Part 24

12.8K 1K 41
                                    


Beby kadang merasa bingung menghadapi kehamilan ini, antara senang dan sedih semua seperti bercampur menjadi satu. Hamil itu memang gampang-gampang susah, apalagi jika kita memiliki suami menyebalkan seperti Regan, kadang bikin emosi, kadang bikin melting, kadang bikin seneng, kadang juga bikin sedih. Tapi yang namanya cinta memang bisa membutakan segalanya, meskipun Beby diperlakukan seperti apapun oleh Regan, tapi hatinya tetap setia pada pria dingin itu sampai kapanpun.

"Sayang! Hari ini Mama mau arisan, kamu mau Mama bawain makanan apa? Kali aja kamu lagi ngidam." Ujar Diana pada sang menantu yang sedang menonton Tv.

"Aku mau dibawain geprek sama ayam bakar Ma." Jawab Beby sambil menggigit bibir bawahnya menahan nafsu, akhir-akhir ini nafsu makannya semakin meningkat, apalagi setelah ia melihat tayangan kuliner di televisi yang main setiap habis Maghrib, Beby jadi ingin mencoba-coba setiap makanan yang disajikan diacara tersebut.

"Ya udah nanti Mama bawain ya, kamu baik-baik dirumah, abis ini suami kamu katanya pulang."

"Iya Ma."

"Mama pergi dulu, assalamuaalaikum." Pamit Diana.

"Waalaikumsalam Ma." Balas Beby dengan senyuman manis. Betapa bahagianya ia memiliki mertua sebaik Diana yang selalu menyayangi dan memperhatikannya, Diana sudah Beby anggap seperti ibu kandung sendiri, dan ia juga begitu menyayangi Diana.

"Kangen ayah ya? Mau dimanja-manja? Sabar ya..." Ujarnya sambil mengusap-usap perutnya yang sudah mulai membuncit.

"Mbak Beb senyum-senyum terus dari tadi lagi seneng yah?" Tanya Santi yang tiba-tiba datang sambil membawakan Beby buah-buahan.

"Gimana aku nggak seneng, tiap hari mas Regan makin perhatian meskipun ucapannya masih aja ketus. Dingin tapi perhatian banget, apa mungkin dia jatuh cinta juga ya sama aku?" Ungkap Beby dengan penuh percaya diri, ia tak peduli jika Santi menganggapnya ge-er karena perhatian-perhatian Regan yang diberikan kepadanya selama ini, salahkah ia menaruh harapan yang begitu tinggi kepada sang suami?

"Mbak jangan berharap ketinggian, nanti sakit Lo kalau jatuh." Tutur Santi sambil mengupaskan jeruk untuk Beby.

"Habis kelihatannya dia kayak suka juga sama aku, aku bisa ngerasain. Tapi apa cuma perasaanku aja ya?"

"Ya maaf ya mbak kalau aku bilang begini, secara selama ini Tuan kan benci banget sama mbak, terus tiba-tiba bisa cinta sama mbak, kan aneh nggak masuk diakal."

"Iya juga sih... Tapi aku yakin kalau sebenernya dia itu juga ada perasaan sama aku."

"Aku cuma bisa doain aja semoga harapan Mbak emang jadi kenyataan, aku kan juga ikutan sedih kalau ternyata selama ini Tuan cuman PHP-in Mbak aja."

"Iya makasih ya San." Beby tersenyum tulus menanggapi ucapan Santi.

"Nyemil dulu bumil, biar adek bayinya tambah sehat, nanti kalau nggak nyemil saya bisa kena semprot sama Tuan." Ujar Santi dengan kikikan khasnya membuat Beby turut tertawa dengan kelakuan absurd gadis belia itu.

"Makasih ya Tante Santi."

"Sama-sama adek bayi..."

💮💮💮

Semalam Regan tidak pulang karena harus melaksanakan operasi tanggap darurat pasien kecelakaan beruntun yang terjadi Sabtu pagi. Rasanya ia begitu merindukan bantal dan kasur barunya, ngomong-ngomong soal kasur baru membuat Regan langsung menggelengkan kepalanya, apa-apaan pikiran ngelanturnya ini, ia tak boleh memiliki perasaan rindu terhadap si kasur yang ia maksud tersebut, namun berulang kali ia menepis, berulang kali juga bayang-bayang wajah kasur itu selalu terlintas dipikirannya.

"Woe! Mau pulang ya Lo?"

"Asta-lo?" Regan langsung terlonjak kaget karena Bayu menepuk pundaknya dari belakang, Bayu yang melihat ekspresi berlebihan sahabatnya itu langsung tertawa geli karena tak biasanya seorang Regan bisa melamun seperti ini.

"Pak dok lagi ngelamunin bininya ya? Sampe-sampe gue tepok pundaknya dikit aja langsung gelagapan, kangen berat ya bro?" Goda Bayu dengan gaya andalannya membuat Regan memutar matanya bosan.

"Nanyain apa sih Lo? Nggak penting banget."

"Nggak penting gimana? Lo nggak usah ngelak lagi deh gan, gue tau kalau Lo itu sebenernya juga suka kan sama istri lo?"

"Gue nggak mau bahas itu, udah gue mau cabut dulu, keburu dia ngambek karena gue nggak pulang-pulang dari kemarin." Regan tampak buru-buru menuju mobil membuat Bayu turut terburu-buru mengikutinya.

"Gue ikut ke rumah Lo ya bro, gue pengen ketemu sama bini Lo." Ucapan Bayu barusan langsung membuat Regan melotot ke arah sahabatnya itu.

"Mau ngapain Lo ketemu sama Beby? Gue nggak ngijinin dia ketemu sama cowok lain selain gue."

"Tenang, gue nggak bakal ngapa-ngapain kok, gue cuma mau main aja ke rumah Lo dan ngajak dia ngobrol."

"Nggak! Mending Lo pulang, jangan ganggu ketenangan gue sama Beby. Lo nggak capek apa setelah kerja dua hari non stop tanpa istirahat? Gue aja capek banget, gue pengen mandi terus tidur." Ungkap Regan dengan wajah lelahnya membuat Bayu akhirnya mengalah.

"Ya-ya, gue bakalan pulang. Lo hati-hati nyetirnya, nggak usah buru-buru."

"Hm, besok gue ambil cuti."

"Nggak bisa mendadak gini dong bro, pasien Lo gimana? Besok Lo kan ada jadwal."

"Kan ada elo, dr. Bayu Sp.B."

"Wah nggak bisa gitu dong, gue juga capek pengen istirahat dirumah."

"Lo kan masih bujang, so you have a many free time." Setelah mengatakan hal itu Regan segera meninggalkan Bayu secepat mungkin, membiarkan sahabatnya itu mencak-mencak dan menyumpahinya dengan sumpah serapah.

💮💮💮

Beby saat ini tengah memasak sarapan untuk sang suami yang sebentar lagi akan pulang, Regan pasti sangat lelah dan kelaparan setelah dua hari tidak pulang ke rumah. Menu terbaik sudah Beby siapkan untuk suami tercinta, makanan kesukaan Regan yaitu Capcay goreng dan cumi asam manis. Regan pasti suka dan makan dengan lahap, hal itu membuat Beby senyum-senyum sendiri.

"Assalamualaikum." Seru Regan yang baru saja datang, Beby yang mendengarnyapun langsung berjalan tergopoh-gopoh menuju kearah suaminya. Semenjak menikah Regan memang sudah banyak berubah, seperti saat ini, ketika ia berangkat kerja atau pulang kerja, dia pasti akan mengucapkan salam, hal itu membuat Beby selalu tersenyum penuh haru.

"Waalaikumsalam. Akhirnya mas pulang." Jawab Beby sambil berhambur kepelukan Regan.

"Jangan deket-deket dulu By, saya lagi kotor, bau..." Ujar Regan sambil melepaskan pelukan sang istri, sontak penolakan Regan langsung membuat Beby sedih.

"Tapi aku kangen..." Ungkap wanita hamil itu dengan wajah melasnya.

"Nanti aja ya kangen-kangenannya, saya mau mandi dulu. Kamu nggak usah drama, ini juga demi kebaikan kamu sama baby, saya lagi kotor dan banyak kuman, nanti kamu bisa sakit kalau deket-deket saya sekarang." Jelas Regan memberi Beby pengertian.

"Ck, selalu aja begini." Keluh Beby dengan wajah kesal, sikap overprotektif Regan memang ia sukai, tapi kenapa lama-lama jadi menyebalkan begini.

"Ini resikonya punya suami dokter, dan kamu nggak usah ngeluh akan hal itu kalau kamu masih ingin menjadi istri saya. Saya lakukan semua itu demi kebaikan kamu, tapi kalau kamu nggak mau mengerti ya udah, lakuin aja hal sesuka hati kamu, tapi setelah itu tanggung sendiri resikonya." Setelah mengucapkan itu Regan segera meninggalkan Beby menuju kamar, Beby yang sempat tertegun dengan ucapan sang suami hanya bisa diam mematung, ia mengaku salah karena sudah bersikap kekanak-kanakan. Harusnya ia bisa lebih mengerti situasi, tapi mengapa hormon kehamilan selalu membuat ia menjadi pembangkang seperti ini. Beby jadi serba repot, maunya dimanja-manja, eh malah kena semprot.

💮💮💮

TBC

Alhamdulillah babyq udh baikan, makasih doa kalian, sapa yang kangen sama mbak beb? Ditunggu vomment yah... 😘

BEBY (Tersedia Versi Pdf/Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang