Darling; Chapter Sembilan

603 109 4
                                    

Spain meraih gelas berisi air dingin dan meneguknya dengan tidak sabaran. Setelah selesai rasa dahaga teredakan, Spain meraih kursi dan duduk di depan meja makan.

"Untung aku bisa mengusir si Perancis," desah Spain lelah.

Hidup Bos Spain yang berhasil mengusir Perancis dan tetap merangkul kedua anak buahnya, Romano dan [Name]. Banzai!

.
.
.
.

[D.A.R.L.I.N.G]

.
.
.
.

Romano dan Spain mengedipkan kedua matanya berkali-kali. Mereka pagi ini dikejutkan oleh [Name] yang tiba-tiba tingginya bertambah lagi dan baju pelayan yang selama ini ia pakai sudah tak muat lagi. [Name] terlihat tersiksa dengan baju yang bukan ukurannya.

"Oi, Spain sialan! Lakukan sesuatu dong, kau tak kasihan apa?!" Romano menginjak kaki kiri Spain yang masih terkejut menatap [Name].

"Aw." Spain menjauh sedikit dari Romano. "Kau benar. Aku harus hubungi Austria," ucapnya.

"Cepat sana!" perintah Romano sambil menunjuk kasar sang bos.

"Eh, tapi Romano ... pffft!" Spain menatap Romano yang terlihat paling kecil dan paling muda diantara Spain dan [Name]. "Kau masih saja pendek. Ahaha!" Spain tertawa dan menunjuk-nunjuk rendah Romano.

"BERISIK KAU!"

Spain mulai berlalu dan menelepon Austria. Sedangkan Romano berlari kecil dan bermain dengan [Name]. Ya, walau terlihat [Name] seperti seorang kakak perempuan bagi Romano. Romano benar-benar harus menengadahkan wajahnya.

Beberapa jam kemudian ...

Spain dan Romano terpana ketika melihat [Name] dengan baju khas yang diberikan tadi oleh Hungaria. [Name] hanya memutar diri senang di depan kedua lelaki itu.

"Ka-kau cocok pakai itu, sialan!" Romano mengacungkan kedua jempolnya dengan riang.

Spain hanya tersenyum. "Syukurlah kau suka."

.
.
.

[D.A.R.L.I.N.G]

.
.
.
.

Suara guyuran air terdengar dari balik pintu kamar mandi. Ucapan melegakan terdengar di dalam, kemudia tak lama keluarlah Spain yang sepertinya habis bernanyi di dalam.

"Lega lega~" Spain menepuk-nepuk perutnya dan mulai berjalan hendak kembali ke kamarnya.

Tiba-tiba ...

"Bos ...." [Name] dengan piyama merah jambu mencegat Spain.

"[Name]? Kenapa?" Spain jongkok dan menyetarakan tingginya dengan [Name].

[Name] dengan wajah yang memerah namun masih berekspresi datar mulai merentangkan kedua tangannya sambil berkata. "Ge-gendong."

Spain batuk karena terkejut. "A-ada apa, [Name] tiba-tiba?" Wajah Spain memerah karena begitu mendebarkannya momen ini. Wajah [Name] yang mempesona dan menggemaskan.

"Ge-gendong, Bos," ulang [Name] mulai malu-malu sekarang. "Aku tak bisa tidur," tambahnya.

"Oh, begitu. Ya sudah sini." Spain mengerti dan mulai meraih [Name] dalam gendongannya.

[Name] hanya memeluk leher Spain dan membiarkan kepalanya bersandar pada bahu sang bos. Spain tak dapat menyembunyikan ini, jantungnya sangat berisik. Tapi ia terus menggendong dan mencoba membuat [Name] tidur dengan sedikit ia nyanyikan lagi Rico Tomato.

Tak lama ... [Name] pun terlelap. Spain terlihat senang dan mulai berjalan menuju kamar [Name].

Tapi ... Spain sadar wajah memerah [Name] bukan hanya sekedar memerah. Deruan napas [Name] berjalan tak lancar, wajahnya terlihat pucat dan pelukan [Name] pada leher Spain hampir terlepas.

"Astaga! [Name]!"

[Name] ... tiba-tiba terserang demam.

.
.
.

To be continue...

DARLING [Spain] [HETALIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang