Chapter Seven

42.4K 1.3K 9
                                    

Scarlett terpaku. Jiwanya terasa melayang dan perlahan meninggalkan raganya. Sementara tubuhnya seperti memiliki keinginannya sendiri dan tidak mampu dikendalikan olehnya. Ini seharusnya tidak terjadi, pikiran jernihnya berteriak keras. Namun raganya memilih bertingkah sebaliknya. Tubuh Scarlett - terutama bibirnya, kini bahkan sedang menikmati apa yang terjadi padanya - yaitu menikmati ciuman Chris.

Tuhan, ciuman pertamaku. Chris Evans mencuri ciuman pertamaku. Bibirnya, Tuhan. Bibirnya terasa seperti nirwana, hati kecil Scarlett merintih nikmat dan merasa bahagia luar biasa. Gadis itu merasa jika saat ini dirinya tidak lah seperti dirinya yang biasa. Scarlett merasa terlahir baru dan diperkenalkan pada dunia asing yang lebih berwarna, dan anehnya membuatnya merasa lebih hidup.

Sementara Chris tidak pernah menyangka, jika dia akan melakukan hal yang tak terduga seperti ini. Chris tidak tahu jika menyentuh bibir Scarlett - yang manis dan lembut, akan menyulut gairahnya hingga menjadi sebuah kebakaran besar. Pria itu bahkan tidak mampu mengontrol nafsu dan gairahnya sendiri. Tidak biasanya Chris akan langsung berhasrat hanya dengan satu kali mencium lembut bibir seorang perempuan - apalagi perempuan yang masih polos seperti Scarlett.

Chris cukup yakin, jika Scarlett sesungguhnya tidak memiliki pengalaman apapun dalam hal berciuman - apalagi bercinta ataupun sekedar melakukan seks. Chris bisa merasakan hal itu dari respon Scarlett terhadap ciumannya. Wanita berpengalaman yang biasa dicium oleh Chris, tangannya pasti langsung bergerak untuk membelit leher Chris sebelum kemudian menempelkan seluruh lekuk tubuhnya pada Chris, dan meminta untuk segera digerayangi. Namun Scarlett tidak. Tangan gadis itu terlihat sedang menggenggam erat ujung roknya. Chris bahkan bisa merasakan jika tubuh gadis itu sedang sangat tegang. Mungkin Scarlett sedikit merasakan takut walaupun bercampur dengan rasa penasarannya juga.

"Maafkan aku, sweety. Apa aku telah membuatmu takut? Apa aku menyakitimu?" tanya Chris lirih dengan napas sedikit terengah, setelah terpaksa melepaskan bibir manis dan lembut milik Scarlett.

"Ti-tidak. Kau tidak menyakitiku. Tapi ke-kenapa? Kenapa kau lakukan itu?" jawab Scarlett berbisik, dengan jemari sedang memegangi bibirnya, sambil menatap penuh tanya ke arah Chris. Kedua bola matanya yang berwarna green emerald, terlihat berbinar dan berkaca-kaca.

"I don't know, sweety. Aku tidak bisa menjelaskan apapun untuk itu. Aku hanya ingin menciummu. Dan sayangnya...aku menginginkan bibir itu lagi," ujar Chris sebelum kembali mencium bibir Scarlett dengan penuh gairah.

Chris tidak bisa menahan dirinya sendiri. Pengendalian dirinya yang terkenal bagus, seperti hilang sejak pertama kali bibirnya menyentuh bibir Scarlett. Seperti inikah rasanya mencium seorang gadis yang masih polos? Inikah yang dirasakan oleh Kenneth saat mencium Annastacia? Rasanya sungguh menakjubkan, seperti perasaan seorang musafir ketika menemukan oase di padang pasir, batin Chris terpesona.

"Chris." Scarlett terlihat hampir saja kehabisan napas, hingga Chris terpaksa melepas pagutan bibirnya.

"Oh God...I'm sorry. Maafkan aku, sweetheart. Tolong jangan membenciku. Aku pun tidak tahu, mengapa aku melakukan hal itu. Jangan takut padaku, aku mohon."

Chris pun menatap Scarlett dengan pandangan yang lembut dan penuh kasih. Scarlett tentu saja tidak marah pada Chris. Gadis itu hanya sedang dibingungkan dengan reaksinya sendiri. Selama 20 tahun dalam hidupnya, Scarlett selalu mampu untuk menjaga diri dan mengontrol gairah masa mudanya. Di saat teman-temannya berlomba-lomba untuk mencari kekasih, mengalami first kiss in a first date, dan juga melakukan seks dengan kekasih mereka masing-masing, Scarlett tetap nyaman dengan dunianya sendiri. Scarlett tidak pernah merasa terlalu tertarik dengan romansa remaja, karena dirinya sendiri belum menemukan seseorang yang mampu menarik hatinya.

Virgin...In My Bed ( Gairah Cinta )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang