(22)dua puluh dua

20.7K 768 6
                                    

Vani berjalan di koridor sekolahnya ,yang tampak sepi karna semua sibuk di luar arena kelas,ia tak menyangka kalau pamannya adalah donatur terbesar di sekolahnya ,membuat semua gadis gadis di belakangnya berbisik bisik dengan kagum pada daniel,membuat vanilla jengah dan pergi dari kursinya ,menghiraukan kevin yang memanggilnya

Vani berhenti ketika melihat daniel berdiri tak jauh darinya
Vani sedikit berlari menghampiri daniel

"Paman..."ucap vani

Daniel menarik tangan vani,vani hanya menatap pamannya bingung

Daniel membawa vani kedalam kelas yang tampak kosong lalu menguncinya

Brak!!

Vani terkejut ketika pamannya mengebrak meja lalu menatap vanilla tajam

vanilla hampir saja terjungkal ke belakang

Daniel berjalan kearah vani membuat vani refleks mundur daniel semakin mendekat membuat vani terkurung diantara dinding dan kedua tangan daniel di kedua sisi badannya
Daniel segera mencium bibir vani ,menggigit kasar hingga membuat vani membuka mulutnya , daniel menyalurkan emosinya yang sudah di tahan daniel sedari tadi ,ia tak suka melihat vani tersenyum pada pria lain,membuatnya menahan emosi karna harus berpidato dulu mengatakan berbagai kalimat yang menurut daniel hanya basa basi ia selalu memandang kearah vanilla yang duduk di kursi penonton walau menatapnya ,tapi pria di sampingnya mengelus elus kepala vani membuat vani merengek kecil,itu membuat daniel emosi dan segera mengakhiri pidatonya lalu menatap tempat duduk vani tapi kosong membuat daniel mencari kesana kemari

Dan disinilah mereka ,saling meremas rambut lawannya

"Ehmmm...."desah vani

"Sial!"maki daniel sambil melepas pagutan bibir mereka
Vani menghirup udara sebanyak banyaknya

"Kenapa kau mendesah.."ucap daniel
Membuat vani melotot kearah pamannya

"Paman yang kenapa mencium ku seenaknya"ucap vani

"Itu ...itu ...terserah ku"ucap daniel

"Mendesah juga terserahku"ucap vani

"Kau...!"ucap daniel menatap tajam vani

"Paman kenapa sih,tiba tiba baik,tiba tiba diam ,tiba tiba marah maunya paman apa,vani pusing tau gak"ucap vani menatap pamannya sambil menahan air matanya yang hendak keluar

Daniel terdiam lalu menatap vani

"Itu kan yang kau inginkan"ucap daniel

"Paman tau apa tentang keinganan vani !!"ucap vani

"Aku tau kamu tidak suka jika aku berada di dekat mu"ucap daniel

"Paman salah,vani selalu ingin dekat sama paman,tapi beberapa hari ini paman selau dingin sama vani,selalu diam ,vani sakit...dada vani sesak ,vani selalu berfikir kalau paman sudah malas mengurus vani"ucap vani

"Aku tidak begitu"ucap daniel

"Paman tak tau kalau sikap paman selama ini,menyuruhku untuk menjauh"ucap vani sambil terisak pelan

Daniel segera membawa vanilla kepelukannya

"Maaf"ucapnya mengecup kening vanilla

"Paman jangan bersikap dingin lagi,vani selalu kepikiran "ucap vani sambil mengeratkan pelukannya

"Kamu juga jangan mau aja di sentuh laki laki lain"ucap daniel.

Vani melepas pelukannya
"Aaa...paman cemburu ya...."ucap vani

LOVE TO UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang