Exxel room
begitulah tulisan ruangan besar juga mewah yang berada di kediaman Adhi Wijaya.
"Hey udah gue tebak pasti kalian pada ngumpul disini" ucap Arka.
"Aaahhh..eh mana babang gua?" tanya Rex.
"Hah?" ucap Milano.
"Gua lelah bareng bareng trus sama ni anak!!dari tadi dia bloon kayak gituh anjing!"curhat Arka.
"Nyante dong..mana dhirga ka?"tanya Milano.
"Dia pergi gitu aja ninggalin gue, milano" teriak Rex histeris.
"Berisik" ucap Exxel dingin.
Akhirnya semuanya tidak melanjutkan pembicaran mereka bahkan Rex pun terdiam yang mendengar Exxel bicara satu kata.nyeremin emang kalo marah bisa berabe nanti.
"Ro gue ikutan dong berdua maen ps nya ya?" ucap Arka.
"Dhirga mana?" tanya Alvaro dengan suara kecil seperti bisikan,karena takut mengganggu Exxel yang sedang mengurus berkas berkas milik salah satu cabang Adhi Wijaya.
"Pergi.ga tau kemana" jawab Arka sambil memandang ke tv serta memainkan stik ps nya.
"Dia stres!seharusnya dia ga nerima tantangan itu" ucap Alvaro
"jangan diomongin disini..nanti aja omongin lagi sama Dhirga Ro..gua ga mau yah Milano atau Wxxel denger.Sumpeh takut gue" jawab Arka dengan suara seperti bisikan.
Firga pov
"Non ada yang nyariin dibawah..malah ganteng banget lagi" ucap Bi asih pembantu kediaman Zalea Ananta sejak Firga masih kecil.
Bagi firga bi asih adalah ibunya karena memang dialah yang mengurus Firga sejak kecil,yang selalu menghibur Firga jika ayah kandung Firga marah marah kepadanya.
Dulu sekali,Firga dan seorang anak kecil perempuan selalu di bawa ke taman komplek jika ayah nya sedang marah marah di rumah hingga pada sutu hari terjadilah kejadian yang membuat Firga membenci orang tuanya dan karena itu seseorang telah kehilangan nyawanya.
Anak kucing yang malang
Gaun berwarna pink yang indah yang berlumuran darah segar
Sepatu yang terlempar sangat jauh
Anak kecil yang malang
"Hhh...hhh" suara nafas Firga yang terengah-engah.
"Non non" sura bi asih yang masih bisa kudengar,namun tak bisa kujawab.
Ingatan itu terus menghantuiku
Dhirga pov"Den,aden pulang saja dulu,besok saja kesininya ya den" ucap bi asih yang panik.
"Ada apa bi?Firga baik baik saja kan?" tanya Dhirga yang mulai khawatir juga.
"Aden sebaiknya pulang" ucap bi asih yang langsung meninggalkannya.
Dhirga yang bingung hanya diam saja ditempatnya berdiri.
Dia jadi panik tapi harus berbuat apa?terdengar erangan erangan dari lantai atas,dan terlihat bi asih yang panik sekali sambil meneteskan air matanya yang sedang menelepon seseorang.
Akhirnya dhirga melangkahkan kakinya menuju lantai atas dan melihat apa yang seharusnya tidak ia lihat.
Firga sedang memegang kepalanya dan berteriak histeris.Menangis tertahan.Menjerit tak karuan.
Apa yang harus dhirga lakukan?memeluknya?
Tak sadar bahwa dirinya telah memandangi Firga dengan waktu yang tak bisa dibilang singkat.
Hingga akhirnya seseorang datang dengan terburu-buru.
Juga suara sirine mobil ambulans yang mulai terdengar kedalam rumah tersebut.
Dan sepasang suami istri yang datang dengan wajah yang panik dan sang istri yang menangis.
Terdengar suara firga yang ditenangkan oleh seorang pria.
"Aku pembunuh" ucap Firga lirih yang masih bisa didengar oleh Dhirga.
Deg deg deg
Apa ini? Mimpi??
Hay hay??gimana nih??wah wah masalahnya udah mulai kebuka nih??haha aku sih gemes sama nii cerita..
gimana nih readers panik gaa?kalo aku yang nulis sih iya ikutan panik gituh alay banget yaa aku sampe ikutan panik dan berkeringat dingin.
Hahaha jangan lupa vote dan komen readers ! ! ! Saranghae💚
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ending
Teen FictionHay guys!!ini cerita pertamaku.Kalau kalian tertarik dan menyukai cerita ku ini,jangan lupa disimpan di perpustakaan,vote dan komennya ditunggu yaa guys!!😄😄 [Slow Update ] _____________________________________________ Ta...