Part 4 - Shock

2.9K 131 1
                                    

Malam itu aku bimbang antara tetap bersamamu atau kembali bersama keheningan malam.

***

Hari itu, pagi berubah menjadi dingin. Beberapa orang sudah menggerutu saat mengetahui hujan akan segera turun.

Berbeda dengan Velvet ia tampak begitu gembira karena adanya hujan yang menyejukkan. Dengan senyum yang terus terukir, Velvet keluar dari rumahnya dan menemukan Fando yang sudah menunggunya sejak tadi.

"hai." sapa Fando sambil memberikan helm untuk Velvet.

"hai, sorry ya nunggu lama tadi agak kesiangan hehe." jawab Velvet dengan ringisan kecil.

Fando menggerakkan tangannya untuk merapihkan rambut Velvet yang keluar dari helm. "gapapa kok untuk kamu apasih yang enggak"

Dengan muka yang mulai memerah Velvet berujar "Ish gombal mulu."

"Kan gombalnya sama pacar sendiri."
Balas Fando dengan senyuman yang semakin lebar. Dengan segera ia melajukan motornya.

***

Velvet dan Fando langsung menempati tempat duduk masing-masing sesampaiya di kelas.

Velvet menaruh semua buku di dalam   kolong mejanya dan menemukan sebuah surat berwarna hitam. Velvet melihat sebentar ke Fando dan membuka surat dengan diam-diam.

Gue peringatin sekali lagi. Jauhin Fando atau lu akan melihat hal yang tidak lu inginkan terjadi pada Fando.

Tulisan berwarna merah yang begitu mencolok diantara warna hitam. Selama ini ia selalu diteror dengan hal-hal seperti ini.

Namun Velvet tidak pernah memberi tahu kepada Fando karena Velvet rasa ia masih bisa mengatasinya selama tidak ada tindakan yang membahayakan.Meskipun ia menyadari bahwa hal ini merupakan peringatan keras untuk menjauhi Fando sebelum segala hal yang buruk terjadi. Biarlah hal ini terjadi selama Fando tidak terluka ia akan menyimpan semuanya sendiri.

Velvet memegang kepalanya yang mulai perih dan pusing. Hal ini merupakan hal yang biasa maka dari itu ia malas untuk mengecek ke dokter pribadi nya.

"Vel? Kamu kenapa?" tanya Fando saat melihat Velvet yang meringis kesakitan.

Velvet memutar kepalanya menghadap Fando "hah? emang aku kenapa?"

"Kamu sakit? Kalo sakit ke UKS aja yuk."

"ngga aku beneran ngga apa apa kok"
jawab Velvet berusaha memastikan.

Fando hanya mengangguk dengan muka yang tidak yakin. Velvet langsung mengelus dada "Jangan sampai Fando tau" batin Velvet.

"Vel" panggil Fando

"hm?"

"Vel"

"hm?"

"Vel"

"Apasi Do!?" tanya Velvet dengan nada yang sedikit meninggi.

"Ngga papa iseng aja abis kamu fokus bnget." jawab Fando sambil memainkan jari Velvet yang sedang tidak menulis catatan.

"ish." jawab Velvet singkat lalu melanjutkan catatan yang perlu ditulis.

"Vel kenapa sih kamu serius banget?" tanya Fando

"Ya biar bisa ngerti lah."

"ooooo gituuuu" jawab Fando dengan nada yang di panjangkan dengan sengaja.

"ihh gemes" kata Velvet sambil mencubit pipi sebelah Fando.

"shh. nanti ketawan guru" Fando berbisik.

"yee yang dari tadi berisik kan kamu" jawab Velvet dengan muka ngambek.

"hehe." cengenges Fando.

Dengan sesederhana ini Velvet dan Fando sudah bahagia. Tapi suatu akhir tidak akan begitu indah tanpa perjuangan untuk mempertahankan. Tinggal menunggu takdir mengganti segala alur cerita dan dengan tiba-tiba segalanya sudah berbeda.

***

Bel pulang sudah berbunyi. Semua murid bersorak gembira dan segera bersiap-siap begitupun Velvet dan Fando yang segera bersiap-siap untuk pulang.

"yuk." ajak Fando sambil menjulurkan tangannya.

Velvet dan Fando menuju parkiran dan langsung pulang. Tanpa mereka berdua sadari, seseorang memperhatikan mereka dengan senyuman sinisnya.

"Mau mampir?" tanya Velvet sambil turun dari motor.

"lain kali aja ya, hari ini aku ada janji sama keluarga"

"Oo yaudah gapapa. Dadaa"

"Kamu masuk gih"

"mm oke kamu hati-hati ya" jawab Velvet sambil berjalan mundur.

"Vel." panggil Fando sambil menunjuk kepala.

"hah kenapa?" jawab Velevet

"Kepala." ujar Fando. Velvet segera meraba kepalanya.

"hehe. lupa" ujar Velvet dengan tersenyum malu saat menyadari masih memakai helm

Setelah memberikan helm kepada Fando Ia berlari memasuki rumah untuk menutupi rasa malunya.

Fando tersenyum melihat tingkah lucu pacarnya. pacarnya? ada rasa bersalah saat mengucapkan kalimat itu. Dengan cepat ia melajukan motornya untuk menghilangkan perasaan bersalahnya.

Velvet memasuki kamar dan langsung tiduran di kasurnya dengan perasaan gembira. "ahh cinta memang menyenangkan" batin Velvet sambil tertawa kecil.

Tiba tiba ada suara dari balkonnya dengan pelan ia mengambil barang yang bisa digunakan untuk memukul. Dengan pelan ia melangkanlhkan kakiknya ke balkon dan membuka pintu balkon.

Setelah mengetahui tidak ada apa-apa ia segera menutup pintu tetapi matanya tidak sengaja melihat sebuah kotak di ujung balkon.

Ia menutup.puntu dan melangkahkan kakinya memasuki kamar. Velvet langsung membuka kotak dengan penasaran.

"Aaaaa!" seketika tangannya gemetar dan melempar kotak yang sudah terbuka itu. Dengan muka ketakutan ia terus menangis histeris saat melihat bangkai tikus di dalam kotak itu dan sebuah tulisan

peringatan terakhir. kalau lu ngga segera menjauhi Fando lu bakal liat Fando jadi bangkai seperti tikus ini.

"Apa yang harus aku lakuin? apa aku harus menjauhi Fando orang yang membuat hariku lebih berwarna?" batin Velvet.

Hurts (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang