Chapter 11: Bloody Red

1.3K 124 5
                                    

Selesai dengan rapat, Rose mulai berkenalan dengan Saiko yang sudah terbangun dari tidur cantiknya. Terlihat sekali kalau Saiko sangat senang mendapati penulis favoritnya ada didepannya saat ini dan sempat menyesal kenapa dia tak ikut penyelidikan dari awal kalau sepanjang penyelidikan dia akan bersama Rose. Suzuya sendiri juga meminta nomor ponsel Rose agar dia bisa menghubunginya yang terpaksa dia berikan karena tak mau membuat Suzuya kecewa, dan lagi-lagi tatapan tidak suka dilayangkan oleh Sasaki ketikah melihat betapa dekatnya Suzuya dengan Rose.

Tapi itu tak berlangsung lama lantaran Suzuya harus pergi bersama anggotanya.

“Jadi setelah ini kita akan menyelidiki Nutcraker?.” Tanya Mutsuki.

“Begitulah, seperti yang dikatakan salah satu kelompok Suzuya kalau Nutcraker kemungkinan akan berada di kafe hari ini, jadi kita butuh penyamaran.” Jawab Sasaki.

“Ne apa Yui sensei akan ikut menyelidiki juga?.” Tanya Saiko mengerling pada Rose.

“Maaf tapi hari ini aku tidak bisa ikut penyelidikan lagi.”

“Hee kenapa?.”

“Aku ada janji dengan professor Chigyo dan Miura-san di laboratorium, kami sudah berjanji akan membuat Quinque untukku.” Jawab Rose tersenyum pada Saiko yang langsung menggembungkan pipinya.

“Benar juga, Hiiragi sensei belum dapat Quinque ya.” Komentar Mutsuki.

“Tapi apa perlu memberikan Quinque padamu mengingat kau tidak diperuntunkan untuk bertarung?.” Ucap Urie.

“Ini untuk pertahanan Urie-kun, karena aku menjadi bagian dari kelompok Sasaki-san bisa dipastikan nantinya aku akan terlibat dalam pertarungan, karena itu aku juga diberi Quinque untuk berjaga-jaga jika sesuatu terjadi padaku.”

“Iya juga sih.”

“Wah aku jadi penasaran seperti apa Quinque sensei.” Ucap Mutsuki.

“Bolehkah aku melihatnya?.” Pinta Saiko dengan tatapan puppy eyes yang dijawab anggukan kepala serta senyuman diwajah Rose.

“Jika sudah selesai ya.” Ucapnya sambil mengelus surai Saiko.

Mereka pun berpisah dan Rose segera pergi keruang resepsionis guna mengambil koper yang sempat dia titipkan lalu pergi ke laboratorium yang mana ada seorang pria dan wanita sudah menunggunya didalam.

“Ah Hiiragi-san kau sudah datang.” Ucap pria bersurai hitam dengan poni menutupi maanya bernama Chigyo tersenyum pada Rose.

“Apa aku membuat kalian menunggu lama?.”

“Tidak kok, ka-kami tau kalau kau se-sedang ada rapat hari ini.” Jawab gadis bersurai coklat pendek bernama Miura dengan wajah bersemu merah.

“Kalau begitu kita mulai saja sekarang, bisa kau tunjukan Kagune yang kau dapat?.”

Rose meletakan koper itu diatas meja lalu membukanya, didalamnya terdapat Kagune jenis Rinkaku berwarna merah dan biru dalam keadaan beku, soalnya kalau tidak dibekukan takutnya Kagune itu lepas kendali.

“Ini cantik sekali, darimana sensei mendapatkannya?.” Tanya Miura menatap takjub pada Kagune didepannya.

“Anggap saja ini pemberian seorang Ghoul padaku, jadi apa yang harus aku lakukan?.”

Mereka mulai beresperimen dengan Kagune itu, membuat bentuk yang memang cocok untuk dijadikan Quinque. Cukup lama mereka membuatnya hingga sampai finishing, tapi tiba-tiba saja Quinque yang berbentuk tongkat itu aktif dengan sendirinya saat Miura menyentuhnya dan lepas kendali.

“Gawat, kita harus keluar dari sini agar aku bisa mengaktifkan pembiusnya.” Perintah Chigyo yang segera dituruti dua gadis itu.

Hanya saja saat Rose akan keluar, Kagune itu mengarahkan serangannya pada Rose hingga pintu keluar kembali tertutup dan otomatis terkunci. Beruntung dua ilmuan tadi berhasil keluar sebelum terkena serangan, tapi Rose terpaksa harus terkurung bersama calon Quinquenya.

Vampire X Ghoul III/ReTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang