Chapter Fifteen

27.3K 1K 53
                                    

Chris tidak bisa menghentikan siulannya hari ini. Hatinya sedang bahagia. Layaknya sebuah taman penuh dengan bunga, yang harum semerbak. Walaupun tadi pagi dirinya harus terbangun oleh telepon iseng dari Bruce, perasaan Chris tidak berubah sedikit pun. Sementara tangannya sibuk mengocok telur untuk dibuat omelet, Chris terus tersenyum lebar hampir seperti orang tolol.

Hari sudah nyaris menjelang siang, ketika Chris selesai menyantap sarapannya yang terbilang sangat terlambat. Malam tadi, tepatnya setelah mengantarkan Scarlett pulang ke rumahnya, Chris memang tidak seketika tertidur. Chris memutuskan untuk melanjutkan penulisan novel terbarunya. Dan novelnya kini telah memasuki bagian-bagian yang terakhir. Di kepala Chris telah banyak bermunculan ide, untuk mengakhiri novelnya dengan lebih dramatis. Jadi dia tidak mungkin membiarkan ide-ide itu pergi begitu saja, walaupun tubuhnya cukup lelah dengan aktifitas bercintanya dengan Scarlett.

Chris bahkan terus menulis hingga pukul empat pagi. Itulah mengapa pagi ini Chris terlambat untuk bangun. Jika bukan karena adanya telepon dari Bruce, mungkin Chris akan tertidur hingga lewat tengah hari. Ketika menu sarapannya telah berpindah ke dalam perutnya, Chris bergegas mencuci piring bekas makannya di bak cuci piring stainless yang ada di dapur. Setelah bersih, Chris pun langsung mengeringkannya dengan lap bersih, lalu menata kembali alat makannya di rak. Semua dilakukan pria itu dengan sangat cepat dan rapi.

Setelahnya Chris memutuskan untuk pergi mandi, menyegarkan diri sebelum mengunjungi rumah nenek sang kekasih. Tiba-tiba Chris sangat merindukan Scarlett. Entah kenapa Chris ingin sekali bertemu dengan wanitanya. Meyakinkan sekali lagi jika kejadian semalam bukanlah sekedar mimpi indahnya. Chris ingin menatap lagi wajah polos Scarlett, dan menikmati senyuman manisnya. Mungkin jika aku tidak segera bertemu dengannya, aku bisa gila, pikir Chris seraya tersenyum lebar. Dan ternyata Chris tidak membutuhkan waktu lama untuk mandi. Hanya dalam lima belas menit, pria itu sudah merasa segar kembali.

"Apa itu kau, sayang?" gumam Chris gembira ketika tak berselang lama telinganya menangkap bunyi bel dari arah pintu depan.

Chris terburu-buru untuk merapikan pakaian dan juga rambutnya. Dengan langkah lebar Chris segera keluar dari kamarnya, dan melesat saat melintasi ruang tamu agar dapat segera membuka pintu depan. Senyum Chris melebar karena menganggap jika tamunya adalah kekasihnya. Rasa gembiranya telah bercampur rindu, yang terasa menggelegak di seluruh pembuluh darahnya.

"Hai, uncle Chris!" Chris pun dibuat kecewa ketika menemukan sosok Norman dan putrinya – Gloria, berdiri di teras vilanya. Ternyata bukan kau, sayang, batin Chris kecewa. Chris juga dibuat heran setelah menyadari jika sejak semalam ternyata pintunya tidak terkunci. Ceroboh sekali kau, Chris, pikirnya kemudian.

"Selamat siang, Chris. Apa kedatangan kami mengganggumu?" tanya Norman setelah melihat ekspresi wajah Chris, yang tampak begitu terkejut dengan kedatangannya dan juga putrinya.

"Hai! Masuklah, Norman. Tidak. Tentu saja kau tidak menggangguku, Norman. Hai, little princess!" Dengan cepat Chris pun berusaha melupakan rasa kecewanya. Tangan Chris bergegas meraih Gloria ke dalam gendongannya, seraya mempersilahkan Norman masuk ke dalam rumah.

"Apa ada yang bisa ku bantu, Norman? Menjaga Gloria mungkin?" tanya Chris setelah mencium pipi gembil milik Gloria dengan gemas, hingga membuat gadis kecil itu terkikik geli.

"Tuan Maxwell baru saja menghubungiku. Dia memberi kabar jika akhir pekan nanti, dia dan keluarga kecilnya akan datang. Apa kau membutuhkan bantuanku untuk menyiapkan sesuatu? Membersihkan rumah atau mungkin berbelanja?" Chris mendengarkan penjelasan Norman, sementara dia telah duduk di sofa ruang tamu dengan Gloria di atas pangkuannya.

"Dia sudah memberitahumu? Aku bahkan baru saja berpikiran untuk memberitahumu, Norman." Chris terlihat meringis, karena lupa memberi kabar pada Norman tentang kedatangan Keluarga Maxwell.

Virgin...In My Bed ( Gairah Cinta )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang