7. Suprised!

28 7 5
                                    

Chapter 7
Suprised!

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Bel istirahat sudah berbunyi. Guru yang mengajar di kelas sudah pergi. Murid-murid pun sudah mulai meninggalkan kelas. Bersamaan itu, Alvin ikut meninggalkan kelas. Namun tiba-tiba Alvin berhenti sejenak dan menatap Nata penuh arti. Seolah Alvin menjelaskan betapa rindunya Alvin terhadap Nata lewat matanya. Mungkin mulut tak bisa berkata, tapi mata bisa mengeluarkan reaksi yang diluar perkiraan.

Nata yang sedang membereskan bukunya tiba-tiba menyadari ada sesuatu yang memandanginya. Dia mendongak kemudian langsung bersitatap dengan Alvin.

Namun tatapan itu hanya bertahan selama delapan detik. Alvin lah yang memutuskan kontak mata mereka. Namun Nata merasa ada yang aneh didirinya. Ada rasa sesuatu yang hilang. Sesuatu yang sudah sejak lama dia inginkan namun sepertinya sudah dirampas oleh orang lain.

Nata memandangi punggung Alvin yang semakin lama semakin menjauh. Setelah berbincang sedikit dengan Rangga, Alvin pun menghilang dari pandangan Nata.

"Ekhem! Ekhem! Enak bener pandanginnya," Ani yang duduk di sebelah Nata menyindirnya.

"Ke kantin, yuk!"

Ani menggeleng.

"Aish!" Wajah Nata seketika memelas. "Masa lo ngebiarin anak baru ini sendirian ke kantin, sih?"

"Tapi gue ada tugas buat dikerjain di perpus," Ani memamerkan giginya yang putih dan rapi itu. "Lain kali deh gue temenin lo di kantin. Tapi kali ini lo sendiri dulu ya, hehe."

"Nyengir aja lo!" Nata pun pergi berlalu. Meninggalkan Ani yang menyengir kuda tidak jelas di kelas.

"Fighting, Nata kuh!" Ani pun tertawa.

Nata sedikit kesulitan menemukan letak kantin berada. Dia terus berjalan mengikuti arus yang membawanya. Segerombolan cewek yang tepat berada di depannya begitu berisik. Suara nyaring dan di buat seimut rupa memekikkan telinga.

Dia kira suara dia enak didenger? Plis, lo pada minta dicekik tau!

Nata sedikit menggaruk di area sekitar telinganya. Bahkan mendengarkan mereka ini saja sudah membuang sebagian tenaga Nata. Mendengar suara nyaring mereka perlu tenaga yang ekstra!

Salah satu diantara mereka tiba-tiba berhenti berjalan. Tepat di depan Nata. Tanpa sadar Nata menabrak punggungnya. Dia pun berteriak kesakitan. Lebay banget!

"Argh!" Dia menggertak. "Lo maunya apa sih?" Tanya nya sedikit berteriak.

"Apaan?" Tanya Nata polos. Perasaan gue gak ada nyakitin dia deh, kok gue diserang gini?

"Lo itu ngikutin kita dari tadi!"

Tanpa disadari, Nata tertawa meremehkan sedetik. Nata melihat kesekelilingnya, lalu menunjuk dirinya sendiri. "Gue?"

"Iya! Emang siapa lagi yang ada di belakang gue!"

"Dia mau masuk geng kita kali, Van."

Satu hal yang Nata tahu, nama cewek yang sudah memarahinya ini adalah Van. Ah bukan! Ada sambungannya tuh! Segerombolan cewek ini tidak memakai name tag jadi Nata sedikit kesulitan mengetahui namanya.

Dream The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang