Chapter 8
Memories- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
"Tapi sayangnya gue ngerasa mimpi gue itu nyata."
Alvin menatap langit-langit kamarnya. Tangannya di jadikan sebagai alas untuk kepalanya. Satu kalimat tersebut terus tergiang-giang di kepalanya. Bagaimana bodohnya Nata menanyakan kenapa Alvin bisa secuek ini. Rasanya perih.
"Lo itu amnesia tapi kok bego ya! Gue itu udah nunggu lo dari taun kapan, baru sekarang lo balik?"
Alvin membalikkan badannya ke kanan. Dia terus merenungkan kejadian tadi siang. Pertanyaan demi pertanyaan Nata terus di pikirkannya. Hingga tanpa sadar dia pun terlarut dalam tidurnya.
🌙
Pagi ini pelajaran Biologi, namun gurunya sedang berhalangan untuk datang. Seisi kelas pun bersorak gembira. Terkecuali Alvin. Dia sedari tadi terus menung dengan pena di tangannya. Dia terus mencoret garis-garis abstrak tidak jelas di kertas bukunya. Kedua sahabatnya pun bingung di buatnya.
"Lo kenapa, Vin?" Tanya Rangga yang sedari tadi sudah penasaran.
"Gak papa."
"Nanti sore kita latihan kata Adit. Lo harus datang ya? Udah dua minggu lo gak latihan. Nanti itu badan kaku pula pas tanding." Sahut Randi.
"Oke deh. Gue usahin." Balasnya seadanya.
"Lo kenapa sih, Vin, sebenarnya? Cerita elah sama kita-kita." Rangga pun menatap Randi. Randi hanya mengedipkan bahunya tanda dia tidak tahu.
"Gak papa. Cabut lah yok ke kantin!"
"Dengan senang hati, Bro!" Sahut Randi gembira. Bagaimana tidak, dia sedari tadi sudah menunggu ajakan temannya ini. Namun Rangga menundanya. Katanya, Alvin sedang tidak baik hari ini. Dengan rasa penasaran Rangga, membuat Randi harus bersabar menunggu. Menyebalkan.
🌙
"Woi! Ke kantin juga kalian?" Tiba-tiba saja Adit datang dari luar kantin. Sepertinya dia sedang jam kosong juga, pikir mereka.
"Lo ngapain di sini?"
"Gak baik bolos, bro! Gue sebagai sahabat yang baik udah mempringati elo." Randi pun menepuk bahu Adit pelan. Dia sudah seperti abang untuk Adit yang siap menceramahi Adit.
"Ye! Apa beda sama lo pada?" Balas Adit.
"Kita mah beda. Btw, lo ngapain ke sini? Gabut? Jam kosong?"
"Alah! Palingan cabut ni bocah!" Sahut Randi santai.
"Minta di gibang lo, ya!" Ucap Adit kesal. Randi emang kadang suka ngeselin orangnya. Beda banget sama Rangga yang humoris dan peduli. Kalau Alvin mah orangnya diam-diam menghanyutkan. You know, dia kadang bisa lebih perhatian dari biasanya lewat sikap dinginnya itu. Tapi kalau udah memang gak suka, tetap gak suka. A tetap a. Gak bakal bisa berubah jadi Z. Begitu prinsip Alvin.
Tapi dari ke empat cowok itu, hanya Alvin saja yang terlihat diam tanpa ada niat berbicara sedikit pun. Dia tidak bisu. Dia juga tidak mogok berbicara. Dia juga tidak ada penyakit di mulutnya. Tapi ada sedikit yang menganjal di hatinya yang ke tiga sahabatnya itu tidak tahu. Dia rasa dia tidak ingin berbagi dengan sahabatnya untuk saat ini.
"Gue tu di suruh Pak Joe buat beli teh manis. Katanya dia haus habis ngajar kelas gue. Padahal kelas gue gak ribut banget deh."
"Iya gak ribut. Tapi gak ngerti-ngerti kalo di ajarin. Beuh, makanya Pak Joe haus banget dia." Sahut Randi tiba-tiba.
"Eh jangan salah lo, Ndi! Kalo pelajaran IPS mah kita semua juga ngerti kok."
"Duh, lucu kamu, nak! Namanya juga lo kelas IPS, ya tentu pada ngerti IPS. Kan jurusannya itu." Rangga pun tertawa. "Boleh gak sih gue bunuh aja lo? Hahaha."
"Ye si kutu! Mati lah gue entar!"
"Bodo!"
Mata Adit beralih ke arah Alvin yang melamun entah memikirkan apa. Bahkan, bergabung untuk membicarakan satu hal pun dia tidak mau.
Adit pun kembali menatap Rangga dan Randi. Jawaban mereka sama, mengedipkan ke dua bahunya tanda tidak tahu.
"Dari tadi udah kayak gitu. Gue aja gak di kasih tahu." Jawab Rangga sedikit berbisik.
"Masalah cewek?"
"Emang Alvin punya cewek? Setau gue dia gak tertarik sama makhluk yang berjenis kelamin perempuan!" Setelah Randi mengucapkan itu, sebuah pukulan lumayan keras mendarat di punggungnya. Pukulan itu bersumber dari Rangga yang kelewat kesal dengan Randi.
"Asal ngomong aja lo! Gitu-gitu Alvin cowok normal juga kali. Lo kali yang gak suka sama cewek? Ayo! Ngaku lo!" Rangga pun membalik menuduh Randi.
Randi pun melotot ke arah Rangga. Rangga hanya membalas dengan tawa. Setelah itu minuman yang di pesan Adit pun sudah jadi. Adit permisi kepada sahabatnya untuk kembali lagi ke kelas.
"Mungkin aja nih, masalah cewek! Dia kan gak pernah cerita sama kita kalau tentang masalah cewek? Mungkin Alvin malu kali! Hahaha."
"Kok gue ngerasa geli ya?"
🌙
Bel pergatian pelajaran pun berbunyi. Alvin dan kedua sahabatnya kembali ke kelas. Pelajaran selanjutnya adalah olahraga. Mereka tidak boleh melewatkan pelajaran yang sangat berharga itu.
Sebelum pelajaran di mulai, semuanya mengganti pakaian menjadi pakaian olahraga. Pelajaran hari ini adalah basket. Semuanya pun berjalan menuju lapangan basket indoor. Cuaca yang sangat terik tidak memungkinkan mereka untuk olahraga di lapangan outdoor.
Semua sudah berbaris dengan rapi. Pak Wawan pun mulai memberikan pengarahan.
"Hari ini kita memasuki pelajaran baru, yaitu basket. Mungkin kalian udah pernah belajar basket di SMP dulu. Tapi pelajaran di semester ini lebih mendalam lagi. Selama 3 minggu kita latihan dan minggu ke-4 bapak mau ambil nilai untuk semester. Bapak harap kalian semua bisa serius sama latihan ini. Jangan ada yang main-main atau tidak serius, okay?"
Pak Wawan pun memperagakan beberapa gerakan yang mesti di lakukan. Semuanya memperhatikan dengan baik. Terkecuali Alvin. Biarlah dia merenung apapun. Toh, tanpa di ajarkan Pak Wawan juga dia sudah bisa. Jangan lupa, Alvin adalah salah satu pemain basket terbaik di sekolahnya.
🌙
A/n: sedikit gaje. Tapi tak papalah. Moga kalian suka. Yang silent readers, gue harap hati kalian tergerakan buat tinggalin jejak hehe😁😁
Btw, ini cerita udh gue keep hampir 2 tahun ya😂 maap ya, mulai hari ini gue bakal rajin update buat nuntasin ini cerita. See you😘
Ira Angraini
8 Februari 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream The Past
Novela Juvenil[REVISI] [Cover by @fairygraphic] Ketika mimpi mengingatkan akan satu hal yang tidak harus aku lupakan. 🌙 Nata tiba-tiba kembali mengingat tentang masa kecilnya melalui mimpinya. Mimpi itu terus datang disaat dia sedang berlibur di rumah Neneknya...