Chapter 5
For Along Time- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Karena seharian bermain dan jalan-jalan bersama Ghina membuat Nata telat untuk bangun pagi ini. Yang seharusnya Nata bangun jam 6 pagi, diundur menjadi jam 7 pagi. Sebenarnya Nata sudah bangun dari jam 6, tapi tak kuasa dengan kantuk yang masih terasa dan membuat Nata kembali memejamkan matanya.
Tapi untung saja waktu keberangkatan Nata pada pukul 10.00 dan Nata sekarang mempunyai 2 jam untuk packing dan salam perpisahan kepada keluarga dan teman-temannya.
Nata membawa semua bajunya dan beberapa seragam sekolah lamanya untuk dipakai sementara di sekolah barunya. Karena menurutnya pembuatan seragam baru untuknya pasti bakal lama.
Nata memasukkan semua yang ada dimeja riasnya dan yang ada dimeja belajarnya kedalam dua kotak yang berbeda. Kamar ini akan kosong dalam waktu dua jam lagi. Akan hanya tersisa kasur dan sejenisnya.
Setelah semuanya Nata rasa cukup, Nata pun ke kamar mandi guna untuk membersihkan badannya. Selang 30 menitan, Nata sudah selesai berpakaian rapi. Kemudian dia turun ke bawah untuk sarapan pagi dengan kedua orang tuanya. Mungkin ini akan menjadi sarapan pagi bersama untuk terakhir kalinya. Nata belum memutuskan untuk kembali lagi ke rumah ini atau tidak.
"Pagi, Ma, Pa!" Sapa Nata kemudian dia menggeser kursinya ke belakang dan mendudukinya.
"Pagi menjelang siang, nak." Nata hanya terkekeh tanda malu. Itu sebuah sindirian halus baginya karena keterlambatannya bagun tadi pagi.
"Pagi, Sayang. Nanti ada teman Nenek yang jemput kamu buat anterin kamu ke kampung. Mama sama Papa gak bisa tinggal sama kamu di sana soalnya ada pekerjaan yang gak bisa ditinggalin di sini ya, Sayang. Kamu ngerti, kan?"
"Iya, Pa. Nata ngerti kok." Nata hanya mengangguk patuh kemudian dia mengambil makanannya dan mengunyahnya perlahan.
"Nanti kalo udah sampai di sana, jangan lupa telfon Papa atau Mama ya, Sayang?" Sekali lagi, Nata hanya bisa mengangguk patuh.
Kini Mira duduk di depan kursi Nata. Mira menatap anaknya yang satu-satunya itu dengan lekat. Sebentar lagi anak satu-satunya itu akan pergi dan tidak tinggal bersamanya lagi. Padahal rasanya baru kemaren saja Nata bersamanya. Waktu memang cepat berlalu tanpa kita sadari dan semuanya juga berubah. Akan ada kenangan yang bisa kita kenang setelahnya.
"Mama atau Papa bakal telfon kamu di hari-hari biasanya kok, Nata. Kita harus ada komunikasi walau itu hanya satu menit doang." Nata kembali mengangguk lagi.
Beberapa detik kemudian, suasana ruang makan terasa sepi. Ketiga orang itu menikmati masakan buatan Mira. Memang begitu setiap harinya, diwaktu makan tidak ada yang boleh berbicara atau mereka akan tersedak sendirinya.
-
"Sayang, kamu baik-baik ya di sana. Kamu jangan nyusahin Nenek sama Kak Santi. Kamu jangan banyak maunya karna Mama sama Papa gak bisa kabulin permintaan kamu di sana. Kamu juga jangan nyusahin dan berantem sama teman kamu. Kamu tahu, Mama itu sayanggg banget sama kamu. Walau kamu ada di sana, tapi Mama tetap ngerasa kamu di sini, di hati Mama begitu dekat."
Tanpa di sadari, air mata Nata sudah mengalir begitu derasnya. Sedangkan mata Mamanya sudah berkaca-kaca. Dia hanya merasa tidak rela berpisah dengan anaknya. Tapi ini lah jalan terbaik untuk Nata agar bisa kembali mengingat memori lamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream The Past
Teen Fiction[REVISI] [Cover by @fairygraphic] Ketika mimpi mengingatkan akan satu hal yang tidak harus aku lupakan. 🌙 Nata tiba-tiba kembali mengingat tentang masa kecilnya melalui mimpinya. Mimpi itu terus datang disaat dia sedang berlibur di rumah Neneknya...