BAGIAN 3-A

30 5 1
                                    

Sambil menunggu masuk ke lab untuk praktikum, Sabilla dan lain duduk di sebuah meja dan kursi panjang di depan lab. Di sana ada yang sibuk mengerjakan laporan, bermain game, ngerokok sampai makan sosis. Tapi Sabilla tidak termasuk dalam semua kategori di atas karena Sabilla dari tadi sibuk membuat video vlog.

"Oh ya, nanti malem aku perform di kampus. Jadi jurusan akuntan itu lagi ngerayaiin dies natalis nya, dan aku sama temen-temen ukm nari lain dikasi kesempatan buat ngisi acara hiburannya." Ujar Sabilla sambil berbicara Sabilla juga sibuk membenarkan rambut nya yang sebenarnya sudah rapi.

Dika yang telinga nya memang sensitif dengan para cewek akuntan yang katanya terkenal cantik-cantik langsung menyahut, "Ntar malem ya Bill? Mulai jam berapa? Kuy guys nonton, lumayan cuci mata."

"Hah lo mah Dik, cewek melulu, tapi jomblo." Sambung Aji.

Senyum Sabilla merekah, "Habis Isya Dik, hah nonton dong, liat aku perform." Promosi Sabilla.

"Lo nampil jam berapa Bill?" Kali ini Roy yang menunjukkan ketertarikannya.

"Aku sekitar jam 9 kayak nya." Sabilla lupa juga dengan jadwal nya tampil. "Nonton ya Roy. Badai, Fajar, Jio nonton aku dong." Pinta Sabilla. Kapan juga kan teman-temannya mau menonton Sabilla. Biasa nya kalau diajak nonton ada aja alasannya untuk tidak datang, yang males, banyak tugas, mau pergi, dan banyak lagi. Eh, sekali nya perform diacara anak akuntan aja baru mau nonton.

"Gue nggak bisa, mau nonton bioskop sama cewek gue." Sabilla menampilkan wajah yang dibuat-buat sedih, yang jatuhnya malahan menjadi kelihatan sok imut. Beruntung tidak ada yang muntah saat itu juga.

"Gue sih ayok aja." Ucap Jio.

"Yeayy! Nanti tolong rekamin aku ya Yo, buat vlog hehehe." Jio mencibir omongan Sabilla. Menyesal dia megutarakan keingininnya untuk datang nanti. Tau begitu Jio bagusan diam-diam datang nya nanti malam. Tapi sekarang sudah kepalang basah.

Sabilla sampai lupa kalau ponsel nya dari tadi belum dia jeda. "Oh iya lupa masih hidup video nya. Sorry yaa. Nanti aku bakalan rekamin deh aku nari soalnya Jio lagi baik hati nih mau ngerekamin aku, ya kan Jio?" Tanya Sabilla memastikan lagi. Mata nya sengaja dia kedip-kedip kan seperi barongsai yang tampil di tengah perayaan Imlek.

Jio memasang wajah masam namun tetap menjawab dengan anggukan. Jio melakukannya dengan setengah hati tapi Sabilla tidak peduli, yang penting ada yang akan merekam tariannya. Masalah setengah hati atau tidak Jio merekam, itu biar urusan Jio, hati nya dan Tuhan yang tau.

"Gue mau ajak Angkasa ah." Ujar Jio melirik Sabilla.

Sabilla yang tau itu hanya kalimat untuk memancing respon dari nya, Sabilla hanya membalas Jio dengan tatapan sekilas. Padahal dalam hati Sabilla meneriakkan kata 'Ya' dengan lantang. Sebisa mungkin Sabilla mengontrol ekspresi nya agar tidak ada yang bisa menebak nya.

"Lo nari apa Bill?" Keni bertanya di sela kunyahan nya. Dan Sabilla berterima kasih dalam hati kepada Keni yang langung mengalihkan pembicaraan.

"Nari zapin kipas."

"Kenapa nggak nari Bali, Bill? Biar seger dikit nih kita yang ngeliat." Sambung Dikta. Kalau sudah ngomong yang mengarah ke begituan, Dikta memang yang paling cepat. Dia tapi nggak marah kalau diejek punyak otak yang sedikit berbau mesum, dia pasti selalu menjawab, 'Gak pa-pa dong bearti gue ini masih normal.' Selalu.

"Suruh aja tuh Keni nari kayak gitu."

"Ihhh ogah ngeliat Keni, gue masih normal kali. Emang Aji melenceng." Balas Dikta cepat. Tangannya mengetuk-ngetuk meja sebanyak tiga kali, hal yang biasa orang lakukan kalau berdoa jika ada satu hal yang mereka tidak ingin itu terjadi pada mereka.

#SaVlog Dahulu Cinta KemudianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang