05

482 117 69
                                    

"Reach your dreams to the skies and be proud of your parents"
-Rena Putri Wijaya

Di perjalanan, Rena banyak bercerita mengenai kampung halamannya. Dean tidak ambil pusing, lebih baik diam daripada harus bicara dengan gadis bercakap besar tersebut.

"Dean, kok kamu diem aja sih? Aku malah dikacangin gini!"

Dean tetap diam tak bersuara, sampai akhirnya mereka tiba di sekolah. Pintu gerbang saat itu belum di tutup.
Teman-teman Dean sudah berkumpul di kantin, Dean datang dengan Rena yang mengekorinya dari belakang.

"Lu ngapain sih? Jauh-jauh dari gue!" pinta Dean kejam.

"Ih kamu kenapa sih Dean? Kalo aku tau sekolah ini, aku ngga bakal ngikutin kamu!" rengek Rena.

Rena Putri Wijaya, gadis berparas cantik, lugu, nan banyak mulut itu datang tiba-tiba di kehidupan Dean.

Memiliki masa lalu yang serupa dengan Dean. Kelam, redup, dan pahit. Bukan karena kekerasan fisik ataupun psikis. Tapi, tinggal di panti asuhan lah yang membuat Rena bertanya-tanya. Kenapa orang tuanya tega membuangnya? Apa salah nya? Apa kehadiran Rena membawa petaka?

Seringkali Rena berangan bisa bertemu dengan orang tuanya, tapi nyatanya sulit.

Kini Rena dibesarkan oleh ibu kost. Dan menjadi pribadi yang jauh berbeda dari sebelumnya. Lebih ceria dan sedikit terlihat bahagia.

Hidup sebagai seorang Rena yang baru, menjalani hari-hari layaknya manusia yang tak pernah bersedih. Berusaha menghibur diri meski kadang hatinya teriris. Tak banyak yang dapat dilakukan, kecuali membahagiakan keluarga angkatnya kini.

***

Dean menghampiri teman-temannya dengan Rena yang masih dibelakangnya.

"Ckck... Bawa siapa lo Den? Pacar?" suara itu datang dari mulut Rayhan.

"Hah? Pacar? Percaya cinta aja kagak, bisa punya pacar? Ngga mungkin itu mah. Hahaa..." celetuk salah satu diantaranya.

Dean sempat memutar bola matanya dan berkata,

"Ini anak ibu kost, dari kampung. Pindah ke sekolah ini, gue disuruh berangkat bareng sama tu mak lampir" Dean berkata seenaknya.

"Heh...," Rena cekatan menjewer telinga Dean "ngomong apa tadi barusan?" kini mata gadis itu mulai melotot.

"Eh ngga-ngga, becanda doang Ren. Sumpah!" alasan Dean "Lepasin dong sakit nih"

Rena melepas tangannya dari telinga lelaki itu sambil menariknya pelan.

Teman-teman Dean hanya terkekeh menyaksikan perbuatan salah satu sahabat mereka.

Ding....Dong....

"Bro, gue masuk duluan ya! Udah bel juga tuh" seru Dean sambil menepuk pundak Rayhan.

"Tumben amat lo! Biasanya juga ngaret" timpal Rayhan.

"Haha.... Lagi rajin nih, nanti istirahat kumpul lagi coy..."

Rayhan mengangguk tanda mengiyakan ajakan Dean.

Seperti biasa, Dean masuk ke kelasnya. Biasanya ada satu gadis yang selalu menggapai tangan Dean, tapi hari ini sepertinya tidak.

Widih telat up mulu mbak!

Hehe emang iya, abis gimana ya😅. Busy sih😂.

Happy reading, maafkan kalo ceritanya gaje.

ILUSI (TBC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang