Darling; Chapter Lima

606 111 20
                                    

Suara decitan pintu terdengar, hari ini Spain akan berangkat pagi-pagi untuk melakukan jadwalnya seperti biasa. Spain berbalik dan menatap kedua anak buahnya.

"Nah, kalian berdua ...," ucap pasrah Spain, "Aku bagikan tugas sekarang bagaimana?"

"Silakan, sialan," respon Romano tak begitu peduli.

[Name] hanya mengangguk mempersilakan.

"Baiklah. Untuk hari ini kau yang akan bersih-bersih, ya, [Name]. Dan untukmu, Romano. Petik tomat di kebun."

"Siap, bos!" Romano dan [Name] serentak menghormat. Ya, mungkin keduanya masih bersalah atas kekacauan yang kemarin mereka berdua buat, syukur sekali mereka tak kena siksaan dan masih dibuatkan makan.

Spain langsung tersenyum dan keceriaannya kembali.

"Yosh. Aku berangkat dulu, ya!" Spain pun melesat senang.

"Hati-hati." [Name] dan Romano berjalan hingga teras rumah mengantarkan kepergian Spain di pagi yang masih berembun ini.

"Oi, sialan [Name]," panggil Romano yang berdiri di sampingnya.

"Hem?" [Name] menengok.

"Kenapa semakin hari kau semakin tinggi?" Romano memandang heran [Name].

Dan [Name] baru menyadari pertumbuhannya.

Sewaktu pertemuan awal [Name] dan Romano, mereka terlihat seperti seumuran, dengan tinggi yang sepantar. Kemudian baru beberapa hari [Name] di sana, ia sekarang tingginya melebihi Romano, Romano bahkan harus menengadahkan kepalanya untuk melihat wajah [Name].

"Entahlah," jawab [Name] sama bingungnya dengan Romano.

"Ah, sudahlah, masa bodo kan tentang tubuhku. Ayo kita mulai melaksanakan tugas." [Name] melipat baju lengannya dan masuk ke dalam rumah.

"Cih, aku baru mau bilang begitu tadi," desis Romano mulai berlari ke kebun.

.
.
.

[D.A.R.L.I.N.G]

.
.
.

"Buka pintunya, [Name]! [NAME]!? [NAME]!" teriak Romano kesal sambil mendobrak pintu rumah keras berkali-kali.

"Aku belum selesai beres-beres! Nanti kubukakan pintunya kalau sudah beres!" teriak [Name] dari dalam rumah.

"Woi! Aku bisa jadi kecoa diam terus di sini!" Romano menendang pintu.

Tapi di dalam [Name] terdengar bernyanyi, juga terdengar dirinya yang tengah sibuk beres-beres.

"Geh!" Romano berbalik dan duduk di teras, duduk di tengah-tengah lima keranjang yang berisikan tomat segar.

"Uh, bosannya." Romano memegang kedua pipi dengan kedua siku tangan diletakkan di pahanya sendiri.

Semiliran angin datang, menerpa wajahnya yang tengah melamun.

"Amit-amit juga aku jadi kecoa." Dia mengubris sendiri omongannya tadi pada [Name].

Tiba-tiba manik hazel-nya bergeser menatap satu tomat bulat yang berdiri sempurna di atas tumpukan tomat yang ada dalam keranjang.

"Hem. Aku cipipi ah, takut beracun." Romano dengan sesaat meraih tomat itu dan mulai mengunyah. "Huwah! Umai!" Romano terlihat puas ... juga, memakan tomat-tomat itu sambil berdesis, "Eng, mungkin satu lagi cukup."

.
.
.

[D.A.R.L.I.N.G]

.
.
.

"Romano, aku su-" [Name] yang baru selesai membereskan rumah mulai keluar dan ucapannya terhenti ketika melihat bocah kecil yang terlentang tidur lelap di tengah-tengah lima keranjang kosong juga warna merah tomat menempel di baju putih juga wajahnya.

"Ro ... ma ... NOOOOOO!"

"Hiaaaaa!"

Teriakan marah [Name] yang perlahan semakin membesar dan membentuk raungan harimau membuat Romano tersadar dari mimpi indahnya. Romano duduk dan menatap takut [Name] yang dua bola matanya hampir keluar.

"A ... bu-bukan aku, sialan!" Romano masih berani membantah meski kedua lututnya kini bergetar hebat.

"Aku di dalam capek-capek bersama debu, dan kau di sini hanya makan tomat? Yang seharusnya kau simpan di kulkas!?" teriak murka [Name] dan sapu di tangannya terbelah menjadi dua.

"A ... a ... ini salahmu, sialan! Sudah kubilang biarkan aku masuk dulu tadi! Jadi aku takkan memakannya!"

"ADA YANG SALAH DENGAN OTAKMU! Sini ... aku betulkan, Romanooooo!"

"CIGIIIII!"

Romano berlarian panik, dan [Name] lebih tak terkendali beserta kedua kayu patah yang seharusnya di pakai untuk merapikan lantai berdebu malah ia jadikan senjata. Romano tak ada alternatif lain kecuali masuk ke dalam rumah ... dan, kalian pasti sudah bisa menebak akan jadi apa rumah itu beberapa menit kemudian.

.
.
.

[D.A.R.L.I.N.G]

.
.
.

To be continue...

DARLING [Spain] [HETALIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang