Part 5 - Ice Cream

2.5K 110 0
                                    

Mencoba untuk tersenyum ketika hati terluka karena jauh darimu bukanlah hal mudah buatku.

---

Dengan terburu-buru Velvet keluar dari rumah setelah pamit kepada bibi. Ia segera menyuruh supirnya untuk menjalankan mobil.

"Ini hal yang benar vel. Tidak ada yang salah. Kamu harus melakukan ini. Semua ini untuk kebaikan Fando."
batin Velvet.

Setelah sampai di sekolah ia langsung menaruh tasnya di bangku yang berbeda dari tempat yang biasa ia duduki. Velvet menghela napas, susah rasanya melakukan hal yang bertolak belakang dengan keinginan.

Velvet berlalu menuju perpustakaan dan menenggelamkan diri dalam mimpi.

***

Sudah seharian ini Fando tidak berbicara dengan Velvet. Ia tidak tahu apa kesalahannya sehingga membuat  Velvet menjauh darinya.

Tadi pagi saat Fando ingin menjemput Velvet, Bibi bilang Velvet telah berangkat ke sekolah. Sedangkan saat pelajaran Velvet berpindah ke bangku paling belakang. Sebelum istirahat perempuan itu sudah berpura-pura pergi ke toilet dan selanjutnya tidak muncul lagi.

Fando berjalan menuju bangku belakang untuk memindahkan tas Velvet dan ditaruh di sebelah bangku Fando. Saat Fando akan menaruh tas Velvet, Ia tidak sengaja melihat sebuah kertas berbentuk amplop berwarna hitam.

Karena penasaran Fando membuka amplop itu. Dan sekarang ia mengerti mengapa Velvet menghindarinya.

***

"Velvet!" seru Fando dengan suara yang sedikit meninggi saat melihat Velvet berlari menghindar darinya.

Fando menyusul Velvet dan langsung mendekap Velvet dari belakang. "Vel kenapa kamu ngga kasih tau aku kalau selama ini kamu diteror? Harusnya kamu kasih tau aku."

Velvet mematung dan terisak "Emangnya kalau aku kasih tau kamu, kamu bakal baik-baik aja? ngga kan. Makanya aku ngga kasih tau kamu."

"Tapi ga usah ngehindar dari aku bisa kan? Kamu ngga tau gimana bingungnya aku pas kamu ngehindarin aku. Aku bingung salah aku apa." kata Fando sambil mengeratkan pelukannya.

"Lain kali kalau kamu diteror gini kasih tau aku ya. Jangan ada rahasia-rahasiaan." Velvet hanya mengangguk mengiyakan.

"Yaudah kamu pulang bareng aku ya?" kata Fando sambil membalikkan tubuh velvet dan mengusap air mata di pipinya.

"oke. Tapi beliin es krim ya? yayaya?" sambil memasang muka puppy eyesnya.

Fando mengacak rambut Velvet "Iya iya deh buat tuan putri."

Velvet langsung tertawa dan melanjutkan langkahnya bersama Fando disisinya.

Setelah membeli ice cream mereka duduk di taman. "Do kamu sayang sama aku ga?" tanya Velvet sambil menjilat ice creamnya.

"Sayang banget."

"Kenapa bisa sayang sama aku?"

"Apa cinta butuh alasan? Aku cinta sama kamu tanpa alasan. Tapi aku mempertahankan kamu dan cintaku untuk kamu dengan alasan."

"kok aku pusing ya? Kamu ngomongnya belibet sih."

"ish ngerusak suasana romantis aja terus."

"hehe abis aku bingung." jawab Velvet sambil cengengesan. Fando yang melihat itu langsung mengusel pipi velvet dan mencium pipi sebelah kirinya.

"Balik yuk Do udah jam 4 nih." ajak Velvet setelah melihat jam tangannya. Fando menarik tangan Velvet dan membawanya menuju motor.

Fando mengambil helm dan memakaikannya di kepala Velvet. "Aduh Do aku bisa sendiri. Aku bukan anak kecil lagi" sahut Velvet mengikuti dialog di salah satu iklan sabun.

"Promosi ya mbak? maaf ya mbak saya lagi ngga berniat mandi."

"ish aku kan cuman bercanda"

"Siapa yang bilang kamu lagi serius?"
jawab Fando dengan muka isengnya.

"ish. tau ah gelap."

"Belom gelap Vel masih setengah terang"

"FANDO !!! nyebelin tau ga?" kesal Velvet sambil menjukkan wajah yang di garang-garangkan yang berakhir menjadi muka imut menurut Fando.

"Lucu amat sih. Pacar siapa ini?" seru Fando sambil mencubit kedua sisi pipi Velvet.

"Ihh Do jalan aja"

"iya iya jangan ngambek sayang" balas Fando. Velvet menundukkan wajahnya berusaha untuk menutupi wajah merahnya saat mendengar kata sayang.

***

Bel rumah Velvet berbunyi dan menbangunkan Velvet yang tertidur. Ia segera beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu rumah.

"Iya bentar!" Teriak Velvet keras. Velvet membuka pintu dan menatap bingung orang yang berada di depan pintu.

"emm siapa ya?" tanya Velvet masih dengan raut wajah bingungnya.

"Hai. Gue Rival tetangga sebelah. Gue disuruh nyokap anterin kue buat lu."

"Ooo eh makasih ya. BTW emang siapa yang ultah?" tanya Velvet penasaran.

"Gue. hehe" jawab Rival sambil cengengesan.

"Kalo gitu happy birthday ya. sorry kepo gitu nanya nanya soalnya gue penasaran." jawab Velvet sambil tersenyum lebar.

"Mau masuk dulu gak?" tambah Velvet.

"ehmm, Boleh de. Abis gue bosen dirumah. Ngga papa kan?"

"woles. lagian kan emang gue yang ngajak." sahut Velvet sambil memberikan jalan masuk untuk Rival

"eh gue blom tau nama lu. tadi kan cuman gue yang kenalin diri."

"oh iya sorry lupa. nama gue Velvet. terserah lu mau panggil apa."

"oook. Lu ada play station ngga?"

"ada. mau main? gue bosen nih."

"bagus kalo gitu. ayo main" Jawab Rival sambil berjalan mengikuti Velvet.

Tidak terasa waktu sudah larut malam. Rival segera pulang dan Velvet melanjutkan games yang ada di PS.

Hurts (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang