enam

1.1K 48 5
                                    

-Maafkan aku yang sudah lancang mengagumimu, kemudian mencintaimu, hingga akhirnya menginginkanmu-

Kini kedua remaja tersebut telah sampai di cafe delima. Semakin hari nia dan akbar kian mendekat.

"Yang lain mana?" tanya nia setelah masuk ke dalam cafe

"Yang lain siapa?" akbar balik bertanya

"Temen-temen lo, masa kita cuma berdua?"

"Emang" jawab akbar singkat "lo tunggu sini ya, gue pesenin dulu" lanjut akbar lalu ia beranjak dari kursi untuk memesan

"Silahkan makan, gratis kok ni bukan utang" kata akbar setelah meletakkan nampan di meja. Nia hanya menatap akbar tajam sedangkan akbar terkekeh.

Sikap lo yang lucu ini, bisa buat gue nyaman -batin akbar sambil menatap nia yang sedang makan

"Eh bar, sorry ya gak bisa ngado" kata Nia setelah menelan makanan yang ada di mulutnya

"No problem"

Nia dan akbar terus memakan makanan mereka sambil sesekali mereka bercakap, bercanda, dan bercerita. Hingga semua makanan habis tak tersisa.

"Hmm bar, kok lo kadang bawa motor kadang gak sih?" Nia memulai pembicaraan setelah aktivitas makan telah selesai.

"Kenapa? Lo pengen nunggu jemputan bareng gue ya?" akbar menggoda Nia.

"ih apaan sih, yaudah pulang yuk" Nia yang bingung mau menjawab apa akhirnya ia memutuskan untuk pulang.

"Enak yaa, makan terus pulang" ledek akbar

"Terus lo maunya apa?" tanya nia datar

"Jalan-jalan dulu" kata akbar "eh tapi udah malem gak jadi deh, kapan-kapan aja lah ya" lanjutnya

"Repot banget sih lo, bar" nia tersenyum. Setelah itu mereka berdiri dan berjalan menuju parkiran.

Nia dan akbar masuk ke dalam mobil dan langsung akbar menancap gas.

Hingga sampai di depan rumah putih tak lain adalah rumah Nia -ralat rumah orang tua Nia.

Nia membuka pintu mobil Akbar hendak turun dari mobil tapi lengannnya di tahan oleh akbar.

Nia menatap lengannya yang sedang ada di genggaman akbar lalu menatap akbar "Kenapa?"

Akbar tersenyum sambil mengeluarkan gantungan kunci berwarna pink yang berukuran 3 jari orang dewasa dari saku celananya "Nih ambil aja sebagai bonus pajak ulang tahun dan bilangin maaf sama mama papamu kalau aku bawah pulang anaknya sampai malam"

Aku menerima gantungan kunci tersebut lalu mengucapkan terimakasih dan keluar dari mobil akbar.

Dan sampai Nia tidak kelihatan di mata Akbar, barulah akbar pergi meninggalkan rumah itu.

Entahlah melihat Nia dari belakang saja tidak pernah membuat akbar bosan.

***

"Ni lo dimana? Kerja kelompoknya udah mau dimulai" kata dila dari seberang telfon

"Ntar lagi nyampai, sabar dikit napa buk" balas Nia

Kak awan terus mengendarai sepeda motornya mengantarkan Nia kerja kelompok ke rumah dila. Betapa beruntungnya Nia punya kakak seperti kak awan yang slalu setia mengantar jemput kemana pun Nia mau. Hingga tibalah kak awan dan nia di rumah berpagar orange yang tak lain adalah rumah dila.

"Assalamualaikum" kataku mengucapkan salam

"Walaikumsalam" dila membuka pagar rumahnya. Nia pun memasuki pagar sedangkan dila menutup kembali pagar itu kemudian berjalan memasuki rumahnya dan nia mengekor dibelakang.

-Because I Love You- [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang