Regan dan Beby memang sangat butuh quality time untuk memperjelas hubungan diantara mereka berdua, jika Beby dari dulu sudah terang-terangan mengungkapkan perasaannya, maka berbeda dengan Regan yang sampai saat ini belum juga mengungkapkan seluruh isi hatinya kepada sang istri.Regan baru menyadari jika Beby adalah pelengkap bagi hidupnya yang monoton, kehadiran istrinya yang bawel dan cerewet membuat hidup Regan kian berwarna. Regan salah besar jika selama ini sudah memandang Beby sebelah mata, karena nyatanya cinta tulus yang diberikan oleh mantan saudara angkatnya itu sudah berhasil membuat Regan takhluk dan sadar akan arti cinta yang sesungguhnya.
"Aku mau bicara empat mata sama kamu By!" Ujar pria tampan itu sembari membawa nampan berisi berbagai macam makanan yang baru saja ia pesankan untuk Beby. "Tapi kamu harus makan dulu, abis itu kita bicara mengenai hubungan kita kedepannya." Imbuhnya.
"Iya, tapi jangan bicara hal-hal yang buruk." Padahal Regan belum mengatakan apa-apa tapi Beby sudah merasa sangat gelisah, wanita hamil itu nyatanya belum siap menerima kenyataan jika Regan memang masih belum bisa untuk mencintainya. Apalah artinya Beby bila dibandingkan dengan Angel, jika mengingat nama mantan kekasih suaminya itu, Beby pasti langsung merasa minder dan berkecil hati. Mengingat hubungan antara Regan dan Angel yang begitu mesra dulu membuat Beby langsung putus harapan akan hubungan antara dirinya dan juga Regan untuk kedepannya nanti.
"Enggak sayang." Regan tersenyum tipis. "Ini sesuatu yang kamu tunggu-tunggu selama ini."
"Yang aku tunggu? Kamu mau bilang kalau ka-"
"Sssttt... Just keep silent! Sabar dulu... Kamu makan dulu, terus abis itu kita lanjutkan pembicaraan kita." Sahut Regan membuat Beby langsung menghembuskan nafas kasar dan mengangguk pasrah. Lebih baik memang mengisi perutnya yang terus meronta sejak tadi dari pada harus memaksa suaminya untuk segera mengatakan apa yang ingin ia bicarakan.
"Hmmm... Aku belum pernah makan ini, ini martabak telor ya? Tapi bentuknya bulet-bulet gini. Hmmm... Enak banget... Dalemnya ada kenyal-kenyalnya, ini martabak telor jenis baru ya?" Ujar Beby setelah memakan satu buah Takoyaki yang ia anggap sebagai martabak telor, Regan langsung tersenyum geli, menertawakan kepolosan sang istri yang lagi-lagi bersikap 'ndeso'.
"No! Ini bukan martabak sayang, ini Takoyaki pakai isian octopus, Takoyaki itu makanan khas Jepang. Emang hampir mirip kayak martabak, but they are not same, defferent." Jelas Regan sembari turut mencicipi Takoyaki yang sangat menggoda selera itu.
"Terserah deh namanya apa, yang penting enak banget aku suka."
"Makanan apa aja yang penting enak-enak kamu juga pasti suka kan?" Goda Regan sembari membersihkan ujung bibir Beby yang belepotan.
"Hmmm... Bukan aku yang mau tapi bayinya."
"Alasan!"
"Ck, dibilangin juga!"
"Emang baby bisa bilang kalau itu kemauan dia?"
"Kamu sekarang makin bawel yah! Dulu aja cueknya setengah mati."
"Beda sayang..."
"Beda apaan?"
"Dulu itu masalalu, dan sekarang itu masa depan, kamu sama baby adalah masa depanku."
Blush
Wajah Beby langsung memerah padam, wanita hamil itu tampak salah tingkah karena kata-kata manis yang Regan ucapkan barusan.
"Kamu sakit ya?" Beby langsung memegang dahi Regan yang tidak panas.
"Enggak! Aku sehat kok. Kenapa emang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BEBY (Tersedia Versi Pdf/Karyakarsa)
RomanceBeby begitu mencintai Regan, dan karena dokter bedah itu pula kini ia harus mengandung dan dinikahi secara paksa. Akankah Beby bisa bahagia dengan pernikahannya bersama dengan Regan? Atau malah menderita karena Regan begitu sangat membencinya.