MY : part 22

6.2K 791 104
                                    

Flashback

"She is great," wanita itu berkomentar, dia tidak memperdulikan Alva yang baru masuk ke dalam kamar, lalu memergokinya tengah berpakaian.

"I know."

Alva hanya tersenyum sedikit, seraya berjalan ke nakas di samping tempat tidurnya.

"Thanks Si," ujarnya lagi. Dia menarik laci nakas, lalu menyimpan amplop coklat di atas nya.

Mata wanita itu ikut mengikuti pergerakan Alva. Dia hanya tersenyum miring.

"Buat apa? Aku merasa tidak perlu di bayar untuk 'pekerjaan' yang tidak kita lakukan."

"Nope. You need this. Just take it."

"Kejadian malam ini, jangan bilang Mia. Please." Alva terdengar mengiba.

Lalu Sisi hanya menyeringai seraya menggelengkan kepala.

"No. I don't." Dia menjanjikan.

Lalu dia melirik Alva, mata mereka bertemu.

"You know what Al?" Katanya memulai percakapan yang sejak tadi sudah Sisi pikirkan, sejak melihat interaksi di antara Alva dan istrinya itu.

"I think you fall in love with your wife."

"Me?" Alva menunjuk dirinya sendiri, dahinya nampak berkerut. Lalu dia tertawa. Tawa yang jelas di buat buat

"Absolutly No. Aku cuma ingin membuat dia kesal," lanjutnya lagi. Berusaha terdengar benar benar meyakinkan Sisi, bahkan meyakinkan dirinya sendiri, bahwa semua yang terjadi malam ini hanya untuk membalas perbuatan Abil padanya tadi pagi. Tidak lebih.

Semoga memang seperti itu.

"Oke whatever." Mata wanita itu terputar dramatis.

"Tapi, aku rasa istrimu jauh lebih baik ketimbang Mia," katanya berkomentar. Seolah olah dia tau bagaimana perasaan Mia untuk Alva.

Alva enggan adu mulut. Jadinya dia hanya diam, tidak berkomentar apa apa. Dan itu sungguh membuat Sisi sangat gemas ingin membongkar semua hal tentang wanita pujaannya itu.

Alva mengenal Sisi sebagai salah seorang teman Mia. Beberapa jam lalu,  lelaki itu menghubungi Sisi lalu meminta tolong untuk datang ke apartemennya. Tujuannya hanya untuk membuat sang istri menjadi murka.

"I'm leave." Dia mengambil amplop yang Al simpan di nakas.

"Aku akan mengantarmu." Kata Alva, lelaki itu buru buru berpakaian.

"No. Aku udah pesan taksi ko. You know, aku punya 'pekerjaan' lain yang benar benar harus aku kerjakan." Sisi memutar bola mata.

"Just, dont choose a woman wrong. Jangan sampai kamu kehilangan yang terbaik di antara yang baik." Lagi lagi dia menasehati, sebelum akhirnya Sisi pergi menyusul Abil yang sudah sejak tadi membanting pintu apartemen Alva.

***

"Here we are," ujar Rio, tepat ketika dia membuka pintu rumahnya untuk Abil.

Diam diam, Rio berharap Abil akan menyukai tempatnya. Karena jika tidak, besok pagi pagi Rio akan mencari rumah baru yang sesuai dengan selera wanita ini.

Jelas, tujuannya hanya untuk membuat Deandra Salsabilla betah jika datang ke tempatnya. Atau bahkan, Rio akan menawarkan dia untuk tinggal bersamanya?

Ide cemerlang. Rio suka gagasan living together itu. Setidaknya, dia tidak akan tersiksa dengan rasa rindu yang semakin hari entah mengapa semakin sulit dia kendalikan.

"Rumahnya bagus." Wanita itu berkomentar. Nadanya terdengar tulus. Dan itu sudah cukup membuat Rio lega, dia yakin Abil suka rumahnya ini.

"Ayo ke atas," ajak Rio.

Abil mengekorinya di belakang. Melalui ujung mata, bisa Rio lihat pupil wanita itu tengah memindai seluruh sudut sudut rumahnya. Dan melihat ekspresi nya, Rio cukup yakin, kalau Abil menyukai rumahnya. Setidaknya, Rio tidak perlu mencari rumah baru hanya untuk menyenangkan wanita pujaannya itu.

Oh God. Rio benar benar jatuh cinta.

Sekarang saja, jantungnya nyaris terjun ke lambung. Berdetak dengan sangat norak, hanya karena berada di rumah yang sama dengan Abil.

"Dan ini kamarnya," ujar Rio tepat ketika dia membuka kenop pintu master bed room yang berada di lantai atas.

Rio bisa lihat, kening Abil sedikit berkerut. Mungkin bingung kenapa alih alih menunjukan Abil sebuah kamar tamu, Rio malah menunjukan kamarnya. Jelas, tujuannya hanya karena Rio ingin Abil tidur di kamar Rio. Bersama Rio. Di samping Rio. Di ranjang yang sama. Dalam artian secara harfiah.

Semoga Tuhan bisa menjaga tangannya agar dia tidak berusaha meraba raba tubuh Deandra Salsabila saat wanita itu tertidur di sampingnya.

"Kau ingin aku tidur disini?"

Dia bertanya. Ada sedikit keraguan dalam nada suaranya, tapi keberanian jelas lebih unggul, karena detik selanjutnya Abil berjalan ke arah tempat tidur yang berada di tengah ruangan.

"Yup." Rio menganggukan kepala. Meski dia tau Abil tidak sedang melihatnya.

"Bersamamu?"

"Kalau kau tidak keberatan." Rio mengangkat bahu. Dia berusaha menjaga ekspresinya tetap datar. Padahal hanya Tuhan yang tau, betapa jantungnya nyaris meledak.

Lalu dia sudah duduk di ranjang Rio. Memperhatikan Rio yang masih berdiri tidak jauh dari pintu kamar. Seolah Rio lah tamu disini.

Dia tidak menjawab. Jadi Rio berspekulasi bahwa mungkin Abil tidak ingin tidur di kamar yang sama dengan Rio.

Ahhh.. jujur Rio agak sedikit kecewa. Karena, entah bagaimana menjelaskannya bahwa tidur di ranjang yang sama dengan artian benar benar tidur bersama wanita, tidak seburuk yang Rio bayangkan.

Untuk pertama dan terakhir kalinya Rio tidur bersama wanita, adalah kejadian di hotel bersama Abil beberapa hari yang lalu. Dan demi Tuhan, Rio tidak bohong, kalau itu tidur paling nyenyak yang pernah dia ingat seumur hidup yang Rio jalani.

"Kenapa? Kau keberatan? Aku akan tidur di kamar yang lain, kalau kamu tidak mau tidur denganku."

"Aku tidak keberatan. Hanya saja, aku ingin melakukan sesuatu."

"Apa?"

"Ya kau tau..." Dia mengangkat bahu.

"Melakukan hal hal yang wanita dan pria lakukan dalam satu waktu."

***

TBC

Gue minta maaf sih, karena gue jarang update. Serius, makin gede anak gue, gue makin sibuk ngurusin dia. Dan sekalinya ada me time, gue pake buag olahraga, buat ngumpul sama teman teman gue, dan quality time sama suami.

Gue juga, sekarang kalau nulis atau baca novel karya orang, ga bisa siang siang, ga bisa pas anak gue lagi bangun, karena dia udah pinter protes, dan super berisik, bawelnya ngalahin pembawa acara bola yng berisik itu guys😅 jadi, gue kehilangan konsentrasi, kalau nulis pas dia lagi bangun. So, tenang aja, gue ga bakal lupain semua cerita gue. Gue pasti selesaikan MY kok. Ga bakal di gantung, lalu tiba tiba gue menghilang.

Please jangan maki maki gue di kolom komentar, meski gue pantas mendapatkannya. But, you know guys. Thats hurt me sumveh😂😂😂

See you soon dear😘

Marry YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang