30

11 2 1
                                    

"Di cariin malah diem disini,ayok pulang" ajak Dhirga kepada Firga yang sedang duduk sendirian di taman belakang.

"Gua..mau disini aja" jawab Firga singkat.

"Loh?kenapa?udah sore loh..ayok pulang bentar lagi ujan noh" ucap Dhirga lagi.

"Lo duluan aja,nanti gua baliknya.Nungguin Bang Rey." Jawab Firga sambil tersenyum dipaksakan.

"Hhhh,yaudah aku ikut nunggu kamu disini sampe abang kamu jemput" putus Dhirga.

"Enggak usah,Bang Rey bentar lagi sampe" ucap Firga sambil mendorong Dhirga agar pulang.

Saat Dhirga ingin bicara,HP Firga berbunyi.

"Bang"
"Gua udah di parkiran dek"
"Iya gua kesana sekarang"

"Abang gue udah dateng."ucap Firga.
"Aku anter" ucap Dhirga.

Di sepanjang perjalanan menuju tempat parkir,mereka saling diam,tak berbicara sepatah kata pun.
Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Eh,ada Dhirga" ucap Bang Rey saat melihat ada Dhirga disamping adiknya tersebut.

"Iya bang,tadinya mau saya yang antar,tapi kata Firga dia sudah dijemput sama abang" ucap Dhirga.

"Iye nih,gua balik dulu yaa!!Ayo masuk dek!" ucap Bang Rey sambil membuka pintu mobil.

"Hati-hati.Kalo udah sampe rumah jangan lupa sms atau telepon okey?" Ucap Dhirga sambil tersenyum dan mengusap-ngusap pelan rambut Firga.

"Hmm" jawab Firga singkat sambil menganggukkan kepalanya.

Selama perjalanannya menuju RS Firga terdiam.
Dia sedih melihat Dhirga yang begitu menyayanginya dengan tulus.
Dia tak enak hati,karena faktanya sampai saat ini Firga belum merasakan cinta kepada Dhirga walaupun hatinya terkadang bergetar dan tak karuan saat berada di samping Dhirga.

Dia masih takut.

Dia juga selalu berbohong pada Dhirga.

Dia tak ingin Dhirga sedih karena hal yang sedang menimpa dirinya.

"Dek,lo bawa kartunya kan?" Ucap Bang Rey membuyarkan lamunan Firga.

"Iya bang" jawab Firga singkat.

"Gue harap hasilnya baik-baik aja" ucap Bang Rey penuh harap.

RS Harapan

"Pasien nona Firga" panggil suster.

"Mari,ruang 04 yaa dek" ucap suster tersebut sambil tersenyum.

"Hhh" terdengar Bang Rey menghela nafas.

Dia lalu memegang lengan Firga dan menatap Firga penuh arti.

"Hai Firga?bagaimana keadaanmu sekarang?ayok duduk" ucap Dokter luciana.

"Duduk dek jangan berdiri terus" ucap Bang Rey kepada Firga yang melamun.

"Hmmm,lagi banyak pikiran yaa?" Tanya Dokter Luciana.

Firga terdiam dan tak menjawab pertanyaan dari Dokter.

Lalu tiba-tiba Firga menangis tersedu-sedu.
Bang Rey merasakan sakit saat melihat Firga menangis.

"Okey,sebaiknya kamu cerita sama saya seperti biasanya" ucap Dokter Luciana saat Firga mulai tenang dari tangisnya.

"Saya gatau harus apa lagi dok" ucap Firga.

"Apa dia masih memukul kamu?" Tanya Dikter Luciana sambil mengusap punggung Firga.

Tangis Firga pun pecah kembali.

The EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang