pada luna. Aluna masih terdiam.

"Memangnya kenapa bu? "

Andra selaku ketua kelas, bertanya dengan bingung.

"Aluna cepat kemasi barangmu, dan keluar dari kelas ini. Anak-anak sekarang kalian ambil buku baru kalian masing-masing di perpustakaan"

Seluruh siswa masih terkejut dengan ucapan bu Annie. Bara mengeraskan gigi grahamnya. Kevin, daniel dan riani saling memandang tak percaya. Sementara olive hanya diam mematung.

AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang