Darling; Chapter Dua

667 121 15
                                    

"Nah, Romano. Aku perkenalkan anak buahku ... eng, temanmu berarti." Spain berdiri dengan tampang lelah mencoba memperkenalkan [Name] pada bocah lelaki kecil berpakaian pelayan wanita di sana.

"Hehh." Romano meneliti setiap sudut dari perwujudan [Name], kemudian tersenyum jahil.

"Hello! Noho! DAME UH BESO!!" Dan menyuarakan suaranya dengan tampang jahil juga kedua pipinya yang memerah serta uap keluar dari hidungnya. Romano menyapa [Name] dengan bahasa Spanyol yang berarti cium aku.

"OI, ROMANO! HANYA ITU YANG KAU INGAT!" Spain terlihat murka atas tindakan anak buahnya, mendekati Romano dan menggoyangkan tubuh mungil Romano.

"Huhahahaha!" Romano tertawa puas.

[Name] terdiam, lama kelamaan urat kekesalan muncul di keningnya, ia menatap datar bercampur kesal anak sepantaran dirinya, Romano.

"Okeh, akan aku kasih." Sepertinya [Name] mengerti bahasa Spanyol.

"Heh?" Spain dan Romano menengok terkejut ke tempat [Name].

[Name] melipat kedua baju lengan panjangnya hingga siku, kemudian menyeringai. "Di tempatku ... cium berarti tinju," ucap [Name] dengan wajah psikopat yang mengarah langsung pada Romano.

Wajah Romano langsung mendung, Spain memiliki firasat buruk.

"Sini kucium kau!" [Name] langsung berlari dengan menyiapkan kepalan tangan kanannya.

"Huaaaa!" Romano langsung melepas diri dari Spain dan menghindari [Name] yang sungguh cepat dalam berlari ke arahnya.

Alhasil pukulan tangan kanan [Name] berakhir pada lantai yang ... langsung menimbulkan retakan kasar di sana.

"Cigiii!" jerit Romano yang mulai ketakutan.

"Kok kabur, sih. Minta cium, kan?" [Name] tersenyum lembut.

"SETAAAAAAN!" tunjuk Romano pada [Name] dengan amat ketakutan.

[Name] mulai menyeringai kembali dan mengejar Romano yang kini berlarian di seluruh ruangan.

"Hentikan, kalian!" Spain berusaha menangkap salah satu, tapi yang terjadi malah perabotan rumah rusak, lantai berpecahan, jeritan dua bocah yang bising serta tubuhnya yang beberapa kali terkena pukulan [Name].

Spain bangkit berdiri dan meraih telepon rumah di sana, mengangkat gagangnya, mengetik nomor di sana. Dengan suara latar di belakangnya yang dipenuhi dengan teriakan bocah laki-laki ketakutan, dan suara gadis kecil yang bagai pembunuh handal.

"Halo? Ini Austria." Suara seseorang di seberang sana terdengar.

Spain siap-siap mengatakan apa yang ingin ia katakan saat ini pada Austria, "A-"

Tut, tut, tuuuut. Namun diputuskan oleh Austria.

"AKU BAHKAN BELUM BICARAAAA! AUSTRIA! AUSTRIAAAA!" Ia merengek sendiri sambil memegang telepon rumah itu.

To be continue...

DARLING [Spain] [HETALIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang