SATU

109 16 17
                                    

Aku terlihat berdiri tegak walau badai besar menerjang, hanya mereka yang rela membuang waktu hanya untuk menopangku agar aku tidak runtuh diterjang badai itu.
*Zakiya Callista Pratama*

****

"Zak, kantin kuy" ajak angel-sahabat zakiya
"Kuy lah" jawab zakiya. Mereka segera keluar dari kelas menuju Basecamp Dream Gretell high school. Yup! Kantin sudah seperti Basecamp bagi siswa-siswi Dream Gretell high school.

Sesampainya di kantin mereka langsung mengedarkan pandangannya menyapu isi kantin.

"Duduk situ aja ya?" tanya angel sambil menunjuk sebuah meja di bagian pojok kantin

"Yaudah" jawab zakiya setuju. Mereka pun langsung menuju ke meja yang ditunjuk angel, namun dari arah berlawanan revan-orang yang menabrak zakiya dan kawan kawannya langsung duduk di meja tersebut.

"Woy nyet! Ini meja gue!" kata zakiya saat mereka tiba di meja tersebut
"Ini meja lo? Mana kok ga ada namanya?" ujar varel sambil mengangkat sebelah alisnya
"Pokoknya gue sama angel duduk di sini! Lu cari tempat lain sana! Gak kreatif amat tempat orang direbut" kata zakiya tak mau kalah
"Udah rel, kita pindah aja yuk daripada ngeladenin nenek lampir" kata revan dengan wajah datarnya
"Lu ngomong apa barusan?" tanya zakiya dengan emosi yang sudah meluap-luap
"Gak" singkat, padat, dan jelas namun mampu membuat emosi zakiya semakin menjadi jadi. Revan, varel, dino, dan bryan pun langsung bangkit dari tempat duduknya meninggalkan zakiya dan angel terpaku ditempatnya.

"Sumpah demi apapun gue benci banget sama si revan, kok bisa-bisanya ya cewek sini pada bisa ya suka sama orang dingin, sombong, sok ganteng kayak gitu" kata zakiya menggebu-gebu
"Udah ah jangan bahas revan mulu, mending pesen makan sana" angel mengabaikan ucapan sahabatnya.

Zakiya langsung menghampiri gerobak mang ucup untuk memesan makanan.
"Mang, bakso 2 yang pedes ya" kata zakiya dengan senyum tipis di wajahnya
"Siap neng, tunggu ya" kata mang ucup. Saat zakiya membalikkan badannya, matanya langsung terbelalak saat melihat orang yang mengantri di belakangnya adalah revan.

"Astaga, dosa apa gue ketemu lu mulu" zakiya memutar bola matanya malas. Sedangkan revan hanya memasang tampang datarnya.
"Gak boleh gitu loh zak, nanti lu terpesona sama revan baru tau rasa" kata dino
"Ck! Gue? Suka sama nih anak curut? Najisun amit-amit deh! Gue gak bakalan suka sama anak curut!" cibir zakiya
"Liat aja nanti, lu bakal terpesona sana revan zak" gumam dino.

****

Kring....kring...kring.....
Bel masuk berbunyi. Saat ini kelas zakiya mendapat giliran mata pelajaran Fisika. Semua murid kelas XII IPA-1 sudah berada dalam kelas kecuali ketua kelas atau yang sering mereka panggil dengan sebutan KM, mereka semua takut pada guru Fisika yang terkenal killer. Derap kaki terdengar menandakan ada seseorang yang berjalan menuju kedalam kelas, hal itu membuat jantung murid dalam kelas tersebut berdegub kencang.

"Selamat pagi anak-anak" sapa seseorang dengan suara baritonnya
"Woy, anjir lu ri! Gua kira pak Jaka" teriak varel. Yap! Orang yang barusan masuk adalah ari-sang KM.

"Goblok! Ga lucu nyet" teriak Gita dengan suara nyaringnya.
"Maaf deh, lagian pada tegang amat sih" kata ari sambil terkekeh "tenang guys, sekarang kelas free karna pak jaka lagi sakit" lanjutnya.
"Yeayyy semoga sakitnya parah terus kita ganti guru yang baik" kata angel mendoakan guru tersebut
"Amiiiin" jawab seluruh murid kompak bagaikan paduan suara
"Anjir lu pada doanya" giliran zakiya yang angkat suara
"Yaelah zak, kayak lu gak mau aja" kata bella. Zakiya hanya terkekeh mendengar ucapan bella barusan.

"Jangan seneng dulu! Kita dapet tugas kelompok nih" ari memberikan catatan nama kelompok pada nisa sekertaris kelas. Dengan cepat nisa menyalin catatan tersebut di papan tulis. Saat zakiya melihat isi catatan tersebut matanya langsung terbelalak seperti orang yang melihat hantu disiang hari.

ZakiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang