Cinta dapat tumbuh karena terbiasa, dan cinta dapat menghilang karena terbiasa jua.
****
Hari ini Revan, Bryan, Varel, dan Dino a.k.a cogan kurbel sedang berkumpul di apartemen Revan.
"Din, kok lo bisa jadian sama si Angel sih?" tanya Bryan membuka pembicaraan.
"Tau nih anak, gercep juga ternyata," sahut Varel terkekeh.
"Ya bisa dong, emangnya cewek mana sih yang bisa nolak abang Dino cowok paling tampan sejagat raya ini?" sahut Dino dengan tingkat percaya diri yang melampaui batas manusia normal.
"Eh Van, ngomong-ngomong kita ga dikasih jamuan nih?" tanya Bryan pada Revan tanpa mengindahkan ucapan Dino.
"Tau nih, kita kan tamu jauh masa gak disambut sih," sahut Dino cemberut, "sakit hati dedek mas."
"Lo lebih cocok disambit bukan disambut," cibir Bryan.
Daripada mendengar ocehan para sahabatnya, Revan lebih memilih keluar dari kamar menuju dapur untuk mengambil snack juga minuman.
Revan mengambil 4 coke dan snack di plastik. Revan berjalan menuju kamarnya. Saat membuka pintu, ia mendapati kamarnya kosong. Revan melangkah memasuki kamar, ia menemukan para sahabatnya tengah berdiri di balkon.
Revan menaruh coke dan snack di nakas, lalu berjalan menghampiri sahabatnya.
"Iya, anjir banget gak sih masa gua ditembak kayak begitu," ucap seorang perempuan dari balkon kamar sebelah.
"Tapi kamu ngefly kan? Ngaku aja deh," sahut Dino genit.
Ternyata balkon kamar sebelah terdapat tiga wanita cantik yang tengah tertawa.
"Eh, itu dia tuan rumahnya baru nongol," celetuk Bryan seraya menunjuk Revan dengan dagunya.
Revan hanya memasang muka tembok andalannya.
"Eh Ngel, tadi katanya lo mau ke mall? Jadi gak nih?" tanya Via.
"Oh iya, lupa," sahut Angel sambil terkekeh.
"Guys, kita berangkat dulu ya, bye jombs kurbel," ucap Zakiya seraya melambaikan tangannya.
"Eh, gue gak jombs ya! Gue punya pacar!" tegas Dino.
"Emang siapa pacar lo, hm?" tantang Angel.
"Bidadari dari surga," jawab Dino dengan mengerlingkan matanya, genit.
Angel, Via, dan Zakiya hanya menatap Dino datar, lalu segera beranjak menuju mall.
Revan, Bryan, Varel, dan Dino kembali memasuki kamar. Mereka duduk di atas karpet tebal depan televisi.
"Main ToD kuy!" cetus Varel.
"Ayok!" sahut Bryan dan Dino serentak.
"Males," balas Revan.
"Maaf ya mas, tiga banding satu, lo kalah," balas Bryan tak mau kalah.
Revan hanya mendengus dan memutar bola matanya malas.Varel bangkit menghampiri tas milik Revan lalu mengambil sebuah pena. Mereka duduk membentuk lingkaran lalu meletakkan pena di tengah dan memutarnya.
Pena berhenti memutar dengan ujung menunjuk ke arah Varel.
"Truth or dare, babe?" tanya Dino dengan suara dibuat seperti perempuan.
"Truth aja lah," jawab Varel cengengesan.
"Penakut," cibir Revan.
"Gue aja ya yang ngasih pertanyaan," izin Bryan, "Ok, jadi berapa kali lo selingkuh selama ini?" tanya Bryan.
"Anjir, sumpah pertanyaan lo sangat menyayat hati mas,"
"Gue lupa sih udah berapa kali selingkuh, yang gue inget sih lima kali," jawab Varel santai.
"Anjir, kapan kapan ajarin gue bisa kali, Rel," sahut Bryan sambil menaik turunkan alisnya.
"Lo mau nyelingkuhin siapa yan? Lo kan jomblo" cibir Dino.
"Nistai saja dedek mas,"
"Lanjut," ucap Bryan tanpa mengindahkan ucapan Dino.
Varel langsung memutar pena, dan benda itu berhenti mengarah ke arah Dino."Truth or Dare?"
"Dare dong, abang Dino kan pria pemberani," jawab Dino percaya diri.
Seringaian terlukis jelas di wajah tampan Varel."Lo harus nyanyi dangdut di lapangan pakai mic, dan lagu itu lo persembahkan untuk Angel," Varel tersenyum kemenangan melihat wajah Dino yang mulai pucat.
"Kenapa Din? Lo takut, hm?" Bryan tersenyum meremehkan ke arah Dino.
"Si...siapa bilang? Gue....gue berani kok," jawab Dino gugup.
"Ok, lanjut,"
Pena kembali berputar dan berhenti di Revan.
"Truth or Dare?"
"Dare," jawab Revan malas.
Revan memang tipe lelaki yang enggan membuka aib, ataupun masa lalu.Seringaian tampak jelas di wajah ketiga sahabatnya.
"Lo harus bisa antar jemput Zakiya ke sekolah selama satu minggu,"
"Zakiya?" tanya Revan heran.
"Iya, atau lo mau dapet hukuman memalukan kayak Dino?" tantang Varel.
"Kenapa harus Zakiya?" tanya Revan lagi.
"Terus lo maunya siapa? Angel? Dia punya gue! Atau lo mau Via? Gak kasihan apa sama Bryan?" cerocos Dino.
Mau tidak mau, suka tidak suka, Revan harus menerima tantangan itu.
Ketiga sahabatnya tersenyum kemenangan lalu ber high-five.
"Terakhir lo, Truth or dare?" tanya Varel menunjuk Bryan.
"Berhubung gue pemberani, gue milih dare," jawab Bryan lantang.
"Gue tantang lo nembak Via, besok di lapangan pakai daster emak-emak!"
"Anjir masa besok sih? Kapan-kapan aja deh ya," rayu Bryan.
"Sekali besok tetap besok!" sahut Varel tegas.
Dan akhirnya Bryan mengalah untuk melakukan dare dari sahabatnya itu. Bryan memang suka dengan Via, tapi dia tidak pernah berani mengungkapkan perasaannya. Dan semoga dare dari sahabatnya ini mampu memberanikan Bryan untuk mengungkapkan perasaannya pada Via.****
Holaa gue balik lagi :v sekarang gue udah jadi nak SMA hoho :v ga ada yang mau ngucapin selamat? Yaudah kalo ga ada :(
Vote and comen terus ya 💕
Follow : snurhalisahh
KAMU SEDANG MEMBACA
Zakiya
Teen FictionPutus cinta dan konflik keluarga sudah cukup untuk membuat gadis cantik nan kuat bernama Zakiya terpuruk. Namun semua itu mampu Zakiya tutupi dari semua orang. Tapi tidak dengan Revan, cowok tampan bak cenayang itu selalu tahu apapun tentang Zakiya.