Chapter 12 - Everlasting Love (END)

1.3K 67 13
                                    

Malam itu para dokter dan perawat sibuk lalu lalang di sekitar UGD karena ada pasien korban bunuh diri yang mengalami banyak patah tulang dan gegar otak. Di kursi tunggu, seorang remaja laki-laki yang masih mengenakan seragam sekolah duduk sambil menangis tersedu-sedu.

"Noona... Noona... jangan tinggalkan aku... Hiks... hiks..." isaknya.

Tak jauh dari bangku itu, seorang pria berkacamata memukul-mukul tembok. Ia tak peduli dengan tulang buku-buku jarinya yang menjerit minta berhenti sebelum patah.

"Bodoh! Kau bodoh, Yo Won-ah!" gerutunya sambil terus memukuli tembok yang tak berdosa.

"Hyung..." panggil Seung Ho yang menahan emosi Tae Woong.

Tae Woong merosot ke lantai yang dingin. Matanya menerawang. Ia merasa telah gagal, ia tidak bisa melindungi Yo Won, seperti Kim Yu Shin melindungi Ratu Seon Deok pada kehidupannya di masa lalu. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, Yo Won memanjat besi penyangga jembatan. Tae Woong yang berada di bawah jembatan, berteriak agar Yo Won tidak melakukan hal itu, tetapi terlambat. Yo Won begitu cepat terjun, seketika itu tubuh Tae Woong lemas, tetapi ia menguatkan diri agar bisa membawa Yo Won ke rumah sakit.

Ketika Nam Gil datang, Tae Woong sudah tak mampu berdiri dan menghajarnya seperti biasa. Ia tetap lunglai di atas lantai, tak menjawab segala pertanyaan Nam Gil tentang mengapa hal ini bisa terjadi. Seung Ho yang menjawabnya dengan terbata-bata di tengah isak tangisnya. Nam Gil sama sekali tidak mengerti mengapa Yo Won melakukan hal itu. Apa mungkin karena hubungan mereka baru putus? Tetapi bukankah Yo Won sendiri yang bilang mau ke Amerika dan menyuruhnya untuk tidak menunggu, yang bisa diartikan dengan minta putus?

Tak lama kemudian pintu UGD terbuka. Ketiga pria itu tidak ada yang sanggup menghambur kepada dokter seperti keluarga pasien pada umumnya. Mereka hanya menatap dokter dengan pandangan sayu dari tempat mereka duduk.

"Pasien Lee Yo Won sudah melewati masa kritis, tetapi ia masih mengalami koma karena gegar otak. Saya masih belum bisa memastikan kapan ia bisa sadar," jelas dokter.

Mereka bertiga bisa sedikit bernapas lega. Namun pernyataan dari petugas kepolisian yang menangani kasus bunuh diri Yo Won, serta keterangan Dokter Yoon, menarik kembali napas lega yang mereka hembuskan tadi.

"Kami menemukan kartu donor organ di saku kemejanya, juga surat wasiat bahwa penerima jantungnya haruslah Kim Nam Gil," kata Detektif.

"Astaga... Lee Yo Won-ssi pernah bertanya tentang donor jantung. Dan aku juga baru menemukan namanya terdaftar di bagian pendonoran di rumah sakit ini," kata Dokter Yoon.

Mereka bertiga terhenyak. Tae Woong melirik tajam ke arah Nam Gil yang gemetar dan merosot ke lantai. Melihat wajah Nam Gil yang begitu tak berdaya dipenuhi rasa bersalah, serta kesedihan mendalam yang sulit diungkapkan dalam kata-kata, seketika itu membuat Tae Woong melunak. Nam Gil tentu tidak bisa disalahkan. Bukan salahnya punya penyakit jantung bawaan. Bukan salahnya, Yo Won begitu mencintainya hingga ingin berkorban nyawa untuknya. Bukan salahnya pula mereka bertemu lagi di kehidupan sekarang, di mana di kehidupan lalu pun mereka tidak bisa bersatu. Ini semua adalah permainan takdir.

~~

Nam Gil sedang mengusap kening Yo Won yang berkeringat ketika pintu kamar rawat Yo Won terbuka. Tanpa menoleh pun, Nam Gil sudah tahu siapa yang datang. Ia sangat hafal dengan ketukan pelan dan anggun dari sepatu hak tinggi milik ibunya. Mereka hanya berdiam diri beberapa saat. Nam Gil membelai-belai rambut Yo Won yang masih koma, sedangkan Hyun Jung memandangi putranya dari ujung ranjang.

"Ibu sudah dengar dari Dokter Yoon..."

"Ibu..." Nam Gil memotong kata-kata Hyun Jung tanpa menoleh, "katamu aku tidak bisa membahagiakannya karena aku akan menyusahkannya, membuang-buang masa mudanya untuk mengurus orang sakit yang sebentar lagi akan mati. Tapi..." Nam Gil menoleh menatap mata ibunya yang mulai berkaca-kaca, "aku mau hidup seperti itu. Aku mau menyusahkannya. Aku mau membuang masa mudanya. Aku ingin mati di pelukannya. Jika aku harus mati, biarlah aku mati dengan bahagia..."

[QSD FF] Destiny's Game✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang