"Jae jangan tinggalin Tiwai. Nanti kalau Jae pindah, Tiwai main thama thiapa hikss?" Tiwai mengusap airmatanya kasar. Ia sekarang berada di Incheon Airport bersama Chanyeol, Sehun dan Mark yang bermaksud mengantar keluarga Wu dan mengucap salam perpisahan
"Tiwai jangan menangis nee... nanti imutnya Tiwai hilang" Jaehyun mengusap airmata Taeyong dengan kedua jempolnya
"Tapi Jae jangan pergi" ujar Taeyong dengan mata yang berkaca-kaca membuat Chanyeol, Sehun, Kris, dan Suho gemas sendiri melihat
"Jae janji suatu saat Jae akan kembali untuk Tiwai. Dan saat Jae kembali, Jae akan menikahi Tiwai. Tiwai maukan nikah sama Jae?" Tanya Anak berusia 8 tahun tersebut
Bayangkan anak berusia 8 tahun sudah mengerti apa yang dinamakan menikah. Dan tentu saja penuturan polos Jaehyun membuat 2 pasang orangtua tersebut melotot
Tiwai mengangguk-angguk sebagai jawaban ya. Bahkan Taeyong sendiri tidak tau apa itu menikah. "Yeayy!!! Nah itu jawaban yang Jae suka"
"Attention Passangers Flight CHINA AIRWAYS. Please enter the waiting room"
"Jae, waktunya kita pergi jagoan!" Suara Kris tampak merusak suasana romantis bagi JaeYong
"Tiwai... Jae harus pergi sekarang. Tiwai jangan lupain Jae nee? Jae tidak bakal lupa sama Tiwai" ujar Jaehyun seraya menggenggam kedua tangan mungil Taeyong
Taeyong mengangguk. "Jae juga jangan lupa thama janji Jae yang akan nikah thama Tiwai. Pinky swear?"
"Pinky swear" Taeyong dan Jaehyun menautkan kedua kelingking mereka.
"Akan kami usahakan untuk menjenguk kalian di Guangzhou" Ujar Sehun seraya memeluk Suho.
"Sepertinya menjodohkan mereka berdua bukan ide yang buruk. Perusahaan kita akan memiliki hubungan yang semakin erat" ujar Kris pada Chanyeol
"Ya kurasa juga begitu" tanggap Chanyeol seraya melihat kedekatan putra sulungnya dengan putra sulunh rekan bisnisnya
CHU
Seluruh mata melotot kearah Jaehyun yang berani-beraninya mencium bibir Taeyong didepan orangtua Taeyong sendiri
Chanyeol yang dalam posisi menggendong Mark hampir saja menjatuhkan Mark dari gendongannya melihat putranya dicium tepat dibibir oleh rekan bisnisnya, begitu pula dengan Kris
Sedangkan Sehun dan Suho hanya dapat memerah malu melihat kelakuan putra-putra yang mereka lahirkan. Berbeda dengan Mark dan Winwin yang tampak masih belum mengerti apa-apa
"Eh Jae, kenapa menempelkan bibir Jae dibibir Tiwai? Biathanya Jae menempelkannya dikening Tiwai"
"Itu menempelkan bibir perpisahan dari Jae"
10 Years Later
"Good morning Mom!" Seru seorang namja berusia 14 tahun dengan rambut blondenya yang diblow
"Morning Markeu..." seru Sehun seraya mengoleskan mapple syrup kedalam 4 buah piring berisi waffle lezat buatannya
"Morning mom" Sehun dan Mark menatap kearah suara namja yang terdengar lesu
"Aigoo putra pertama Mommy kenapa lesu seperti itu eoh? Cheer up Honey! It's your first day in school!" Tanpa memperdulikan sorakan semangat dari Sehun. Taeyong duduk dikursi meja makan berhadapan dengan Mark seraya membenamkan wajahnya diantara lengannya yang ditekuk
'PLAK!!'
"Arghh Mommy thats hurt!" Pekik Mark seraya mengusap punggung tangannya yang ditepuk oleh Sehun karena mencoba mencomot sedikit pancake buatan Sehun
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Love
FanfictionApa jadinya jika seorang CEO dingin, pangeran es, workaholic seperti Park Chanyeol yang berstatus duda 35 tahun harus satu apartmen dengan seorang anak konglomerat yang manja, maniak pink, shopaholic, tukang berisik, drama queen, ceriwis seperti Oh...