Part 11 - Cranky

1.9K 82 0
                                    


Aku ga cemburu, aku cuma ga suka ada orang yang bikin kamu ketawa selain aku.

---

Setelah menelfon Velvet, Fando segera ke rumah Velvet. Ia tidak peduli kalau Velvet akan marah karena Ia datang dan mengganggu Velvet saat Velvet mengerjakan tugas.

Dengan segera Ia turun dari motornya setelah memarkirkan motornya di halaman rumah Velvet. Ia masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu karena Velvet sendiri yang bilang kalau Ia tidak perlu mengetuk pintu karena tidak ada siapa-siapa dirumah.

Fando langsung naik ke kamar Velvet. And guess what? yang Fando lihat saat ini adalah Velvet yang sedang tidur-tiduran dengan muka pucat dan tidak ada tanda-tanda sedang mengerjakan tugas sama sekali.

Fando langsung menghampiri Velvet yang masih asik tidur-tiduran tanpa menyadari kehadirannya.

"Ai? katanya ngerjain tugas? terus kok kamu pucat gitu sih? kamu sakit? kok ngga kasih tau aku?" tanya Fando langsung saat Velvet melihat Fando dengan tatapan kagetnya.

"eh - engga aku ngga papa. Cuman pusing dikit doang. Kok kamu disini? kan aku bilang sore, ini kan baru jam 1." tanya Velvet heran. Ia merapihkan dirinya dan menarik Fando menuju sofa kamarnya.

"Badan kamu kok lemas banget? Jalannya kayak nenek-nenek gitu." Velvet yang mendengar itu langsung mengerucutkan bibir sebal.

"Nenek-nenek? masa aku disamain sama nenek-nenek." seru Velvet dengan nada kesalnya.

"Ngga papa dong nenek-nenek. Yang penting kan cantik."

"Ye kayaknya kamu abis kejedot ya? Mana ada nenek-nenek yang udah keriput, jalannya udah susah masih cantik. Kebanyakan ngayal sih kamu."
kata Velvet kesal. Susah kalau punya pacar yang pemikiranny ke mana-mana.

"Ada la. Aku jamin pas kita udah tua, kamu pasti masih cantik. Mau gigi kamu ompong, kulit kamu keriput, kamu udah ngga bisa jalan pun. Aku masih sayang sama kamu." kata Fando yang seketika menohok Velvet. Apa iya Velvet bisa bersama Fando sampai tua?

"Ai? kok diem. Terpana ya sama kata-kata aku?" tanya Fando dengan cengiran lebarnya dan alis yang di naik turunkan.

"Terpana dari mana. Ngapain terpana sama gombalan kamu." kata Velvet berusaha biasa saja. Ia mengalihkan tatapannya dari Fando berusaha menutupi perasaanya.

"Eh ai mau pergi nonton ga?" tanya Fando semangat.

"nonton apa dulu?" Velvet bertanya karena ia suka ketiduran kalau filmnya memvosankan.

"Entar liat aja. Seru kok. Suer deh." kata Fando sambil menunjukkan tangannya yang berbentuk peace.

"Yaudah deh. Aku ganti baju dulu."

Velvet melihat ke Fando yang tetap berdiam di tempatnya. "Terus ngapain masih disini?"

"Hehe. Lupa" Setelah itu Fando langsung keluar sambil tertawa tidak jelas.

Setelah Velvet mengganti baju, Ia segera menghampiri Fando dan mengajaknya untuk langsung pergi.

Saat sampai di bioskop Velvet langsung melihat-lihat film yang sekiranya seru untuk ditonton. Diam-diam Fando sudah pergi untuk memesan dua tiket untuknya dan Velvet.

"Ai. udah yuk, filmnya udah mau mulai." kata Fando santai.

"Hah?! kok kamu ngga kasih tau? kan aku lagi milih-milih. Gimana kalau pilihan kamu ngga seru." kata Velvet kesal. Padahal Ia ingin sekali menonton film yang tadi Ia liat sepertinya seru.

Fando hanya diam. Bisa-bisa Velvet tambah kesal kalau Ia ngomong tentang film yang Ia pilih. Dengan pelan Fando menarik Velvet menuju tempat mereka akan duduk.

Fando melirik Velvet yang masih menatap ke arah handphone nya. Dalam hati Ia berharap Velvet tidak akan ngambek setelah tau film yang akan mereka tonton.

"Ai udah mau mulai tuh." seru Fando berusaha untuk membuat Velvet mengalihkan tatapannya dari handphone.

Velvet langsung mengalihkan tatapannya dan tiba-tiba muncul sosok menyeramkan di layar.

"AAAAA!!" teriak Velvet membahana seisi ruangan. Velvet langsung menyembunyikan kepalanya di bahu Fando.

"Do kok film horror sih! Kamu kan tau aku takut. Kalau aku ngga bisa tidur malem ini kamu harus tanggung jawab!" kata Velvet tidak jelas.

"Emang kamu hamil!?" tanya Fando dengan wajah pura-pura kaget.

"Kok jadi hamil sih! tau ah aku bete." Meskipun bete Velvet tetap menyembunyikan wajahnya di bahu Fando.

"Beneran bete? kok masih sandar di bahu aku?" tanya Fando usil sambil berusaha menahan tawanya.

"ish kan aku takut. Kamu mah ngga ngerti." Fando hanya ketawa sambil mengelus rambut Velvet. Melanjutkan menonton film yang dari tadi mereka anggurkan karena asik mengobrol atau lebih tepatnya berdebat?

Setelah selesai Velvet dan Fando keluar dari bioskop. Velvet menghentakkan kakinya kelantai dengan keras karena kesal.

"Iii pacar siapa sih. lucu amat" kata Fando sambil mencubit pipi Velvet.

"Ngga lucu kamu kira aku badut apa?!" ketus Velvet. Gimana ngga ketus orang Fando nyebelin. Sudah tahu Ia tidak suka nonton horror ini malah ajak noton horror.

Fando merangkul Velvet dan membawanya ke motor masih berusaha untuk membuat Velvet tidak ngambek dengan dirinya.

"Rival?" Panggil Velvet bingung saat Ia dan Fando sudah sampai di depan rumah.

Fando langsung menoleh saat mendengar nama seseorang yang Ia kenal. Dalam diam Ia memendam kekesalan "Ai aku pulang ya."

"Eh kok pulang? Yaudah deh hati-hati ya" Kata Velvet cepat sambil memperhatikan Fando yang langsung melajukan motornya.

"Oh iya ngapain Val? Udah lama gue ngga liat lu. Kemana aja lu?" tanya Velvet saat teringat kehadiran Rival. Mereka lalu mengobrol terus sampai waktu berubah menjadi malam.

Hurts (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang