MY : Part 13

18K 1.5K 170
                                    

Sorry baru update.  Bulan puasa ini asama gue tiap hari kambuh.  Laki. Suka marah kalau gue tidur terlalu malam,  krn makim malam makim dingin,  dan asma gue makin parah.  Padahal gue cuma bisa nulis kalau anak lagi bobo T.T

Yasudah. Cukup curhatnya. 

Happy reading gengs

****


Rio pulang ke rumah dengan perasaan gusar.  Bukannya seharusnya dia berbahagia karena tanpa perlu usaha keras,  rayuan maut atau menggelontorkan sejumlah uang untuk dapat meniduri wanita itu? Wanita itu sendiri yang datang dengan sukarela ke dekapan Rio. Tapi yang di rasakan Rio malah serasa ada yang salah. 

Ya ada yang salah dengan hatinya.  Dengan dentuman keras di dadanya sejak beberapa jam lalu, tepat ketika wanita itu menggenggam tangan Rio. 

Ini sudah lebih dari 3 jam sejak Rio mengantarkan wanita itu pulang ke apartemennya,  tapi anehnya kenapa dada Rio masih terasa menghangat?  Kenapa wajah wanita itu terbayang bayang dengan sangat jelas di ingatan Rio?  Parahnya,  kenapa setiap Rio melafaldzkan nama Deandra Salsabilla,  Rio hampir meledak karena bahagia. 

Tuhan..

This is love?

Rio memijat keningnya. Lebih lebih dia tidak yakin apa harus menyesal dengan apa yang di lakukannya beberapa jam yang lalu itu.

Rio ingat dengan jelas apa yang di lakukannya tepat setelah wanita itu mengatakan, kalau Rio boleh menyentuhnya,  menciumnya,  atau menidurinya jika Rio mau.  Saat itu juga, tanpa meminya ijin,  Rio langsung menarik tangan wanita itu.  Dan dalam kepatuhan,  wanita itu menurut,  mengikuti langkah Rio menuju mobil yang terparkir tidak jauh dari tempat mereka.

Setelah mereka berdua duduk di dalam mobil,  Rio mencondongkan tubuhnya mendekat ke arah kursi penumpang.  Tangannya mencengkram pergelangan Abil -sangat keras,  lalu membantingnya ke jendela di sampingnya. 

Tepat ketika nafas Rio menghangat di wajah Abil,  wanita itu memejam seraya mengernyit. Tangannya yang berada di cengkraman Rio berubah gemetaran,  dan berkeringat dingin.

Rio langsung menghentikan aksinya.  Dia mengamati wajah di depannya yang hanya berjarak satu jengkal dari wajahnya. Wajah itu  nampak pucat,  perpaduan antara takut dan cemas.

"Lo bilang, gue boleh menyentuh lo, mencium lo,  bahkan meniduri lo jika gue mau.  Tapi kenapa lo gemetaran?  Takut? Hmm? "

Abil tidak menjawab.

Detik selanjutnya,  Rio melepaskan cengkraman tangannya di tangan Abil.  Dia memundurkan wajah.  Duduk dengan tenang di kursi pengemudi.

" Jangan menawarkan hal gila seperti itu pada lelaki lain, karena tidak semua lelaki di luar sana akan bersikap seperti gue barusan.  Gue rasa,  mereka akan dengan senang hati mengambil kesempatan itu tanpa berpikir dua kali. "

Parahnya,  gue ga bisa bayangkan kalau lo tidur dengan lelaki lain.  What the fuck? 

Wahai hati,  lo emang udah gila.

"Kalau lo cuma butuh tempat curhat,  tempat pelampiasan,  teman untuk menghabiskan waktu,  gue siap jadi orang itu. Lo tinggal calling gue. Im free for you anytime,  anywhere. Gue bakal ada buat lo. " Dia menjanjikan.

" satu lagi,  jika lo memang ingin tidur dengan gue,  pastikan dulu di hati lo ada rasa suka buat gue.  Karena gue ga mau,  saat lo tidur dengan gue,  yang lo bayangkan adalah suami lo.  Itu melukai harga diri gue," kata Rio lagi.

Dan memang itulah alasan Rio tidak menyentuh wanita itu.  Karena Rio enggan,  jika dia yang bekerja keras,  wanita itu malah membayangkan tengah melakukannya dengan suaminya. 

Marry YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang