Part 1 - Really?

9.3K 263 2
                                    


Malam minggu ini yang ngajak jalan aja gak ada, apalagi yang ngajak jadian.

---

Velvet's POV

Hari ini aku sedang melakukan hal paling membosankan di dunia, kuharap kalian bisa menebak.

Saat aku hanya bisa memandang buku tanpa seorang pun disisiku, dan hanya melihat handphone yang tidak ada tanda-tanda akan muncul notifikasi.

sepertinya kalian bisa menebak bahwa aku tidak punya pacar sama sekali sejak aku dilahirkan. Betapa menyedihkan diriku.

Jam terus berjalan, matahari pun telah berganti menjadi langit yang gelap. Aku bergegas mandi saat melihat jam menunjukkan jam 7 sore.

setelah mandi aku mengambil handphone ku dan berniat untuk pergi ke luar mencari makan. Tiba-tiba notif line ku berbunyi

fando add you as a friend.

HAH? apa mataku sudah rusak? ini tidak mungkin. aku rasa sebentar lagi akan kiamat.

lu velvet kan?

Bola mataku sepertinya sudah akan keluar dari tempatnya. Apa benar ini Fando si ketua basket itu? mimpi apa aku semalam bisa ketiban duren seperti ini.

iy. knp ya?

Aku berusaha membalas dengan kata-kata singkat agar dia tidak tau perasaan bahagiaku yang sesungguhnya. Sambil melamun aku menunggu dia membalas. Entah kenapa aku seperti ini, rasanya aku benar-benar grogi.

1 menit

2 menit

3 menit

4 menit

Arggh! Aku bisa gila kalau begini terus daripada menunggu balasan yang tidak pasti lebih baik aku turun untuk makan. Baru saja aku beranjak dari tempat tidurku tiba-tiba telingaku menangkap suara ringtone ~line~

Buru-buru aku menyambar handphone ku dan melihat siapa yang mengirimiku pesan, dan ternyata.. ternyata itu pesan dari..

Official line

What!? Astaga menyebalkan sekali! sudah lari-lari dari pintu hanya untuk melihat line dan ternyata ini balesannya? buruk sekali nasibmu vel. ~line~ Awas saja kalau ini official line lagi aku bersumpah tidak akan menggunakan line lagi. Aku membuka handphone ku dan..

deg

deg

deg

maaf lama balesny tadi abis dipanggil adek.

ehm gue mo minjem buku eko bole g?

HAH? Dia ngeline aku cuman untuk minjem buku eko? kalo gitu ngapain ngechat, kenapa ngga bilangnya di sekolah aja lagian dia tau line aku darimana coba?

yudh bsk ambil aj dilokerku. paling pojok kanan.

gw gaenak bsk gw tunggu aj dpn loker lu.

What?! maaf ya aku what-what mulu lagian ini orang udah disuruh ambil sendiri malah suruh ambilin bisa mampus aku kalo ketahuan fans dia bisa-bisa aku mati dalam keadaan mengenaskan mengingat jumlah fans fando yang banyak. Untung dia ganteng. -ups

o iya aku lupa kasih tau. loker disekolah ku tuh dijejer diluar sesuai alphabet nama makanya tadi aku suruh dia ambil sendiri.

o yudh.

Ya walaupun ngechat cuman untuk dipinjem bukunya aku cukup bahagia karena bisa ngechat sama Fando yang terkenal di sekolahku.

Setelah itu aku memutuskan untuk tidur dan menunggu keajaiban apa yang akan menantiku besok.

***

Sinar matahari menyambutku di pagi hari. Mataku menyipit dan segera mengalihkan kepalaku ke sisi lain saat terkena sinar terik matahari.

Aku merasa badanku sakit semua. Aku memang selalu begini kalau baru bangun tidur. Aku bangkit dari kenyamanan kasurku dan bergerak manuju kamar mandi.

Aku turun dan hanya ada kekosongan yang menyapaku. Aku hanya tinggal bertiga dengan pembantuku yang sudah kuanggap ibuku sendiri dan juga supirku. Sebenarnya aku juga tinggal bersama ayah tetapi dia tidak pernah pulang lagi setelah 1 tahun belakangan ini.

"non velvet mau diambilkan makanan sekarang atau dibungkus saja?" bibi datang menyambutku dengan senyuman yang selalu membuatku melupakan kesedihanku.

"Aku makan di sekolah aja deh bi. soalnya masih kenyang." Aku berusaha menutupi raut wajah sedihku. Sebenarnya aku lapar tapi nafsu makanku hilang begitu saja saat teringat tentang ayahku.

"O yasudah kalau begitu bibi bungkus dulu ya. Jangan lupa nanti dimakan non. non kan punya magh."

"Siap bi!" Aku memberi hormat seperti saat upacara kepada bibi dan menimbulkan tawa kami berdua.

"Aku tunggu diluar ya bi!" teriakku lagi. Aku bergegas keluar dan menunggu di teras depan. Setelah bibi datang aku dan mang udin langsung berangkat ke sekolah.

Saat mendekati gerbang sekolah, Aku melihat pak doni akan menutup gerbang aku segera berlari dan menyelip diantara gerbang yang hampir tertutup. Untung saja masih banyak murid yang berkeliaran.

Oh iya aku baru teringat janjiku dengan Fando aku langsung lari ke lokerku dan menemukan cowok itu sedang bersender tepat di depan lokerku.

"Sorry ya lama. Baru inget kamu mau pinjem buku." kataku sambil cengengesan. Pasti mukaku terlihat sangat aneh dimatanya.

"santai aja kali. yudh mana bukunya?" kata Fando tanpa basa-basi lagi.

Aku membuka lokerku dan mencari buku ekonomi ku. Karena terlalu banyak buku aku ngga sengaja menjatuhkan satu buku. Aku baru saja mau mengambil buku itu tapi sudah terlanjur diambil oleh Fando.

Aku menatap sekeliling dan mulai menyadari ada banyak makhluk menyeramkan berwujud perempuan yang sedang menatapku tajam.

Secara refleks aku merapatkan diriku ke badan Fando. Namun aku langsung tersadar saat aku melihat tatapan mereka yang semakin ganas.

"ma-maaf a-aku ga sengaja." ucapku sedikit terbata.

Fando menatapku dengan lekat dan memajukan wajahnya. deg. jantungku tiba tiba berdetak lebih cepat dari biasanya.

"iya. gapapa kok." katanya sambil tersenyum miring. entah kenapa ada perasaan yang mengganjal di hatiku saat melihat dia tersenyum seperti itu.

Setelah aku memberikan bukuku padanya aku langsung pergi dari hadapannya tanpa menoleh ke belakang lagi.

Hurts (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang