MY : Part 20

17.5K 1.4K 269
                                    

Hai. Sorry telat update. Rumah gue kebanjiran gara gara ujan gede mulu, di tambah susah banget nyari tukang buat benerin saliran airnya. Jdi, gue sibuk lah ya ngurusin rumah.

"Alesaaaannnn. Basiiii!!!"

Pasti ada yg komentar gtu deh ya.hahahhaha

Its oke.

So happy reading guys.

***********

Alih alih merasa terbang melayang karena ucapan Rio, Abil malah seakan berjalan di sebuah es yang terlampau tipis. Takut jika gerakannya akan membuat es ini pecah, lalu malah membuat dirinya ikut terluka.

Ya Tuhan.

Entah ini mimpi atau kenyataan, tapi Abil berharap, bahwa kata kata Rio semalam hanya sebuah rayuan receh, yang seharusnya tidak membuat Abil gusar semalaman.

Atau memang itu pesona dari seorang casanova?

Abil menarik nafas dalam dalam. Bukan saatnya dia merasa seperti ini. Oh come on Abil, hari ini hari pertama mu bekerja. Hari yang kamu nanti nantikan, untuk membuat Alva merasa pusing setengah mati.

Abil berusaha mengabaikan fakta itu.

Hasilnya, salah satu misi balas dendamnya yang lain sukses besar.

Rapat dewan direksi, menyambut kedatangan Deandra Salsabilla. Semua orang orang kepercayaan Rendra memberi selamat, untuk jabatan Abil yang baru. Seorang Manager keuangan yang baru di kantor Rendra. Dan parahnya, semua proyek yang di pegang perusahaan Rendra, serta semua anak anak perusahan Universal Group, pendanaannya hanya akan cair jika ada tanda tangan Deandra Salsabilla.

Di ujung sana, ada sepasang mata yang membulat sempurna, menatap ke arah Abil. Wajahnya pucat pasi, nyaris seperti seseorang yang baru saja meninggal dunia.

Eat that Alva!!

Abil melambai, dengan senyum tanpa cela ke arahnya. Dia bahkan mengabaikan fakta beberapa belas pasang mata yang terarah padanya, lalu hanya tersenyum seraya menggeleng gelengkan kepala, melihat interaksi mereka.

Rendra membiarkannya. Pria paruh baya itu bahkan meninggalkan anaknya berdua di ruang rapat bersama Alva.

"Hai suami!" Suaranya terdengar sangat manis. Saking manisnya, Alva sampai takut kena diabetes. Lalu tiba tiba air muka Abil berubah, dia terlihat khawatir.

"Mukanya pucet banget? Belum makan ya?" Katanya lagi. Sekali mendengar dan melihatpun Alva tau, nada khawatir barusan serta gekstur tubuh istrinya itu hanya di buat buat.

"Makan gih. Jangan sampai kamu cepat mati sebelum kamu ngemis ngemis di bawah kaki aku." Lalu dia tersenyum jemawa.

Alva menghela nafas panjang.

"Jadi kamu ga pulang selama dua hari cuma buat nyiapin ini?" Lelaki itu malah terlihat menyindir. Nada suaranya terdengar jengkel, yang Abil tebak karena Alva tidak menyangka bahwa Abil serius dengan kata katanya tempo lalu, untuk ikut terjun mengurusi perusahaan Papanya.

"Basi banget," katanya lagi. Dia berdiri lalu melenggang pergi meninggalkan Abil.

*****

Alva memegang pelipis. Terlampau sakit kepala dengan kedatangan Deandra Salsabilla. Ya walaupun, Alva tidak bisa bohong dia agak sedikit lega setelah tidak melihat Abil selama 2 hari kebelakang.

Belum lagi dengan keinginan si tua bangka Rendra untuk mengakusisi salah satu anak perusahaan pesaingnya, semakin membuat tekanan pekerjaan Alva bertambah besar.

Beberapa kali lelaki tua bangka itu meminta Ebitda yang terlampau seperti khayalan, hanya untuk menarik investor. Dan Alva mulai kelabakan dengan semua proyek proyek yang ia hendle bersama teamnya.

Marry YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang