"Rin, lo tau nggak kalo anak dari pemilik yayasan ini bakal dateng besok?" sahut Dinar.
"Ganteng parahhh Rinnnn.." jawabnya lagi antusias sekali.
"Rin! Lo dengerin gue nggak sih?" tanyanya sambil merebut ponsel dari tanganku.
"Apaan sih lo nar! Balikin sini" tukasku kemudian merebut kembali ponselku dari Dinar.
"Bener-bener nih anak, awas loh ya kalo besok lo naksir tuh anak pemilik yayasan" Dinar mencibir dan membuang tatapan nya jauh jauh dariku. Aku nggak peduli besok anak pemilik yayasan ini bakal dateng kek, ganteng kek, atau apalah itu. Yang jelas aku tak ingin mengenal laki-laki jenis apapun kali ini.
Entahlah kenapa bisa sebenci ini sama cowok kecuali Reno sahabatku setelah Dinar, aku tak munafik. Reno memang beda dari cowok-cowok yang pernah jadi pacarku tapi sayangnya Reno sahabatku, dia lebih baik jadi seorang pendengar buatku. Nyaman banget kalo cerita sama dia.
"Rinjani!" Reno memanggil. Aku menoleh, dia terlihat terburu-buru menghampiriku.
"Kamu kenapa Ren?" tanyaku. "Lo dipanggil bu Sinta Rin" jawab Reno sambil kemudian meneguk jus jeruk punyaku.
"Aku? Dipanggil bu Sinta? Aku punya salah apa ya?" tanyakubingung. Yah.. Karna memang sejauh ini aku merasa tak pernah dipanggil sama bu Sinta keruangannya.
"Sana gih temuin dulu Rin, gue juga ngga tau kenapa" sahut Reno. Iya benar juga. Aku beranjak dari tempat duduk dan mulai melangkah keruangan bu Sinta.
Krieeettt..
Pintu ruangan bu Sinta kubuka, disana aku melihat bu Sinta tengah berbicara lewat telfon. Aku menutup pintu dan mulai mendekat kearah meja bu Sinta.|"Oke besok Bunda jemput kamu di bandara jam 9 yah, bunda lagi ada siswi. Be carefull sweetheart"| kemudian telefon di tutup.
"Rin, silahkan duduk" ucap bu sinta. "Terimakasih bu, ada apa ya bu? Tidak biasanya ibu memanggil saya?" tanyaku.
Bu Sinta tampak menarik nafas panjang sebelum menjawab pertanyaanku. Kenapa aku degdegan yah?"Jadi gini Rin, besok anak ibu pulang dari kuliahnya di Perancis, dia minta diajak keliling kota besok. Kamu mau yah menemani dia?" mulutku menganga sempurna. Apa-apaan?? Aku jadi tourguide gituh maksudnya?
"Kenapa saya yang ditunjuk bu? Pengetahuan saya nggak terlalu luas bu untuk menjadi tourguide anak ibu yang kuliahnya saja di Perancis." jawabku berusaha agar permintaan nya ditarik.
"Ibu rasa kamu cukup pintar berbicara Rin. Gapapa yah? Paling cuma 3 hari. Kamu ibu liburkan selama 3 hari. Untuk pelajaran yang tertinggal nanti ibu beri materi ringkasnya agar kamu lebih cepat paham" ucapnya lagi.
Glekkk.. 3 hari? Sepenting itukah keliling kota? Pasti dia anak manja! Cih..
"Mmm.. Baik bu, saya bisa" jawabku. Sudah pasti ter-pak-sa.
"Bagus. Oh iya Rin, jangan takut. Dia anak baik kok." Aku tersenyum saja mendengar ucapan terakhir bu Sinta.
Setelah pamit aku keluar dari ruangan bu Sinta masih terus berpikir untuk apa keliling kota sampai aku dikasih libur 3 hari? Kan bisa setelah aku pulang sekolah? Yaa ngga sih? Seistimewa apa sih anak nya itu? Dasar laki-laki manja.
Aku memasuki kelas dan mendapati tatapan beribu tanya dari mata Reno dan Dinar. Wajar saja mereka begitu, karna aku bukan anak trouble maker yang sering keluar masuk ruangan bu Sinta atau siswi multitalenta yang selalu dapet pujian. Enggak! Aku nggak gitu.
"Kenapa Rin? Lo kenapa? Lo nggak bikin problem kan? Lo ngga telat kerjain tugas kan?" tanya Dinar penasaran.
"Rin, bu sinta kasih lo tugas kah? Tugas apa Rin? Jaga koperasi Rin? Jaga Uks?" tanya Reno.
"Jagain anaknya!" jawabku.
"Hah?? Serius?? Lo jagain anaknya bu Sinta Rin?"
"Lo jagain anak sematawayangnya bu Sinta itu Rin?"
Aku mengangguk mewakilkan segala bentuk pertanyaan yang mereka lontarkan buatku.
"Namanya Zafran Oktaviano" ucap Reno kemudian.
Zafran Oktaviano. Aku bergumam pelan.
*#*#*#
Hai guysssss... Ketemu lagi kitaaaaaa.. Ini cerita kedua aku. Happy reading guysssssss.. Vote dan comment nya yahjh.. Loveyouuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Dealova
Romance"Elo masih juga nggak percaya kalo disini gue bakal bilang WILL YOU MARRY ME?" tanyanya dengan ekspresi penuh harap.