Part 1

38.5K 1.9K 131
                                    


Beby berjalan tergesa ketika terdengar gelegar suara yang memanggil-manggil namanya, suara baritone yang keras milik Regan, Tuan tampan yang selalu menjadi impian Beby, padahal Nyonya Diana selalu menyuruhnya untuk menganggap Regan sebagai saudaranya sendiri, namun baik Beby maupun Regan ternyata enggan untuk menerima semua itu. Beby tidak menerima semua itu karena dia merasa tak pantas, namun Regan malah sebaliknya, ia malu memiliki saudara seperti Beby si anak yatim piatu yang tak jelas asal usulnya.

💮💮💮

"Beby mana sih Ma?" tanya Regan dengan wajah kesal pada sang Ibu.

"Mungkin lagi didapur kali Gan, sabar dulu kenapa?, gak usah marah-marah begitu." Nyonya Diana mencoba untuk menenangkan Regan.

"Tapi ini udah jam 7 Ma, Regan harus ke Rumah Sakit, ada operasi setengah jam lagi, tapi kemeja Regan belum disetrika sama dia."

"Apa kamu cuma punya satu kemeja aja hm? kamu bisa pakai kemeja lainnyakan?"

"Tap-"

"Saya disini Tuan, Tuan mau apa?" sahut Beby yang sudah datang dengan nada tergesa.

"Nih!" Regan langsung melemparkan kemeja kearah Beby. "Cepat setrika! saya cuma mau pakai kemeja itu, lima menit harus selesai, atau kalau nggak kamu akan tau akibatnya." Ancamnya, lalu segera berlalu menuju kamarnya.

"Hmmhh.." Beby hanya bisa menghela nafas berat. 'kebiasaan..' imbuhnya dalam hati.

"Yang sabar ya sayang, maklumin sikap Regan, sejak Papanya meninggal dia memang begitu." Ujar Nyonya Diana sambil mengelus pundak Beby.

"Nggak apa-apa Buk, udah biasa. Saya bisa ngerti kok. Saya setrika dulu ya."

"Iya cepat! keburu Regan marah lagi sama kamu."

"Hm." Beby hanya mengangguk dengan senyuman manis, lalu segera beranjak menuju ruang setrika.

'Ya Allah... andai aku punya menantu seperti Beby, mungkin hidupku akan semakin bahagia. Tapi melihat sikap Regan sama dia.. pasti hidup Beby akan menderita jika hidup sama anakku.' Nyonya Diana segera menyeka setitik airmata yang membasahi pipinya.

💮💮💮

"Baginda Raja ngamuk-ngamuk lagi sama Mbak?" tanya Santi anak Bi Inem pembantu paling senior yang sudah 30 Tahun mengabdikan dirinya untuk keluarga Atmajaya. Santi sudah lulus SMK, namun ia lebih memilih untuk membantu Ibunya dikeluarga Atmajaya ketimbang mencari pekerjaan lainnya.

"Udah biasa." Jawab Beby dengan senyuman manis.

"Hmh udah biasa." Ejek Santi sambil menyidekapkan kedua tangannya. Beda dengan Beby yang menyukai Regan dengan tulus, Santi memang menyukai ketampanan dan penampilan Regan yang gagah, namun karena sikap kasarnya pada Beby, Santi jadi membenci dokter muda yang digandrungi banyak wanita itu. "Santi doain ya, biar tuh si Genderuwo hari ini dapet nasib sial, biar gusti Alloh ngebales semua perbuatan kasarnya sama Mbak Beb."

"Hush! ngomong apa sih kamu, pamali ah doain orang kayak begitu. Doain itu yang baik-baik, jangan yang jelek-jelek." Tutur Beby sambil menggeleng-gelengkan kepala tak habis pikir dengan Santi yang begitu tak menyukai Regan.

"Abis Santi kesel banget sama Pangeran pujaan Mbak Beb, bisa ya Mbak suka sama orang macem dia, tampangnya aja yang ganteng, tapi kelakuannya, bikin orang langsung mati berdiri ngadepinnya."

"Kamu aja yang lebay.. Mbak aja biasa." Beby hanya tersenyum.

"Repot ya emang, ngomong sama orang yang buta akan cinta kayak mbak, bawaannya bikin kesel. Mending Santi nyiram kembang aja di Taman belakang." Santipun langsung pergi meninggalkan Beby yang telah selesai menyetrika, dan Bebypun segera membawa Jas yang sudah ia setrika tersebut kekamar Regan.

BEBY (Tersedia Versi Pdf/Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang