Five

86 5 0
                                    

Badan gue masih kerasa lemes banget sisa di pukulin preman tadi. Bener-bener tuh orang nggak ada otaknya.

Gue keluar dari kamar, terdengar suara televisi di bawah. Ternyata bunda yang sedang menonton televisi.

"Bun?" panggil gue. Bunda menoleh kemudian menepuk-menepuk sofa menyuruh gue duduk disebelahnya.

"Anak bunda pinter" ucapnya sambil mengelus kepalaku. "Kenapa bun?" tanyaku.

"Bunda seneng kamu nolongin Rinjani tadi" kata bunda dengan senyum melebar. Gue meraih tanganya dari kepala gue.

"Itu kewajiban Zafran sebagai laki-laki bun, masa iya zafran liat  perempuan di perlakuin seperti itu Zafran diem aja" jawab gue. Senyum bunda semakin terlihat bahagia campur haru.

"Bunda nggak sia-sia ngerawat kamu 20 tahun Ran, bunda bangga sama kamu..." ucap bunda. "Oh iyaa tadi bunda liat Rinjani sendirian di pendopo belakang, sana temenin" ucap bunda. Aku yang menyadarinya langsung berlari ke halaman belakang.

Rinjani POV

Aku menghampiri bibi ke dapur namun tak ku temukan, aku cari kesana kemari juga tidak ada. Ternyata bibi sedang ke minimarket kata pak Toto. Pak Toto itu supir pribadi bu Sinta, aku sedikit tertegun. Ya. Orang-orang dirumah ini sangat sopan sampai pembantu rumah tangganya pun tidak jauh beda.

Aku memutuskan untuk duduk santai di pendopo belakang rumah. Entahlah, rasanya menjaga 1 orang dewasa seperti menjaga 2 orang bayi. Melelahkan.

Zafran pria yang banyak maunya itu bisa-bisanya dipertemukan olehku.

"Sore-sore begini bengong sendirian, kesurupan tau rasa lo" ucap seseorang yang ternyata adalah zafran. "Nanti malem jalan lagi ya Rin" sambungnya.

"Tapi, aku mau pulang dulu. Aku mau mandi sama ganti baju" ucapku.

"Siap! Sekarang aja" jawabnya semangat sekali. Aku meliriknya menanti penjelasan kenapa ekspresinya semangat sekali seperti itu. Dia menyeringai tanpa dosa.

Zafran dan aku sudah kembali di dalam mobil, siap meluncur untuk mengantarku pulang.
Selama di perjalanan tidak ada pembicaraan. Aku melirik mengumpat ke arah zafran. Ekspresi wajahnya seketika berubah, kini terlihat lebih serius. Tidak ada senyum atau tanda-tanda dia akan membuat candaan. Pria aneh.

"Ran?" panggilku. Tak ada respon.

"Zafran?" tak ada jawaban.

"Zafran kos-kosannya udah kelewat" ucapku. Dia tersadar.

"Kelewat?? Kok bisa? Elo gimana sih nggak bilang!" tanyanya sewot.

"Kok kamu marah Ran? Kamu yang bengong! Yaudah Ran, aku turun disini aja" ucapku kemudian turun dari mobil zafran yang tadi sempet rem mendadak. Aku memutuskan jalan kaki ke kosanku.

Klakson mobil zafran terus bunyi di belakangku, males banget aku ladenin cowok angin-anginan kayak dia. Dia terus aja klakson sampe akhirnya aku sampai dikosan.

"Rin, itu siapa sih klaksonin elo mulu?" tanya Dinar tiba-tiba.

"Loh sejak kapan kamu disini?" tanyaku kaget karna Dinar nggak bilang kalo mau ke kosan.

"Baru sih hehe, gue mau pinjem laptop elo dong. Laptop gue lagi kena virus, lagi di servis" jawabnya. "Ehh gue tanya itu yang di mobil siapa?" sambungnya lagi.

"Samperin aja sana biar kamu tau" jawabku. Dengan semangat dia menghampiri Zafran di dalam mobil dengam kaca yang tertutup. Sedangkan aku masuk ke kamar buat mandi.

Zafran POV

Enggak ngerti gue kenapa tiba-tiba bengong sampe gue nggak denger Rinjani.
Begonya lagi gue malah bentak dia. Kacau nih gue. Ppfffttt..

Gue puter balik ngejar Rinjani yang udah pasti marah tuh anak. Gue klaksonin tapi dia nggak nengok juga. Beneran marah nih anak.

Terlihat Rinjani bicara dengan seorang perempuan di depan koskosan nya. Mungkin kerabatnya. Namun tak lama Rinjani masuk kedalam dan malah temannya itu menghampiri mobil gue.
Gue berpikir lebih baik keluar.

"Astaga!! Nggak salah liat nih gue???" seru perempuan itu. Gue kaget sampe mundur selangkah melihatnya seperti itu.

"Kak Zafran yaa? Yaa Tuhannn tampan bangetttt paraahhh" ucapnya histeris sekaali.

"Rinjani nya kemana yaa?" tanyaku.

"Sini kak masuk, duduk aja dulu sama gue sambil nunggu Rinjani" jawabnya sambil narik tangan gue. "Ohh Rinjani nya di dalem yah?" tanyaku lagi. Dia malah diem liatin muka gue. Apaan sih nih cewe.

Detik berikutnyaaa, menit, jammmmmm. Dia masih liatin gue, astagaaa Rinjani lama banget sih didalem. Nggak tahan gue diliatin begitu banget saama nih cewek.

"Nar biasa aja liatin nya, bisa step dia diliatin begitu sama elo" ucap Rinjani tiba-tiba, sepertinya dia habis mandi karna harum sabun dan terlihat rambutnya masih sedikit basah. Gue menghela napas lega.

"bu sinta cantik, anak nya indah banget yaa Rin" sahut perempuan itu masih dengan menatap gue.

"Bar udah ahh. Nih laptopku,  udah yaa aku mau lanjut nugas" ucap Rinjani sambil kemudian menarik tangan gue dan masuk mobil.

*#*#*#*

Wwuuuuppppp..
Happy readinggsss guyyssss..
Vote sama comment nyaa yaaa loveyouuu

DealovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang