1- Matahari bernyawa

13K 466 19
                                    

Naruto Canon fanfiction part 1 - Matahari Bernyawa.

Naruto ©Masashi Kishimoto.
Love In The Dark ©Nadia Aulia safitri.


~Seluruh nama tokoh adalah 'Pinjaman',
Namun Plot murni milik saya.
(Setelah perang dunia ninja keempat) ⚠Warning!, Typo dimana mana, abal abal, gaje, absurd, gak nyambung dan sebagainya.

°Story pertama saya dengan Pair NaruHina, kritik dan saran sangat saya perlukan di LITD guna memperbaiki tulisan absurd ini, tegur saja apabila barang kali saya salah menulis kosa kata jepang, wajar saja kan mengingat tak ada setitik pun darah orang bermata sipit itu ditubuh saya.

_______Happy reading_______

Tangan seputih salju yang telah memar itu tak henti henti menjyuuken Pohon malang yang menjadi sasaran kemaran dan sesal yang tengah dideritanya. Pandangannya mulai buram karna ia paksakan untuk mengAktifkan Byakuugan selama hampir lima jam ya itulah kurang lebih lamanya Gadis bermata bulan itu berlatih. Matahari kian meninggi namun Hinata tak menyurut semangatnya. Ia begitu ingin mengejar sang Mataharinya, secercah harapan yang Hinata miliki setelah gugurnya mendiang Neji.

Suatu hal yang Lumrah bila Hinata merasa kehadirannya Salah. Hinata lemah diberbagai bidang. Ia terlalu tukut untuk menyakiti sedangkan dirinya sendiri seorang shinobi, tak salah Tou - Samanya memilih Imoutonya Hyuga Hanabi untuk menjadi Heirs Hyuga mengingat Hinata tak menunjukan bakat lebihnya selama hidup didunia. Gadis bersurai indigo itu sering dirundung sesal begitu banyak pertanyaan Kenapa? Yang ingin Ia ajukan Pada Kaa - Sama dan Nii - san nya yang rela mengorbankan naywa untuk Gadis tak berguna seperti Hinata.

Tubuh mungil Hinata bergetar hebat, ia terduduk bersimpuh direrumputan rata dibawahnya. Kepala berbau Lavender itu tertunduk begitu dalam. Tanpa sadar doujutsu clan Hyuga Itu telah non - Aktif. Poni ratanya menutupi iris bulan yang tengah berbanjir air mata itu. Bahunya bergetar disertai isakan pilu dari seorang Hyuga Hinata.

Hinata gadis lemah lembut yang istimewa di 12rokie begitu tak kuasa melampiaskan marah serupa Sakura - San yang meninju apapun didekatnya, Atau pergi kebar dan makan Yakiniku semacam Ino Yamanaka. Hinata hanya bisa menangis meratap nasib yang begitu buruk memberondongnya.
Menekuk lutut dipojokan kamar dimension Hyuga dengan menggenggam poto Neji dan Hikari. Enam bulan telah berlalu tidam setitik pun sesal berkurang dihatinya, begitu terekam diotaknya bagaimana Hyuga Neji meregang nyawa untuk melindunginnya. Tak ada perubahan yang berarti semacam teman temannya selain Hinata sudah mulai Frustasi karna sesal yang menggerogot hatinya.

Mungkin Akibat terlalu lelah dan fokus menangis membuat Putri sulung Hyuga Hiashi itu tak menyadari Pria pirang yang kerap disebutnya sang Matahari bernyawa itu tengah menatapnya begitu Iba dengan Shappir sebiru samudra Naruto Uzumaki, sang pahlawan dunia Shinobi. Kaki kaki kekarnya melangkah mendekatti Hinata yang bersimpuh sedih. Bibir tan kemerah merahannya terkatup rapat. Naruto merasa tak berguna sebagai teman. Ia melindungi dunia dengan kekuatannya namun begitu tak berdaya membuat Hinata menyudahi rasa sesal dihati gadis bermanik Bulan itu.

"Hinata... Daijoubu dasu ka?"

Hinata mengangkat kepalanya cepat, ia cukup kaget melihat Naruto berdiri disampingnya dengan sorot kekhawatiran yang kentara. "E-etto... Hn Daijoubu na" Hinata menunduk kembali, ia malu memperlihatkan Matanya yang sembab karna menangis. Naruto tersenyum simpul, Hinata gagap dan bersemu adalah hal lumrah baginya. Lalu pria itu tersenyum begitu lebar sehingga gigi rapi nan putihnya terekspos keseluruhan.

Naruto memiliki pesona tersendiri bagi Hinata, pipi seputih susu itu merona hebat dibuatnya matahari yang begitu pas berada dibelakang kepala pirang itu semakin membuat Hinata melayang terlebih cengiran yang menyerupa Matahari itu.

Kelopak seputih kapas Hinata mengerjab dua kali, pipinya semakin bersemu melihat tangan besar berwarna tan Naruto terjulur didepan wajah rupawan Hinata. Gadis pemalu itu tersenyum lembut, perlahan ia tumpu tangan Naruto dan kini kedua tangan berbeda warna itu saling menggenggam satu sama lain.

Tangan mu masih besar dan nyaman, ne... Naruto - kun.

"A-ano Hinata... Ntah kenapa aku merasa senang hari ini. Hhmm E-etto ba-bagaimana kita makan diIchiraku ramen?. Tenang saja aku yang bayar!" Naruto Berharap banyak pada Hinata. Susah payah Naruto menyusun kata, ia tersenyum simpul melihat bekas air mata dipipi gembil Hinata. Tangan kanan buatanNya yang berbalut perban putih karna sel Hashirama menyapu pipi Hinata yang telah berdiri disampingnya. "Jangan menangis, kau terlihat jelek Hinata" Sederhana, namun dampaknya luar biasa untuk Hinata. Jantung begitu cepat memompa, kakinya bergetar saking senangnya.

Gadis itu hanya mampu berdehem ringan. Bibirnya terasa kelu untuk berkata. Tubuh tegap Naruto begitu sempurna saat berdampingan dengan sang surya. Ia tersenyum lembut kala sadar dirinya tengah berjalan bersama dengan sang pahlawan desa. "Kau Matahariku, Naruto - kun" pelan memang tapi Naruto masih bisa mendengarnya Pipi tannya bersemu merah kala Kurama tertawa terbahak didalam perutnya.

"Apa kau berbicara sesuatu Hinata?"

"Hhnn, tak ada Naruto - kun"

Naruto tersenyum Simpul menanggapi. "Hinata kita ini kan teman jangan sungkan sungkan berbicara padaku yaa. Anggap saja aku ini kakakmu, nee Hinata" Hinata menunduk sedih. Hatinya mencolos akan Ucapan anti - Filter Naruto, begitu tak kuasa hati rapuhnya dibentengi dari ucapan menyakitkan Sipirang. Hinata sadar iris bulannya kembali memanas. Hanya Hitungan detik lahar panas kembali menganak sungai dipipinya.

Teman?, Kakak?.

Ntah kenapa Hinata selalu diberi harapan palsu oleh Naruto. Ah sebenarnya apa yang Hinata harapkan dari Pria baka semacam Naruto - Kun?. Naruto hanya bisa melindungi desa dan dunia dengan cakra tak terbatasnya, tak ada harapan untuk melihat Naruto memperlakukan Hinata bak Sakura - san, Cinta pertama sipirang.

"Ara?"

Naruto dibuat kelimpungan melihat Hinata melepas genggaman mereka dan berlari begitu cepat menjauhinya. Surai indigo gadis itu bergoyang kesana kemari karna tubuh mungil Sang pemilik berlari tak beraturan. Pria tan itu menggaruk belakang kepalanya bingung. Naruto Lahir dengan otak tumpul jadi jangan heran ia tak bisa membaca situasi yang tengah dialaminya.

"Baka Bocah!" kurama dibuat geram sendiri oleh kebodohan Naruto.

Bahkan musang pun tahu Apa arti menjauhnya Gadis Bermata Bulan itu.

*****

~Akhirnyaaa, udh lama bgt nih nangkring diwp gk brani dipub. Dan ntah dapat kekuatan bulan dari mana gw brani kluar dari zona nyaman. Gw gk maksa buat para reader Khusus April buat baca. Karna gw paham betul sama orang orang yang mau baca cerita tpi tokohnya lain. Hahaaha gw sering bgt ngalamin... Fyi aj sihh Gw suka naruto bhkan seblum gw tahu siapa April. Sekitr gw kls 3 sd. Gw udh kepincut sama Naruto.

Eh kok jdi cerita yee??

~Banjarmasin, kalimantan selatan.
29/6/17.
Nanad ❤❤

Love in the DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang