Part 3

50 8 5
                                        

Hei, berapa lama kalian butuh waktu untuk berkenalan? Cepat atau lambat itu nggak penting kan? Yang terpenting hanyalah bagaimana cara kalian berkenalan. Itu saja. Mudah bukan?

Kupikir cara berkenalanku lumayan unik. Tidak. Aneh dan mengesankan. Hahaha.. Kau tau? Karena sebuah barang yang  sederhana yang ia bawa membuatku benar-benar terkejut.

'Kau selalu membawa barang itu ya?'.

'Hmm? Barang apa? Ini ya?'. Sambil ia menunjukkan "barang itu" kearahku dan membuatku benar-benar.. Entahlah.

'Aku selalu membawa ini.. Kupikir-- Jinto-kun akan selalu menjagaku. Hahaha.. Kujadikan pin ini menjadi jimatku lho.. Hehehehe'.

Seketika wajahnya yang semulanya nggak nyaman, menjadi benar-benar.. Sangat senang! Apa segitunya Jinto.. Ah tidak. Aku! Apa segitunya "aku" di hidupnya. Aku tidak ngerti apa yang ada dipikirannya. Sungguh! Dan aku sekarang merasakan dokidoki yang luarbiasa.

'Kamu-san, kenal "Jinto-kun" nggak?'

Hahahaha.. "Kamu-san". Dia memang benar-benar bukan orang sini. Hmm.. Enaknya ku jawab apa. Kenal? Kayaknya dia bakal biasa aja. "Jinto itu aku.." eh aku tadi belum memperkenalkan diri ya.. Kalo aku bilang gitu gimana. Ah jangan. Coba bilang gak kenal ah..

'Aku tak mengenalnya. Memangnya siapa dia?'

'....'

Mampus! Aku merusak moodnya. Sebaiknya aku harus cepat mengajaknya ketempat itu.  Ngomong-ngomong, kalo manyun lucu juga ya. Hahaha..

Aku harus segera minta maaf.

'Ma..'.

'Ah tak apa.. Suatu saat kamu-san akan kenal kok'.
Raut wajahnya berubah.

Jujur. Aku merasa sangat nggak enak sekarang. Seharusnya tadi aku bilang kenal.. Ah badly.

'Bisa kita lanjutkan perjalanannya?'.

Ujarku memotong keheningan ini.
Setelah pembicaraan ini berakhir, keheningan tercipta lagi.

Saat kami sampai ditempat yang kutujukan, benar tebakanku! Dia sangat suka!
Udara pagi desa yang asri, pemandangan kota jelas terlihat sangat indah, suara burung yang merdu, rumput hijau yang segar, dan sebuah pohon rindang yang menambah kesejukan disini.

Kulihat cewek itu membatu pada posisinya. Dalam arti "dia tertegun".

'Hei, are u ok?'. Ucapku pelan.

Dia kaget.
'Ah.. Im ok. Hehehe.. Aku tertegun. Ternyata di Jepang ada tempat seperti ini ya. Meski, di Indonesia lebih banyak sih..'.

Oh ternyata dia dari Indonesia. Hah? Aku punya fans dari Indonesia? Kupikir hanya Mizuki dan Daichi saja yang punya fans dari Indonesia. Aku bahagia. Hahaha...

Ia langsung duduk tanpa alas dan membuka skettbook-nya. Dan aku Speachless lagi karena ia  membuka halaman pertama skettbooknya yang disitu terdapat gambarku. Aku nggak habis pikir, kenapa "Jinto" yang ia gambar lebih keren dari pada "Jinto" yang asli?

Tanpa sadar aku langsung duduk disampingnya.

Kulihat dia mulai menggores pensil HB nya dengan santai. Tangan-nya sangat luhai. Sepertinya cewek ini sudah mastah.

'Makasih ya.. Tempatnya keren'.

Ujarnya membuyarkan lamunanku.

'Ah iya.. Nama kamu siapa?'.

Sial! To the point! Apa yang cewek ini pikirkan ya?

'Nama ku (Your full name), kamu bisa memanggilku (your name). Kalau kamu?'

Mati! Aku harus jawab apa?!. Apa harus kujawab,"Namaku Yoshida Jinto". Dia akan berteriak dan bakal rusak rencanaku, dan dia bakal kecewa?mungkin.

Jadi aku harus berbohong lagi?

'Na..namaku Kuro..saki Hyouma'.
Aku gemetar kalau berbohong.

'Ah.. Kurosaki-kun! Yoroshiku na..'. Ujarnya sambil tersenyum simpul.

Ah.. Aku merasakan pipiku memanas. Untung aku memakai masker.

'Yo..yoroshiku'.

Dia menatapku. Lalu tertawa puas. Sial ! Kenapa harus gugup segala.

Gomen. Aku ga bisa. Diksi ku salah semua :'( *sad
Makasih dah baca + makasih dan komen dan makasih udah vote. Kalian baik. Daisuki :* /hajar.

See u

Mora or u can call me moya

Tenshi Ni FuretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang