DUA

92 15 8
                                    

Disaat aku berusaha mengobati luka di hati, namun kau datang untuk memperparah luka itu. Disaat Lubang dihati yang mulai mengecil tapi kau datang untuk memperdalam lubang hatiku.
*Zakiya Callista Pratama*

****

"Dimas" gumam zakiya lirih, dia langsung melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju kamar angel. Sesampainya di kamar angel, tanpa basa basi zakiya langsung menyambar tasnya yang berada di samping via.
"Zak, mau kemana lu?" tanya via
"Mau pulang" jawab zakiya dengan senyum yang dipaksakan. Zakiya sudah tidak kuat menahan air matanya pun segera keluar dari kamar angel. Saat di lantai dasar rumah angel zakiya pura pura tidak melihat laki laki yang duduk sambil menunduk di sebelah angel. Angel yang melihat zakiya tergesa-gesa pun segera memanggilnya.

"Zak!" panggil angel. Zakiya yang mendengar suara sahabatnya itu pun langsung menengok ke arah angel. "Lu mau kemana sih? Buru-buru amat" kata angel. "Hmm...anuu...itu gue...gue ada urusan. Iya gue ada urusan" kata zakiya terbata-bata sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dimas mendengar suara yang tidak asing baginya pun langsung mengangkat kepalanya hingga ia dapat melihat si empunya suara tersebut.
"Zakiya" gumam dimas sangat pelan namun angel mampu mendengar gumaman dimas.
"Loh, kalian udah saling kenal?" tanya angel sambil menatap zakiya dan dimas bergantian.
"Umm anu ngel, zakiya ini temen aku waktu SMP" jawab dimas sambil memberi kode pada zakiya agar membenarkan perkataan dimas.
"I..iya ngel, kita temen waktu smp" jawab zakiya tergagap.
"Oh temen" ucap angel seraya mengangguk-anggukan kepalanya "kirain mantan" lanjut angel sambil tertawa sekencang kencangnya. Zakiya dan dimas yang mendengar ucapan angel langsung membeku ditempat.

Hening beberapa saat.

"Gue pamit pulang ya ngel, ada urusan" pamit zakiya memecah keheningan
"Oh ok deh, bye zakiya" kata angel dengan suara yang terdengar sangat menjijikan sambil memperagakan gerakan seperti mencium kearah zakiya, membuat zakiya merinding karna perbuatan sahabatnya itu.
"Jijik!" ujar zakiya. Zakiya langsung membalikkan badannya keluar dari rumah angel karna sudah tidak sanggup membendung air matanya.

*****

"Dari mana kamu zak?" tanya mama zakiya- Nadya Camelia Pratama dengan lembut.
"Rumah teman" jawab zakiya dingin. Zakiya yang di rumah berbanding terbalik 180° dari zakiya yang di sekolah. Zakiya yang di sekolah merupakan zakiya yang ramah, periang, dan banyak bicara, namun zakiya yang di rumah merupakan zakiya yang dingin, cuek, dan selalu mengurung diri di kamarnya. Dengan langkah gontai zakiya menaiki anak tangga di rumahnya menuju kamarnya.

Zakiya menutup pintunya dengan cara membantingnya hingga menimbulkan suara yang sangat keras. Zakiya duduk di balkon kamarnya sambil menenggelamkan wajahnya dilipatan lututnya. Zakiya menangis sejadi jadinya.

Zakiya bangkit dari duduknya, ia berjalan menuju meja belajarnya. Ia mengambil pena dan mengambil buku dairy berisikan keluh kesahnya selama ini. Pena miliknya mulai menari diatas buku itu.

Date: 09-10-2012
Ini adalah hari yang paling menyakitkan dalam hidupku. Dimana luka lama yang sedang dalam proses penyembuhan harus kembali menjadi luka baru di hatiku. Masa lalu yang ku pendam sangat dalam harus kembali terkuak. Apa belum cukup rasa sakit yang ku alami selama ini? Kenapa masalah demi masalah datang bertubi tubi? Sungguh aku ingin mengakhiri hidup ini, namun aku sadar mengakhiri hidup bukanlah satu satunya jalan keluar. I'm strong :)

ZakiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang