Bagian 11

1.4K 51 7
                                    

haiii

perkenalkan aku ayyacroft (bukan nama asli) salam kenal buat kamu yang pembaca baru ceritaku ini. semoga suka ya... hehehe

bdwy, terimakasih untuk masukannya, aku jadi sadar kalau yang namanya membuat suatu karya tulis itu kita harus konsisten. Terimakasih karna sudah memompa semangat ku. mudah-mudahan aku sering upload cepet.

selamat membaca, jangan lupa vote dan komen.

kamsamidha ^_^

***

Aluna menggandeng tangan bara, tangan hangat itu. Luna sangat menyukainya. Senyum ceria luna terpancar diwajahnya, wajah itu merah dan tak bisa berhenti tersenyum. Aluna terus tersenyum, tertawa kecil dan tak lupa sesekali dy menengok dibelakang memastikan bahwa bara masih mengikutinya dan memegang erat tangan bara.

Lagi, Aluna melebarkan senyumnya.

"Apa kau sesenang itu ?"

"hmmmm"

Aluna masih tersenyum, dan membiarkan bara mengikutinya.

"Alih-alih kau sudah tidak ingin bertemu denganku. Kau malah membiarkanku memegang tangan ini. Dan aku menyukainya."

Luna dan bara masih berjalan pelan.

"Kau menyukai tanganku ?"

"hmmm"

Luna semakin erat menggenggam tangan bara.

"Kau ingin membawaku kemana ? ini sudah malam"

Aluna menghentikan langkahnya, bara pun. Luna berbalik dan menatap bara dengan senyumannya.

"Bara"

"iya"

"Aku menyukaimu. Aku sangat menyukaimu. Rasa ini sangat besar."

Aluna membuat lingkaran besar dengan tangannya.

"Lebih besar dari apapun"

Bara tersenyum lembut, dan mengusap lembut pucuk kepala Aluna.

"Bara kau tidak membenciku kan. Meskipun teman teman yang lain membenciku."

Aluna melepaskan genggamannya pada tangan bara, dan sedikit menjauhkan jaraknya dengan bara. Bara menyadarinya.

"Jika suatu hari aku terlihat buruk, dan menyakiti seseorang, aku mohon bertanyalah padaku mengapa aku melakukan itu."

Aluna berjalan mundur perlahan. Jarak bara dan luna semakin jauh.

"Jangan tinggalkan aku bara. Ku mohon"

Dada bara merasa sesak, hatinya sakit dan matanya memerah.

Bara berjalan dan memeluk Luna dengan erat. Apakah sesakit ini, hatinya begitu sakit. Setelah luna memintanya untuk menikahinya, kini dy meminta agar bara tidak meninggalkannya.

Pelukan bara semakin erat, membuat luna sesak.

"Maafkan aku luna"

Bara menangis diam dibalik punggung luna. Air matanya jatuh. Dan terus memeluk luna erat.

'maaf, karna belum bisa mencintaimu tanpa syarat'

Bara melepas pelukannya pada luna. Dan mengatupkan tangannya pada wajah luna. Bara mengecup lembut bibir mungil luna. Yang membuat luna sedikit terkejut.

Dada luna merasa sakit. Yang ada didalam hatinya hanya pertanyaan apakah bara tulus melakukannya.

Bara menatap mata luna, dan mengecup lagi bibir mungil luna.

AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang