Part 4

19.1K 1.3K 39
                                    

Part 4
.
..
...

...
..
.

Beby menyamankan posisi tidurnya. Seketika aroma maskulin menguar membuatnya ingin berlama lama tenggelam dalam dunia mimpi. Entah mengapa benda yang ia peluk kini terasa begitu nyaman dan hangat, bahkan empuk dan sedikit keras.

"Enghhhh..." Lenguh gadis cantik itu merasa keenakan karena rengkuhan hangat pria tampan yang masih terpejam memeluknya.

Beby mulai mengerjapkan matanya, menyesuaikan penglihatannya yang sedikit buram sehabis tidur, dan alangkah terkejutnya ia ketika menyadari bahwa posisinya kini berada di pelukan sang majikan. Bahkan dengan kedua badan yang sama sama telanjang.

'enggak.. ini gak mungkin, enggak, ini pasti cuma mimpi..' batinnya seolah berteriak, kepalanya terus menggeleng tak terima dengan kenyataan yang ada di depan mata.
Ini benar-benar gila, ia sudah berdosa besar. Regan sungguh jahat. Kenapa dokter berpendidikan itu begitu tega merenggut kesucian yang sudah ia jaga dengan sepenuh hati. Apa hal seperti itu memang sudah biasa dilakukannya bersama Angel? Dan kenapa sekarang harus Beby?
Beby sungguh tak terima jika kehormatannya diambil paksa seperti ini, meski ia begitu mencintai majikannya itu, tapi bukan seperti ini yang ia inginkan. 😢

"Hiks.." gadis malang itu mulai terisak meratapi nasibnya, merasakan sakit luar dalam yang sungguh luar biasa, kemarin bahkan ia kewalahan menghadapi kebuasan Regan. Regan tak memberikan celah sedikitpun kepadanya untuk lolos. Pria itu mengendalikan segalanya, mengunci semua pergerakannya, dan membuatnya pasrah menerima semuanya.

"Kamu? Ngapain kamu disini ha?" Tanya Regan yang ternyata sudah bangun, mata elangnya langsung menajam ketika mengetahui jika Beby berada satu ranjang dengannya.

"Tuan yang apa-apaan?, Apa Tuan nggak ingat kejadian semalam?, Tuan sudah memperkosa saya."

Deg

Jantung Regan langsung terpacu, ingatannya langsung tertuju pada pada kejadian semalam. Karena pengaruh obat kuat, ia melampiaskan semuanya pada Beby. Pria tampan itupun langsung mengumpat. Meremas rambutnya frustasi, ia merasa sudah mengkhianati Angel. Kekasih yang amat ia cintai.

"Hhh... Saya minta maaf, sepertinya kemarin ada yang sengaja ngerjain saya. Saya harap kamu bisa melupakan semua ini. Anggap saja kita nggak pernah melakukannya." Jelas Regan dengan santainya.

"Apa Tuan bilang?, Lupain semuanya?" Tanya Beby tak percaya.

"Ya, anggap kejadian ini nggak pernah ada. Dan tunggu," Regan segera memakai boxernya tak peduli meski harus memakainya didepan Beby, toh gadis itu sudah melihat semuanya. Ia segera mengambil beberapa uang yang ada dilemarinya, lalu melemparkannya kearah Beby. "Tutup mulutmu, dan jangan sampai kamu cerita ke siapapun mengenai hal ini. Terutama Angel dan Mama. Jika Mama sampai tau, kamu akan habis ditangan saya." Ujarnya tanpa perasaan.
Entah mengapa jika bersama Beby rasanya ia ingin selalu berkata kasar dan memaki maki gadis itu. Padahal Beby tak pernah punya salah dengannya.

"Ta-tapi Tuan sa-"

"Keluar dari kamar saya sekarang juga, namun sebelum itu bersihkan dulu kekacauan ini. Saya mau mandi dan berangkat kerja." Setelah mengatakan hal tersebut, Regan langsung masuk ke dalam kamar mandi. Tanpa mau peduli dengan Beby yang masih terduduk lemas dengan isak tangis memilukan.

Gadis itu tak percaya jika Regan yang selama ini begitu ia cintai dan bangga-banggakan ternyata sangat tega melakukan hal keji ini padanya. Regan hanya meminta maaf padanya dan menyuruhnya melupakan segalanya. Begitu mudahnya seolah semua hanyalah angin belaka.
Bahkan pria itu memberinya sejumlah uang, menganggapnya seperti seorang pelacur.
Regan tak pernah berpikir tentang hal yang akan terjadi di kemudian hari, bagaimana jika Beby hamil?
Akankah ia mau bertanggung jawab?
Dan jawabannya pastilah Tidak.

"Inikah balasan atas semua rasa cinta dan perhatianku?" Gumam Beby yang masih terisak, sembari memunguti bajunya yang berserakan, menahan rasa perih di selangkangan. Mungkin lubang kewanitaannya robek, karena Regan memasukinya dengan kasar dan paksa.

Beby yang malang, bahkan sial, gadis itu merutuki nasibnya yang tak pernah baik, karena selama hidupnya hanya penderitaan dan kesakitan yang ia dapatkan. 😞

_
_
_
_
_

Beberapa jam berlalu, Regan dari tadi sudah berada di rumah sakit. Tak ada jadwal dan operasi, ia bisa bernafas lega. Hari ini ia datang hanya untuk mengecek proyek pembangunan gedung baru. Mungkin akan ada pasien yang mau konsultasi, tapi itu nanti sore, dan waktunya masih panjang.

"Bro!, Lo ngapain disini?, Bukannya jadwal Lo kosong?" Tanya dr. Malik yang tak sengaja melihat Regan tengah melamun didepan lift yang sejak tadi terbuka. Tak biasanya Regan seperti ini, makanya Malik menghampiri sahabatnya itu.

"Gue lagi males di rumah, makanya gue ke sini lebih awal."

"Jangan bilang kalo Lo ada masalah, apa sama Angel?"

"Enggak, gue gak apa-apa."

"Lo gak usah bohong, udah berapa lama kita sahabatan, gue cukup tau Lo kayak apa. Kalo Lo yang jenius ini udah nunjukkin tanda tanda gak fokus kayak barusan, berarti Lo lagi ada masalah Gan."

"Ya, gue emang lagi ada masalah. Puas Lo!"

"Kita ke kantin dan Lo ceritain semuanya ke gue, siapa tau gue bisa bantu buat cari jalan keluar." ajak Malik.

"Hm." Angguk Regan setuju.

Selang beberapa saat akhirnya mereka berdua telah tiba di kantin. Reganpun menceritakan semua masalahnya kepada Malik, Malik mendengarkannya dengan seksama tanpa menyela sedikitpun sampai Regan selesai menceritakan semuanya.

"Kenapa Lo jadi sepengecut ini sih gan?, Lo tuh udah ngerusak hidup pembantu Lo, dan Lo malah nyuruh dia buat lupain semuanya?, tega Lo." ujar Malik tak terima.

"Habis mau gimana lagi Mal, gue benci banget sama dia, seumur hidup gue, gak ada sebersit keinginan sedikitpun buat jadiin dia pendamping gue. Dan hal itu mustahil gue lakuin, gue cuma mau Angel yang jadi istri gue, bukan yang lain." Jelas Regan.

"Kalo gitu Lo sama aja sama laki laki pecundang plus pengecut di luar sana. Berani berbuat harusnya berani bertanggung jawab. Tapi Lo malah lari dari masalah. Mungkin sekarang belum, tapi kalo Beby hamil anak Lo dan Lo masih tetep gk mau tanggung jawab. Lo pasti bakalan nyesel seumur hidup."

"Itu gak akan pernah terjadi. Gue gak akan biarin dia hamil anak gue."

"Maksud Lo?" Malik tercengang, sepertinya ia mengerti maksud Regan.

"Karena jika dia hamil, gue bakalan gugurin kandungannya, dengan tangan gue sendiri." Jawab Regan dengan seringaian licik.

"Gila, Lo emang udah gila."
Dan Malik hanya bisa menggelengkan kepala tak percaya. Ini seperti bulan Regan yang ia kenal selama ini. Regan yang baik dan bertanggung jawab seolah pergi entah kemana.

.
..
...
...
..
.
TBC

BEBY (Tersedia Versi Pdf/Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang