Chapter 2 - Kita Bertemu [Lagi]

1.6K 81 7
                                    

Nam Gil merasa cacing di perutnya mulai menggerogoti lambungnya karena kekurangan pasokan makanan, ketika ia sedang sibuk menandatangani berbagai laporan. Waktu sudah menunjukkan pukul satu lewat, jam makan siang hampir berakhir. Kemudian ia menoleh ke arah pintu yang tertutup. Biasanya dari pintu itu akan nongol wajah yang cantik dan ceria, tetapi hari ini tampaknya dia tidak datang. Dengan cepat ditekannya nomor yang sudah dihapal di luar kepala.

Ya, Ga In-ah, mana makan siangku?” semprotnya begitu teleponnya dijawab.

“Maaf, Nam Gil-ah, hari ini aku tidak sempat memasak,” jawab Ga In.

“Kalau begitu, apa kau sudah makan siang? Makan bareng, yuk!” ajak Nam Gil sambil membereskan berkas-berkasnya dan beranjak keluar dari ruangan.

“Tidak bisa hari ini, aku sudah ada janji. Minta temani sekretaris Jang saja.”

Langkah Nam Gil terhenti mendadak, “Janji? Dengan siapa?”

“Teman… eh, itu temanku sudah datang. Aku tutup teleponnya ya.”

Nam Gil bengong sambil memandangi layar handphonenya, kemudian mendengus kesal. Ia melanjutkan perjalanan menuju lobi setelah menyuruh supir menyiapkan mobil. Ia mengendarai mobilnya sendiri ke sebuah restoran yang tak jauh dari kantornya. Namun sebelum masuk, ia melihat Ga In duduk di sudut restoran bersama seorang pria berambut kemerahan dengan style ala boyband. Mereka duduk saling berhadapan sambil tertawa lepas, entah apa yang sedang mereka bicarakan. Pria itu mencomot daging dengan sumpit, lalu menaruhnya ke piring Ga In. Setelah Ga In memakannya, pria itu menyeka bibir Ga In.

Cukup!

Nam Gil membalikkan badannya, tak mau melihat kelanjutan kemesraan mereka. Ia kembali masuk ke mobilnya dan tancap gas, lalu berhenti di taman kota. Ia berjalan berkeliling di taman tanpa tujuan. Ia tak mengerti kenapa ia merasa kesal tanpa alasan saat melihat Ga In bersama orang lain, mengapa Ga In lebih memilih ‘boyband’ yang tampaknya masih muda itu daripada dirinya yang lebih matang dan dewasa.

Cemburukah ia? Mereka memang tidak ada hubungan apa-apa, tetapi Nam Gil sudah tahu sejak dulu kalau persahabatan mereka memang disengaja oleh orang tua mereka, dengan harapan mereka bisa menaikkan derajat dari sahabat menjadi kekasih. Selama ini Nam Gil tidak pernah bergaul dengan wanita lain selain Ga In dan tidak pernah merasakan yang namanya cinta dan pacaran seumur hidupnya. Ia tidak pernah memikirkan hal itu karena orang tuanya pasti sudah mengatur kisah cinta yang terbaik untuknya – dan untuk kelangsungan perusahaan tentunya.

Pada Ga In, ia tidak tahu apakah ada cinta itu. Tidak ada kata “aku cinta padamu” yang keluar dari mulut mereka. Nam Gil hanya merasa nyaman di dekat gadis itu, tetapi apa yang dirasakan oleh Ga In sebenarnya, Nam Gil tidak tahu. Ga In bisa pergi bersama lelaki lain, mungkin karena Ga In tidak mencintainya.

Nam Gil mendengus keras dan menendang kaleng yang tergeletak di dekat kakinya.

“Aduh!!!” jerit seorang gadis yang tidak sengaja tertimpuk kaleng yang ditendangnya tadi.

Gadis itu menoleh dan mendelik tajam sambil mengelus ubun-ubunnya. Nam Gil sedikit gelagapan, tetapi bisa menguasai diri.

Sorry!” ucap Nam Gil sambil melambaikan tangan.

Gadis itu masih melotot dan berjalan mendekatinya, mungkin mau marah-marah. Nam Gil berjalan mundur, lalu mengedipkan sebelah matanya. Gadis itu tiba-tiba berhenti dan bengong. Nam Gil terkekeh sendiri saat berjalan kembali ke mobilnya setelah tebar pesona yang membuat gadis tadi terbengong-bengong.

***

Sekolah Seung Ho mengadakan bazar di taman kota yang dibuka untuk umum dalam rangka menggalang dana untuk amal. Yo Won dan Tae Woong menyempatkan untuk mengunjungi bazar itu sambil menyapa Seung Ho ketika istirahat siang. Saat berkeliling melihat hasil-hasil karya teman-teman Seung Ho, Tae Woong permisi ke toilet sebentar. Masih asyik melihat-lihat, sebuah kaleng kosong nyasar ke kepala Yo Won.

[QSD FF] Destiny's Game✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang