Part 45 (End)

17K 1.2K 50
                                    

Beby menangis tersedu-sedu didalam pelukan Regan, ia tak kuasa melihat tubuh Diandra yang begitu kecil namun sudah dipasangi alat-alat bantu untuk menopang kehidupannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beby menangis tersedu-sedu didalam pelukan Regan, ia tak kuasa melihat tubuh Diandra yang begitu kecil namun sudah dipasangi alat-alat bantu untuk menopang kehidupannya. Rasa sedih dan bahagia seolah bercampur menjadi satu, tak bisa digambarkan dan diungkapkan dengan kata-kata. Diandra adalah sebuah keajaiban, dengan wajah yang begitu menyerupai wajah sang ayah membuat Regan begitu haru, sontak penyesalan yang begitu mendalam langsung ia rasakan, tubuh kecil itu pernah hampir ia lenyapkan dulu, wajah kecil itu pernah hampir ia musnahkan dari muka bumi ini, tapi untung saja, Regan begitu bersyukur karena aksinya benar-benar tak menjadi kenyataan.

Ayahnya datang dalam mimpi untuk menitipkan Diandra, gadis kecil yang ada dalam mimpi Regan kini sudah datang, bayi kecil yang begitu Regan sayangi, yang selama ini selalu tak pernah mau jauh-jauh dari sang ayah. Ya Tuhan rasanya sungguh luar biasa, Regan bahkan tak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya. Menatap wajah kecil itu saja sudah membuat Regan bangga dan tenang. Dia adalah Diandra, darah dagingnya, bayi yang hampir ia lenyapkan namun begitu ia sayangi kini.

"Aku mau gendong dia mas..." Pinta Beby dengan nada serak.

"Nanti ya setelah dia keluar dari inkubator, saat ini kondisinya masih lemah." Ucap Regan memberi pengertian, Beby tampak begitu kecewa, tapi mau bagaimana lagi, ia tak mau egois, Diandra masih butuh alat-alat itu, dan Beby tak mungkin melepaskannya begitu saja hanya karena ingin menggendong putrinya.

"Dia... Dia cantik banget, putri kecil ibu... Terimakasih karena masih bertahan disisi ibu, ibu sayang Diandra, Diandra adalah malaikat kecil ibu, semangat hidup ibu." Ujar Beby seraya menatap kearah Diandra yang tengah terlelap.

Regan yang mendengarnya begitu tersentuh, rasa bersalah kian menggerogoti hatinya dengan sangat nyata, dia pantas dijuluki dokter biadab jika dulu ia benar-benar sampai melenyapkan sang putri yang bahkan belum lahir ke dunia. Regan memang brengsek, pria brengsek yang begitu beruntung karena Tuhan masih begitu menyayanginya.

"Kamu dan Diandra adalah keajaibanku, kalian berdua adalah separuh hidupku, maafkan segala kesalahanku selama ini yang sering nyakitin kamu, kalian berdua adalah segalanya bagiku, harta yang paling berharga yang pernah aku miliki." Ungkap Regan dengan mata berkaca-kaca, Beby sebenarnya begitu tersentuh dengan ucapan Regan, Regan mengucapkannya dengan begitu tulus tanpa kepalsuan, Beby bisa merasakannya sendiri jika Regan memang tidak mengada-ada.

"Apa kamu pernah menyesal menikah sama aku?" Entah mengapa tiba-tiba Beby menanyakan hal itu, ia hanya ingin tau bagaimana respon Regan.

"Dulu, saat awal-awal kita menikah aku memang menyesal. Tapi lambat laun setelah perasaan itu muncul, penyesalan itu berubah menjadi keberuntungan, begitu beruntungnya aku bisa menikah dengan wanita sebaik dan sehebat kamu, mungkin karena kamu terlalu sempurna, makanya dulu aku sering iri sama kamu, mama begitu menyayangimu, bahkan orang-orang yang baru mengenal kamu begitu akrab sama kamu. Aku memang dokter, master lulusan Harvard, tapi aku adalah laki-laki terbodoh karena baru menyadari betapa berharganya kamu buat aku." Jelas Regan dengan sejelas-jelasnya. Membuat Beby begitu tersentuh mendengarnya, tapi mengapa hatinya masih sakit, Beby belum bisa memaafkan Regan begitu saja.

"Apa kamu nggak malu punya istri kayak aku? Aku nggak bisa kayak mantan pacar kamu yang segala-galanya, aku nggak ada apa-apanya bila dibandingkan sama dia."

"No! Kalian berdua jauh berbeda, dan kamu nggak harus jadi orang lain, kamu adalah kamu, dengan segala keunikan dan keistimewaan yang kamu punya. Tolong jangan pernah lagi ungkit masalah yang dulu-dulu, masalalu hanyalah sebatas masalalu yang harus kita lupakan, dan percaya atau nggak, satu-satunya wanita yang saat ini menempati tempat tertinggi dihatiku hanyalah kamu. Dulu aku begitu bodoh menyakiti kamu sampai sedalam ini, tapi sekarang aku nggak mau jadi pria bodoh lagi, nggak untuk yang kesekian kalinya By." Regan kembali memeluk Beby, mengecup kepala istrinya dengan penuh sayang, seolah Beby adalah sesuatu yang begitu berharga bagi dirinya, sedangkan Beby kini merasa bimbang dengan perasaannya, mudah memang untuk memaafkan Regan, tapi tak semudah itu untuk bisa melupakan segala kenangan buruk yang diciptakan oleh sang suami.

"Maaf! Aku belum bisa." Ungkap Beby dengan penuh rasa bersalah.

"Enggak By, nggak apa-apa." Dusta Regan, meskipun hatinya dirundung rasa kecewa, tapi ia tau jika istrinya lebih sakit darinya, rasa kecewa yang ia alami belum ada apa-apanya bila dibandingkan rasa kecewa yang Beby alami selama ini akibat sikap dan perbuatannya. "Aku akan tunggu sampai kapanpun, sampai kamu bisa mengampuni segala kesalahanku." Imbuhnya dengan senyuman tulus dan ikhlas menerima semua hukuman ini, jika dulu ia bisa dengan mudah memiliki hati sang istri, tapi tidak untuk sekarang, sabar ada batasnya, manusia biasa bukanlah seorang 'nabi' yang mempunyai kesabaran tiada batasnya.

Penyesalan memang datangnya selalu belakangan, dulu Regan hidup dalam kebutaan dan kebodohan, ia hidup dengan jalannya sendiri tanpa mau mendengarkan nasehat siapapun, pria itu selalu memandang keatas tanpa pernah mau memandang ke bawah. Hidup mewah, bergelimang harta, punya kekuasaan dan bisa melakukan hal apapun sesuka hatinya. Tapi Regan kini sadar jika apa yang ia lakukan dulu tak pernah membuat dirinya bahagia, rasanya begitu hampa dan kosong. Namun beda dengan sekarang, Beby begitu banyak merubahnya, memberikannya cinta yang begitu besar, dan menyadarkannya begitu pentingnya arti cinta yang sesungguhnya.

Regan menatap kedua bola mata Beby, menangkup wajahnya, dan memandangnya dengan penuh rasa cinta.

"Listen to me! I love you, I love you, I love you, meski kamu nggak mintapun, aku akan terus ucapin itu setiap hari, supaya kamu tau, betapa besarnya rasa itu menguasai hatiku saat ini dan selamanya." Ungkap Regan dengan mata berkaca-kaca karena ia sudah tak tau lagi bagaimana caranya meyakinkan betapa ia begitu sangat mencintai Beby.

'I love you too...' ungkap Beby dalam hati dengan airmata yang sudah tumpah membasahi kedua pipinya.

Biarlah...
Biarlah semua ini berjalan seperti air yang mengalir, meskipun Regan belum mendapatkan ampunan, namun setidaknya ia tau jika sang istri masih begitu mencintai dan membutuhkannya.

Lembaran baru sudah dimulai, hidup Regan kini tak lagi untuk Diana dan Beby seorang, tapi juga untuk Diandra, buah hatinya.

⚛⚛⚛

End


Akhirnya end juga 😁😁😁 bakalan ada epilog n ekstra part tapi nanti klo udh jd ebook ya! 😘 Ini end versi wattpad, masalahnya blm tuntas n nanti akan dibahas di extra part 😁

BEBY (Tersedia Versi Pdf/Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang