Prologue

207 19 13
                                    

"Kita putus!" kata-kata dari mulut orang yang dicintainya itu terus terdengar seperti kaset rusak di telinga Zakiya. Saat ini Zakiya sedang duduk didepan jendela kamarnya sambil menangis. 2 tahun yang lalu, Dimas mengakhiri hubungannya dengan Zakiya. Jujur saja saat ini Zakiya masih sangat mencintai pria tersebut. Sampai saat ini belum ada orang yang mampu merebut hatinya sekaligus mengobati sakit dihatinya.

"Dasar cewek gak laku! Cowok bangsat aja dipikirin." Cibir Kyra- membuyarkan lamunan kakaknya.
Zakiya menoleh ke arah Kyra, menatapnya dengan tatapan dingin.
"Apa lagi sih yang bisa lu harapin dari si Dimas Dimas itu?" kata Kyra dingin
"Sekali lagi lo ngehina dimas awas aja lo!" kata Zakiya tidak kalah dingin serta tatapan tajam.

Kyra langsung melenggang pergi meninggalkan Zakiya yang membeku ditempat.

Kyra memang cerewet jika sudah kesal. Berbeda dengan Zakiya yang akan bersikap dingin jika sudah kesal dengan orang.

****

"Kyra, cepetan dong sayang, nanti telat loh" suara bariton sang ayah terdengar dengan jelas di telinga Zakiya. Zakiya menghela napasnya berat, lelah dengan sikap orang tuanya yang selalu pilih kasih.

"Tunggu bentar, yah" ucap Kyra pada ayahnya. Secepat kilat Kyra memakai sepatunya dan langsung menyampirkan tasnya ke pundak sebelah kanan.

"Ayah, aku ikut berangkat bersama kalian ya?" Pinta Zakiya.
"Ngapain sih pakai barengan segala? Biasanya juga naik bus." Sindir Kyra.

Sang ayah mengusap puncak kepala Kyra dengan sayang, lalu berkata "Zakiya, kamu naik bus saja, biar ayah bersama Kyra." Putus ayah.
"Baiklah kalau begitu, hati-hati di jalan" Ucap Zakiya memaksakan seulas senyuman.

Zakiya beranjak menuju halte bus dekat rumahnya.

Saat Zakiya menunggu bus, tiba-tiba ada seorang perempuan menghampirinya.

"Hai," sapa gadis itu.
Merasa familiar dengan suara itu, Zakiya mebgadahkan kepalanya untuk memastikan tebakannya benar.
"Eh Via, tumben Lo lewat sini?" Tanya Zakiya.
"Iya, gue sengaja lewat sini biar bisa berangkat bareng Lo." Jawab Via disertai cengiran yang membuat matanya menghilang.
"Duh, Lo emang sahabat gue yang paling cakep." Puji Zakiya.
"Dasar! Giliran ada perlunya aja muji." Cibir Via. Yang dicibir hanya menunjukan cengirannya yang khas.

Setelah itu mereka langsung masuk kedalam mobil milik Via yang dikendarai oleh supir keluarga Via.

                            ***

Tak terasa mereka sudah sampai di gerbang Dream gretell High school-salah satu SMA terfavorit di kota ini.

Via dan Zakiya segera keluar dari mobil dan langsung memasuki area sekolah.

"Aduh!" ucap Zakiya reflek saat tubuh mungilnya terjatuh karena ditabrak seseorang.
"Eh maaf," ucap orang itu tanpa membantu zakiya berdiri.

"Jangan maaf doang! Bantu gue berdiri dong" ujar Zakiya sarkastis.

Pria itu langsung menjulurkan tangannya dengan maksud ingin membantu Zakiya, dan dengan terpaksa Zakiya menerima bantuan tersebut.

"Lain kali jalan tuh hati-hati," kata zakiya dingin.

Tanpa mereka sadari, Kyra sedari tadi memperhatikan semua adegan tersebut dari kejauhan dengan rahang yang mengeras.
"Yuk Vi, kita ke kelas" ajak Zakiya.
Via yang sedari tadi terdiam, akhirnya menganggukkan kepalanya. 

Tanpa kata perpisahan, dua gadis itupun beranjak meninggalkan cowok tersebut.

"Dasar cewek aneh," gumam si cowok tanpa sadar.

ZakiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang