Part 2 - Ulcer

4.6K 180 3
                                    

Cinta sebenarnya tidak buta. Cinta adalah sesuatu yang murni, luhur dan diperlukan. Yang buta adalah bila cinta itu menguasai dirimu tanpa suatu pertimbangan.

---

Velvet's POV

Bel sekolah berbunyi tanda waktu istirahat dimulai. Entah kenapa perutku sangat sakit, rasanya seperti melilit. Sepertinya aku kena maag lagi. Aku baru ingat belom makan sarapan.

Aku terus menahan sakit diperutku. Baru saja satu langkah aku berjalan aku merasa begitu pusing dan tidak bisa melihat dengan jelas.

Dalam sekejap semuanya menjadi gelap.

***

"vel? udah sadar?"

Aku mengerjabkan mataku beberapa kali. saat mataku terbuka sempurna aku melihat makhluk ciptaan Tuhan yang terindah. aduh aku ngomong apa sih?

"Kok aku bisa disini?"

"Lu tadi pingsan di kelas."

Huaa. demi apapun di dunia ini berarti dia yang bawa aku ke UKS dong.

"Tadi gw mau balikkin buku tapi lu pingsan jadi gw bawa lu ke UKS. Lain kali kalo ada maag makan yang teratur apalagi maag lu udah parah gini."

"I-iya"

Aduh pipi aku merah ngga ya? mampus jangan sampe aku malu-maluin diri aku sendiri.

"Lu lucu deh kalo lagi blushing."

What?! pipi aku beneran blushing aduh malu banget. Aku menundukkan kepalaku.

"Mau pulang bareng ngga? sekalian, soalnya gue juga mau pulang."

"em- ngga ngerepotin?"

"ngga."

Setelah aku pikir pikir sayang juga nolak rejeki.

"Yudah"

Fando dan aku segera pergi ke parkiran. Setelah aku sudah naik ke motornya, Kita langsung pulang.

Dalam perjalan tidak ada percakapan sama sekali. Sepertinya perjalanan masih jauh tapi langit sudah mendung sepertinya akan turun hujan.

Baru saja aku bilang begitu tiba-tiba ada air yang menetes dari atas. Ternyata memang benar akan hujan.

"Hujan nih. Mau nerobos aja atau neduh dulu?"

"Aku ngikut aja."

"neduh aja ya?"

Aku hanya mengangguk. Kak Fando memberhentikan motornya di halte.
Sudah jam 6.30 pantas saja sudah gelap.

"Kedinginan?"

"hehe."

Peka amat ya nih orang. Perasaan aku cuman gemetaran sedikit. Tiba tiba aku merasa kehangatan yang menjalar dikulitku. Aku melirik ke arah Fando dan mata kami bertemu. Fando memelukku dari samping dan memegang erat tanganku.

"Vel. Sebenarnya gue udah lama pengen ngomong ini ke lu."

Sebaris kalimat itu langsung membuat jantungku berpacu lebih cepat. Kenapa aku tiba-tiba merasa gugup ya?

"Gue sebenarnya udah lama liatin lu dari jauh. Entah kenapa mata gue selalu pengen ngeliat lu. Sorry kalo gue ga bisa buat serangkaian kata-kata romantis tapi dengan saksi hujan, awan, dan burung. Gue cuman mau bilang would you be my girlfriend?"

Apa ini mimpi tapi kenapa terasa begitu nyata? Dan perasaan apa ini? Kenapa aku merasa ada yang mengganjal?

"Velvet?"

"eh? a-aku ma-mau."

Aduh malu banget mana suara aku kayak tikus kejepit lagi. Pipi aku? gawat bisa jadi kayak tomat lagi nih. Ish kenapa coba pipi kamu selalu kayak gini.

"Makasih ya." Fando langsung menarikku ke dalam pelukannya.

"Do ga bisa nafas"

"eh? sorry. Kayaknya hujannya udah reda mau balik?"

"oh yudah"

Apa aku salah? Apa aku terlalu cepat mengambil keputusan? Apa aku terlihat seperti perempuan gampangan?

***

Pagi menyambutku rasanya aku baru tidur beberapa menit yang lalu. Kenapa tubuhku selalu sakit di pagi hari? Hah aku lelah.

"Non.. ada tamu dibawah" bibi mengetuk pintu kamarku.

"Cewek atau cowok bi?" aku bertanya. Kira-kira siapa ya yang dateng pagi-pagi kerumahku.

"Cowok non."

"Oh yaudah, suruh tunggu ya bi. Aku belum mandi hehe" jawabku cengengesan.

"Siap non."

Setelah bibi pergi aku mandi kilat. Bayangkan baru jam 5 pagi dan sudah ada tamu? Rajin amat tuh tamu.

Sehabis mandi aku langsung keluar dari kamar. Tapi baru saja selangkah..

"Morning Velvet."

Pelan-pelan aku memutar kepalaku ke belakang.

"MASYAALLAH DEDEMIT!" kagetku. Bayangkan saja gimana ngga kaget seorang Fando sekarang berada di dalam kamarku. ku tekankan sekali lagi KAMARKU.

Dan lihat sekarang Fando cuman ketawa dengan bahagianya.

"Ada yang lucu?" tanyaku kesal.

"HAHA. Komuk kamu kocak banget."

ish bikin tambah kesel aja. bukannya berhenti tertawa malah makin parah. dasar nyebelin. Salah apa aku mak?

"ish apasih yang lucu emang aku  badut apa?!"

"iya-iya maap dah neng. yuk berangkat. mulai hari ini sampai seterusnya aku antar jemput ya."

Aduh shock jantung bisa-bisa aku. Tadi nyebelin sekarang nyenengin.

Hurts (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang