TIGA

92 15 6
                                    

Saat pertama kali aku melihat manik matamu, aku langsung jatuh hati padamu. Namun aku tahu kau takkan pernah jadi milikku karena kau tak mencintaiku sebagaimana aku mencintaimu.
*Kyra Nathresya Pratama*

****

"Assalamu'alaikum.. Zakiya!" ucap sekelompok remaja yang sedang berdiri di depan pintu sebuah rumah cukup besar. Sesekali mereka menekan bell dan mengucap salam, namun tidak ada jawaban dari si empunya rumah.
"Kayaknya ga ada orang deh" kata bryan menerka-nerka. Akhirnya mereka membalikkan badannya hendak kembali ke rumah masing-masing.
Namun baru tiga langkah mereka berjalan, terdengar suara decitan pintu yang dibuka seseorang. Mereka langsung membalikkan badannya kembali menghadap rumah tersebut.

Terlihat sosok wanita dengan rambut panjang yang dibiarkan tergerai. Wajahnya cantik, tubuh mungil, dan bola mata coklat keemasan. Mirip dengan zakiya.

"Maaf cari siapa ya?" tanya gadis itu
"Zakiyanya ada ky?" tanya via. Yup! Via dan angel memang mengenal gadis ini.
"Oh ada kak, masuk aja" ucapnya sopan seraya tersenyum tipis. Namun saat melihat sosok revan senyuman itu berubah menjadi lebih lebar.
Mereka memasuki rumah itu diikuti kyra-adik zakiya.

Mereka dipersilahkan duduk di sofa berwarna maroon.
Zakiya terlihat sedang menuruni anak tangga satu per satu. Zakiya mengenakan baru sehari-harinya, celana jeans di atas lutut dan kaos hitam polos.

"Woy lama banget lu" semprot angel
"Tau nih, aku tuh ga bisa nunggu lama kayak gini" tambah varel dengan tampang memelas dan suara yang terdengar sangat menjijikan
"Emang ini jam berapa sih? Lu nya aja kali pada kecepetan" balas zakiya tak mau kalah
"Udah cepet mulai!" ucap revan dingin.

"Bi, bibi" panggil zakiya
"Bibi lagi ke warung kak" karena bi tami-asisten rumah tangga di sini sedang tidak di rumah, jadi kyra yang menjawab.
"Tunggu ya guys gue ke belakang dulu" kata zakiya bangkit dari duduknya "kalian mau minum apa" lanjutnya.
"Es campur satu mba" kata via seraya mengangkat sebelah tangannya
"Ketoprak satu mpo jangan pake cabe" ujar bryan tak mau kalah.
"Lo pikir gue tukang ketoprak!" kata zakiya dengan tatapan tajamnya
"Apa aja lah zak" ucap varel
"Cemilannya jangan lupa ya mba" kata angel.

"Kyra, Cemilannya mana?" tanya zakiya dengan wajah datar
"Di kulkas" jawab kyra sambil menunjuk kulkas.
Kyra menghampiri zakiya yang tengah sibuk menyiapkan beberapa cemilan.
"Kak, cowok yang dari tadi diem aja namanya siapa sih?" tanya kyra antusias
"Kenapa emang?" tanya zakita tetap dengan wajah datarnya
"Ya ga-papa nanya doang kok" jawab kyra sambil senyum unjuk gigi
"Namanya Revano Baskara" kata zakiya sambil melangkah menuju ruang tamunya.

****

Kerja kelompok berlangsung dengan khidmat. Suasana hening menyelimuti rumah zakiya. Semuanya sibuk mengerjakan tugas masing-masing.
Tinggal zakiya seorang yang belum menyelesaikan tugasnya.
"Aarrgggh...." zakiya berteriak frustasi seraya mengusap wajahnya kasar.
"Kenapa sih zak?" tanya varel
"Gue ga bisa bikin bagian sininya" kata zakiya memajukan bibir bawahnya beberapa Centi
"Lah gue juga gabisa" kata bryan dan via serempak
"Gue juga" timpal angle dan varel
"Lu bisa ga van?" tanya zakiya pada revan yang dari tadi hanya berdiam diri tanpa mengeluarkan suara.
Revan melirik kearah tugas zakiya. Revan menyambar tugas zakiya dan mengerjakannya.

"Lo ngapain diem disitu?" tanya revan dingin. Zakiya hanya mengangkat sebelah alisnya tanda bahwa ia kebingungan.
"Sini deketan! Kalo lo jauh gitu gimana gue bisa ngajarinnya" kata revan dengan wajah datarnya. Ini adalah kalimat terpanjang yang keluar dari mulut revan. Mereka ber-3 terperangah mendengar ucapan revan-kecuali varel dan bryan.

Zakiya segera menggeser posisi duduknya menjadi lebih dekat dengan revan. Wajah mereka hanya terhalang berapa centi.
Zakiya melihat wajah tampan di sebelahnya.
Hidung mancung, bibir tipis berwarna merah muda yang terlihat segar, mata hitam yang berbinar, dan rambut kecoklatan yang acak-acakan membuat revan terlihat sangat tampan.
Tanpa disadari bibir zakiya membuat lengkungan yang sangat nampak jelas.

"Ngapain ngeliatin gue?" tanya revan dingin
"Hah? Umm eng...engga kok" kata zakiya sambil nyengir kuda untuk menutupi kegugupannya.

Ternyata ada seseorang yang memperhatikan mereka semua dalam diam. Tatapan kyra meredup saat melihat kakaknya bermesraan dengan revan.

****

Zakiya's POV

Kerja kelompok telah selesai. Sekarang pukul 07.15 PM, saatnya makan malam.

Aku menuruni anak tangga dengan langkah gontai. Aku duduk di sebelah kyra.

"Gimana sekolah kamu kyra?" tanya Jonathan sambil tetap memakan makanannya
Kyra mengalihkan pandangannya ke arah Jonathan "Seperti biasa pah" jawab kyra tersenyum tipis

"Kyra mau nambah ga?" tanya nadya
"Engga mah" lagi-lagi kyra menjawab sambil tersenyum tipis

"Kak gimana sekolahnya?" tanya nadya kepada anak sulungnya
"Tumben mamah nanyain sekolah aku, biasanya mamah nanyain kyra" jawabku tajam sambil tersenyum miring

"Aku ke kamar duluan" kata aku dingin sambil beranjak dari tempat itu.

Sesampainya di kamar aku langsung menutup pintu atau lebih tepatnya membanting pintu.

Aku berjalan menuju meja belajar hendak mencurahkan isi hatiku hari ini. Aku mengambil pena dan buku dairy bersampul silver. Pena miliku mulai menari diatas buku menimbulkan goresan-goresan yang indah.

Date: 11-10-2012
Kenapa hidupku tidak pernah bahagia?! Kenapa papah dan mamah lebih perhatian sama kyra? Apa belum cukup aku menderita karena penyakit ini?!

Aku meneteskan air mata saat mencurahkan isi hatiku.
Aku melipat kedua tanganku di atas meja dan menenggelamkan wajahku diatas lipatan. Aku tertidur pulas.

****

Kyra's POV

Sekarang pukul 10 malam dan aku belum tertidur. Aku terus terbayang wajah tampan kak revan. Senyumnya, dinginnya, matanya, rambutnya, ah aku suka semua yang ada pada diri kak revan.

Seketika sebuah ide melintas di benakku.

Aku segera beranjak dari kamarku menuju kamar kak zakiya.

Aku membuka pintu kamar kak zakiya perlahan. Saat aku melangkahkan kaki memasuki kamar ini. Kamar ini tidak pernah berubah dari dulu, tetap rapi dan bersih, tidak seperti kamarku. aku melihat kak zakiya tertidur di meja belajarnya.

"Yaah kak zakiyanya udah tidur" kataku kecewa.

Tapi bagai ada lampu bersinar terang di kepalaku.
"Ahah!" seruku seraya menjentikkan jari di udara.

Aku mendekat ke arah kak zakiya dan mengambil handphonenya. Aku membuka aplikasi line di handphone itu. Aku mencari kontak kak revan dan mencari tahu id linenya kakak cogan cowok ganteng itu.

Revanobaskara
Aku langsung meng-add id line kak revan. Dan..
BOOM!
Dewi fortuna sedang berpihak padaku. Kak revan langsung add back line aku.

Aku langsung meletakkan kembali handphone milik kak zakiya dan segera beranjak keluar dari kamar itu sebelum si empunya kamar terbangun.

ZakiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang