Hai good night again All.
Maaf ini dikit lagi. Tapi lumayan dari pada enggak kan ya?
Gimana udah lihat video Alva Abil di Ig ku?
Jadi haruskah mereka kembali bersama?
Atau tidak?
Hope you enjoy this story .
Btw gue kangen Gege Rio dong ya😢
Mulmed foto Gege Rio, yang di foto candid sama Cristian.******
Alva rasa Abil baru mendapatkan kesadaran nya saat dia baru saja mengucapkan kalimat ancaman itu.
Karena detik berikutnya, yang Alva dapat adalah sebuah bekas asimetris di pipinya, berkat dari tamparan Abil yang cukup keras.
Pupil wanita itu membesar, dan wajahnya nampak sangat marah. Tapi, Alva benar benar tidak peduli. Hari ini, apapun yang terjadi dan apapun konsekuensinya nanti dia akan mendapatkan Deandra Salsabilla. Harus.
Alva menyisir rambut dengan gerakan santai. Dan Abil menjadi lebih murka lagi.
"Kamu benar benar menjijikan," ujarnya lalu mendorong Alva, hingga cengkraman tangan Alva di lengan Abil terlepas.
"Jangan berani mencium ku lagi!" Alva tau, Abil berkata sungguh sungguh. Tapi entah kenapa, justru Alva semakin merasa tertantang untuk melakukan nya lagi.
"Berhentilah berpura-pura, aku tau kamu menyukainya Abil," kata Alva, sembari berjalan mendekat ke arah Abil lagi. Mengikis jarak di antara mereka.
Bisa Alva lihat, tubuh Abil menjadi gemetaran. Dan itu membuat darah Alva semakin mendidih. Jadi begini rasanya berburu?
"Jangan mendekatiku atau aku akan berteriak! " Dia membentak dan melangkah mundur sambil menatap tepat ke mata Alva. Dan Alva malah menyeringai seperti seorang pemburu. Sangat menyenangkan.
"Berteriak lah. Aku tidak peduli Abil. Dan aku yakin, tidak akan ada yang peduli. Sekalipun ada yang peduli, apa yang akan kamu katakan pada mereka? Mengatakan, bahwa suamimu mencoba memperkosa istrinya sendiri?"
"Kau!" Abil menamparnya lagi, lalu mendorong Alva menjauh, sebelum akhirnya dia berlari ke dalam kamar.
***
Abil kira Alva akan takut dengan ancamannya. Tapi itu malah menjadi Boomerang untuk Abil.
"Kau salah karena memilih menikah dengan ku," katanya lagi. Dia berkata kata sambil mengusap bekas tamparan Abil.
Lelaki itu terlihat seperti menikmati permainan sialan ini. Dan Abil yakin, Alva benar benar ingin bermain dengan serius. Seringai sialannya itu menunjukan semuanya.
Jujur Abil benar benar tidak bisa berfikir dengan cepat. Yang dia tau, dia harus menyelamatkan diri di suatu ruangan dan mengunci pintu, lalu menelepon Rio untuk meminta tolong.
Lalu saat melihat Alva semakin dekat ke arahnya, tanpa sadar Abil mundur dengan langkah gemetaran. Dan yang bisa Abil lakukan hanya menampar Alva keras keras, sebelum akhirnya mendorong Alva sekuat tenaga.
Saat berbalik, matanya menangkap pintu kamar Alva yang terbuka lebar. Dengan tergesa-gesa dia berlari ke arah kamar Alva, sambil mengambil handphone dari tas selempang yang dia pakai. Lalu menekan tombol dial pada nomor telepon Rio.
Tapi tepat ketika dia baru mencapai kenop pintu, dan akan menutupnya, Alva mendorong pintu itu hingga Abil terjatuh. Dan handphone Abil terlempar dari genggaman tangan.
Abil meringis, dan merangkak dengan mata berkaca-kaca.
"Pergi. Jangan dekati aku." Lagi lagi Abil membentaknya. Dan Abil yakin, Alva bisa mendengar suara Abil yang gemetaran, dan matanya yang syarat akan permohonan itu.
Tapi dia memang bajingan. Seperti pemburu yang belum puas mendapatkan mangsanya, Alva terus mendekat ke arah Abil dengan gerakan yang sangat santai dan menjijikan.
"Kau salah kata kata Abil," katanya. Lalu berbalik, mengunci pintu dan menarik kuncinya sebelum akhirnya menyimpan kunci itu di saku jins yang dia pakai.
Abil membelalak tidak percaya. Abil tidak tau bagaimana lagi caranya untuk menyelamatkan diri. Sampai akhirnya, dia melirik ke arah kamar mandi, dan berniat mengunci diri disana, sampai Alva menyerah.
Dia berdiri sambil ketakutan. Dan mencoba berlari ke arah kamar mandi. Tapi gerakan Abil kurang cepat, karena Alva lebih dulu memeluk pinggangnya, dan mengangkat tubuh Abil.
Abil meronta -ronta, memukul Alva dengan cara membabi buta, menjambak rambutnya dengan sekuat tenaga, dan menendang tulang kering lelaki itu.
"Lepaskan aku sialan. Lepaskan!" Abil terus berteriak.
"Tidak akan."
Lalu tanpa segan segan Abil menggigit lengan Alva yang melingkari pinggangnya. Hingga lelaki itu menyurukkan wajahnya di punggung Abil, sambil meringis menahan sakit.
Hingga Abil menyerah. Dan terisak pelan. Dia tidak lagi mencoba melawan Alva.
Mungkin jika dengan kekerasan Alva tidak mau melepaskan nya, barangkali jika Abil bersikap lunak, Alva akan kasihan lalu menghentikan permainan sialan ini.
"Aku mohon lepaskan aku." Abil benar benar terdengar mengiba.
"Jangan meminta sesuatu yang tidak bisa aku kabulkan."
" Apa sebenarnya mau mu Kak?" Abil bertanya tanpa melirik ke arah Alva.
"Aku menginginkan mu."
Untuk beberapa detik terkutuk, Abil berhenti bernafas. Sampai dia sadar, bahwa Alva bukan menginginkan nya dalam arti yang sebenarnya.
"Kamu hanya menginginkan tubuhku. Kamu hanya bernafsu dan marah karena aku sudah di sentuh oleh orang lain. Benar kan Kak?"
Alva tidak menjawab.
"Jangan pernah tidur di tempat laki laki lain lagi."
Dia malah mengatakan sebuah permintaan yang membuat jantung Abil berhenti berdetak.
Abil sedikit mengernyitkan kening. Mungkinkah dia cemburu?
"Kenapa?"
"Aku tidak tau. Aku hanya tidak suka, sesuatu yang masih menjadi milikku di sentuh oleh orang lain."
"Aku bukan milik mu." Abil menjawab sambil menangkap tangan Alva yang mulai meraba raba tubuh bagian depannya.
"Kau milik ku Abil. Secara hukum dan agama. Kau milik ku," bisik nya di telinga Abil.
Lalu membalikan tubuh Abil ke arah nya dan memegang pergelangan tangan Abil dengan sangat keras.
"Dan aku bersumpah, malam ini aku akan mendapat mu."
***
TBC
Dikit dikit asal sering update aja ya 😂😂😂
Jadi gimana nih, pilih Alva atau Rio?
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry You
Chick-LitCerita 21+ Be smart readers please ? Ini cerita klise. Cerita antara tiga orang manusia bernama Alva, Abil dan Rio. Alva yang tidak mau menjadi keledai dungu, di sortir perasaannya dari balas budi menjadi sebuah bentuk cinta untuk Abil. Abil yan...