LIMA

126 17 6
                                    

Dingin bukan berarti tak bisa menghangatkan.
*Zakiya Callista Pratama*

****

"Aaaaaa" pekik zakiya. Ia jatuh ke lantai.

"Aduuhh kaki gue" ringis zakiya seraya memijit kakinya yang terkilir.

Revan yang melihat zakiya terduduk di lantai sambil memijit kakinya itu pun segera berlari menghampiri gadis itu dengan tergesa-gesa.

"Lo tuh gimana sih! Ceroboh! Kalo udah terkilir kayak gini siapa yang susah coba? Gue juga kan yang susah" semprot revan geram.
Zakiya terperangah mendengar ucapan revan yang panjangnya melebihi Kereta api.

"Heh gila lo ya. Orang lagi kesakitan bukannya ditolongin malah diceramahin!" balas zakiya tak kalah geram.
"Ck! Udah salah malah marah-marah" decak revan.

"Aduuh, gimana nih balik ke kelasnya? Kaki gue sakit banget" kata zakiya meringis. Tanpa berkata-kata lagi, revan langsung membungkukkan badannya di depan zakiya.

"Ngapain?" tanya zakiya sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Lo mau di sini seharian?" tanya revan
"Ya enggak lah" jawab zakiya
"Yaudah ayo gue gendong ke UKS" ajak revan
"Hah?! Are you serious?" tanya zakiya tak percaya
"Cepat naik sebelun gue berubah pikiran" ucap revan dingin.

Zakiya segera naik keatas punggung revan.
Zakiya merasa jantungnya berdegup cepat, tubuhnya serta hatinya menghangat, dan merasa nyaman berada digendongan revan.

Kok tubuh sama hati gue menghangat ya? Padahal si beruang kutub inikan dingin kayak salju" batin zakiya.

Orang yang bersikap dingin bukan berarti tak bisa menghangatkan orang lain terutama orang yang mencintainya.

Mereka berjalan menyusuri koridor, dan melewati lapangan yang terdapan banyak siswa yang sedang berolahraga.
"Astaga..... Itu kan kak revan, gilak cakep bingitz" pekik seorang siswi
"Eh iya bener itu kan kakak cogan" pekik yang lainnya.
"Oh god gue juga mau digendong dong babang ganteng" teriak temannya yang lain.

Ternyata kelas yang sedang berolahraga itu adalah kelas kyra.

Berani-beraninya lo deketin kak vano. Awas aja lo kak, siap siap dapet kejutan dari gue. Batin kyra saat melihat kejadian langka itu.

****

Mereka pun tiba di UKS. Zakiya duduk di atas brangkar yang ada di UKS.

Di dalam UKS tidak ada siapa pun kecuali revan dan zakiya. Mata revan menyapu isi UKS berharap ada anggota PMR yang dapat membantu zakiya. Namun karena ini adalah jam pelajaran jadi tidak ada siswa yang keluar dari kelasnya termasuk anggota PMR.

"Sial!" umpat revan.
"Kenapa sih van?" tanya zakiya
"Anak PMR pada kemana sih?! Harusnya mereka tuh stay di UKS"
"Udahlah, mereka juga kan harus belajar bukan cuma jaga UKS" ucap zakiya tenang
"Ck!" untuk kesekian kalinya revan berdecak kesal.

Mau tidak mau, suka tidak suka, revan harus membantu zakiya.

Akhirnya revan menghela nafas panjang dan berjalan menuju lemari.
Revan membuka lemari itu, isinya penuh dengan obat-obatan dengan bau yang menyengat.
Revan mengambil minyak gosok untuk kaki zakiya.

ZakiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang